Pilihan

Kecam Keputusan Serang Yaman, Trump: Biden Presiden Terburuk dalam Sejarah AS - inews

 Kecam Keputusan Serang Yaman, Trump: Biden Presiden Terburuk dalam Sejarah AS

Anton Suhartono

Kecam Keputusan Serang Yaman, Trump: Biden Presiden Terburuk dalam Sejarah AS Donald Trump mengecam Presiden AS Joe Biden Biden karena menyerang kelompok Houthi di Yaman (Foto: Reuters)

WASHINGTON, iNews.id - Donald Trump mengecam Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden Biden karena menyerang kelompok Houthi di Yaman. Dia juga mempertanyakan Menteri Pertahanan Lloyd Austin yang memimpin serangan tersebut dari ranjang rumah sakit.

"Kita menjatuhkan bom di seluruh Timur Tengah, lagi (saat saya mengalahkan ISIS), dan Menteri Pertahanan kita, yang hilang selama 5 hari, menjalankan perang dari laptopnya di kamar rumah sakit," kata Trump, dalam pernyataan di media sosial.

Baca Juga

Yaman Digempur, Houthi: Semua Target AS dan Inggris Sah untuk Diserang

Trump kemudian menyinggung Biden yang pemerintahannya telah gagal dalam misi di Afghanistan dengan menarik pasukan pada Agustus 2021 lalu. Menurut dia, AS sudah dipermalukan dengan keluar dari Afghanistan begitu saja. Apalagi tak ada seorang pun yang dimintai pertanggungjawaban setelah itu.

"Ingat, ini adalah geng yang sama yang “menyerah” di Afghanistan, di mana tidak ada seorang pun yang dimintai pertanggungjawaban atau dipecat. Itu adalah momen paling memalukan dalam sejarah Amerika Serikat," tuturnya.

Baca Juga

AS dan Inggris Serang Yaman, WNI Masih Aman

Lebih lanjut Trump menyinggung kebijakan imigrasi di perbatasan AS dengan Meksiko. Dia menilai masalah ini lebih utama untuk diatasi pemerintahan Biden ketimbang perang di Timur Tengah. 

Bahkan, Trump menyebut Biden sebagai presiden terburuk dalam sejarah AS.

Baca Juga

Italia Tolak Ambil Bagian dalam Serangan AS-Inggris ke Yaman

"Sekarang kita mengalami perang di Ukraina, Israel, dan Yaman, tapi tidak ada “perang” di perbatasan selatan. Oh, itu sangat masuk akal. Joe Biden yang jahat adalah presiden terburuk dalam sejarah Amerika Serikat,” kata Trump, seperti dilaporkan Sputnik, Sabtu (13/1/2024).

Menteri Pertahanan Lloyd Austin dirawat di rumah sakit sejak awal Januari akibat infeksi setelah menjalani operasi kanker prostat. Namun Departemen Pertahanan (Pentagon) tak memberikan kabar itu ke Gedung Putih sehingga Biden baru mengetahui setelah kabar ini menjadi perhatian media massa.

Austin seharusnya hadir saat AS membuat keputusan terkait konflil Israel-Palestina, perang Ukraina, terlebih serangan AS dibantu Inggris ke Yaman.

Kondisi itu memicu desakan di Kongres, termasuk dari Partai Demokrat, agar Austin mengundukan diri.

AS dan Inggris melancarkan serangan udara terhadap posisi Houthi. Angkatan Udara AS menyebut ada 60 target di 16 lokasi yang menjadi target serangan.

Beberap negara mengecam keras serangan tersebut, termasuk Rusia. Disebutkan serangan udara ke Yaman ilakukan tanpa adanya mandat dari PBB. Rusia juga menyebut serangan itu memicu ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan global.

Editor : Anton Suhartono

Follow Berita iNews di Google News

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek