Jepang Berpacu dengan Waktu Cari 222 Warga Hilang Akibat Gempa
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fcdn.medcom.id%2Fdynamic%2Fcontent%2F2024%2F01%2F05%2F1646197%2FhkBg16q9Wf.jpg%3Fw%3D480)
Tokyo: Tim penyelamat Jepang masih mencari 222 orang yang hilang, empat hari setelah gempa bumi mengguncang Prefektur Ishikawa. Sementara itu, jumlah korban tewas mendekati 100 orang.
Tim penyelamat berhasil menyelamatkan dua perempuan lanjut usia dari reruntuhan pada Kamis kemarin. Namun, harapan menemukan korban selamat lainnya memudar karena ada perkiraan turun salju dalam beberapa hari mendatang.
Ribuan penyelamat dari seluruh Jepang telah berjuang melawan gempa susulan dan jalan-jalan yang dipenuhi lubang menganga dan sering terhalang oleh tanah longsor di wilayah tengah Ishikawa untuk menjangkau ratusan orang di komunitas yang terdampar.
Penyelamatan kedua wanita lanjut usia itu berkat bantuan anjing pelacak.
Kota pelabuhan Wajima di Semenanjung Noto adalah salah satu kota yang paling parah terkena dampaknya. Bau jelaga yang menyengat masih di udara dan gumpalan asap samar terlihat dari kebakaran besar yang menghancurkan ratusan bangunan pada hari pertama.
“Saya sedang bersantai di Tahun Baru ketika gempa terjadi. Kerabat saya semua ada di sana dan kami bersenang-senang,” kata Hiroyuki Hamatani (53), kepada AFP, Jumat, 5 Januari 2024.
“Rumah itu sendiri masih berdiri tapi sekarang sudah jauh dari layak huni. Saya tidak punya ruang dalam pikiran saya untuk memikirkan masa depan,” katanya.
Pihak berwenang mengatakan, 222 orang masih belum ditemukan, turun dari jumlah sebelumnya sebanyak 242 orang, termasuk 121 orang di Wajima dan 82 orang di Suzu.
Jumlah korban tewas bertambah menjadi 94 dari 92, dengan 464 orang terluka.
"Korban tewas termasuk seorang anak sekolah menengah pertama yang sedang mengunjungi keluarganya," kata laporan tim penyelamat.
Sekitar 30.000 rumah tangga tidak mendapat aliran listrik di wilayah Ishikawa, dan 89.800 rumah di sana dan di dua wilayah tetangga tidak memiliki air.
Ratusan orang berada di tempat penampungan pemerintah.
Jepang mengalami ratusan gempa bumi setiap tahun dan sebagian besar tidak menyebabkan kerusakan, dengan peraturan bangunan yang ketat yang diterapkan selama lebih dari empat dekade.
Gempa bumi telah melanda wilayah Noto dengan kekuatan dan frekuensi yang semakin meningkat selama lima tahun terakhir.
Negara ini dihantui oleh gempa bawah laut berkekuatan 9,0 magnitudo pada 2011, yang memicu tsunami yang menyebabkan sekitar 18.500 orang tewas atau hilang.
Bencana ini juga membanjiri pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, menyebabkan salah satu bencana nuklir terburuk dalam sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar