Pilihan

MbZ Ogah Bantu Israel Bayar Gaji WN Palestina: Minta Saja ke Zelensky - CNN Indonesia

 

MbZ Ogah Bantu Israel Bayar Gaji WN Palestina: Minta Saja ke Zelensky

CNN Indonesia
Selasa, 09 Jan 2024 10:15 WIB
Presiden UEA Mohammed bin Zayed (MbZ) menolak permintaan Israel membayar tunjangan pengangguran bagi pekerja Palestina imbas agresi di Gaza.
Presiden UEA Mohammed bin Zayed (MbZ) menolak permintaan PM Israel Benjamin Netanyahu membayar tunjangan pengangguran pekerja Palestina imbas agresi di Gaza. (Foto: AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Zayed (MbZ) menolak permintaan Israel untuk membayar "tunjangan pengangguran" bagi pekerja Palestina lantaran tak dapat kembali bekerja di negara Zionis itu imbas agresi di Jalur Gaza.

Menurut sumber pejabat Israel dan UEA, permintaan uang itu diutarakan langsung Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kepada MbZ. MbZ disebut menolak permintaan Netanyahu dengan pernyataan sarkasme.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Minta saja uang kepada Zelensky," kata MBZ, menurut beberapa sumber yang mengetahui percakapan tersebut, seperti dikutip situs berita Axios, Senin (8/1).

MbZ bicara demikian diduga karena Zelensky menerima banyak bantuan dari sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, buntut perangnya dengan Rusia sejak Februari 2022 lalu. Selain itu, Ukraina selama ini menggaungkan dukungannya terhadap Israel.

Sementara itu, penolakan MbZ ini juga dinilai menegaskan kembali posisi banyak negara Arab yang enggan menanggung biaya untuk pembangunan kembali Gaza yang hancur imbas agresi Israel selama tiga bulan terakhir.

"Gagasan bahwa negara-negara Arab akan datang untuk membangun kembali dan membayar tagihan atas apa yang terjadi saat ini hanyalah angan-angan saja," kata seorang pejabat Emirat kepada Axios.

Sejak perang Israel-Hamas pecah, pemerintah Israel memberlakukan larangan bagi warga Palestina di Tepi Barat masuk ke wilayahnya karena alasan keamanan.

Dengan penutupan ini, lebih dari 100 ribu warga Palestina yang bekerja di Israel pun tidak bisa memasuki wilayah itu.

Kondisi ekonomi Palestina yang memburuk serta meningkatnya angka pengangguran imbas perang telah meningkatkan kekhawatiran di kalangan lembaga keamanan Israel dan pemerintahan Amerika Serikat bahwa kondisi itu bisa menyebabkan peningkatan kekerasan di Tepi Barat.

Situasi ini diperparah dengan Kementerian keuangan Israel yang terus menolak permintaan Kementerian Pertahanan guna mengizinkan sejumlah pekerja Palestina masuk ke Israel.

Karenanya, Netanyahu pun mencoba merayu negara lain untuk membayar tunjangan pengangguran para pekerja Palestina yang belum bisa bekerja lagi di Israel.

Mulanya, MbZ disebut siap membantu saat Netanyahu meminta bantuan sehubungan dengan Palestina.

Namun ketika Netanyahu dengan gamblang meminta bantuan uang untuk menggaji pekerja Palestina, MbZ langsung menolak mentah-mentah permintaan tersebut. 

Menurut sumber, MbZ tidak percaya bahwa Netanyahu meminta uang untuk masalah yang dia timbulkan sendiri.

Sejauh ini Kantor Perdana Menteri Israel menolak berkomentar terkait laporan ini.

Pilihan Redaksi

Meski agresi militer terus berlangsung, Israel memang dilaporkan terus tertekan secara ekonomi. Ongkos perang yang tak sedikit hingga jaminan keamanan warga pasca serangan Hamas 7 Oktober lalu turut memicu pergolakan politik dalam negeri negara Zionis tersebut.

Terlepas dari tekanan itu, Israel bersumpah tetap akan melancarkan agresi brutalnya ke Jalur Gaza bahkan hingga sepanjang 2024 sampai Hamas benar-benar musnah.

Per Selasa (9/1), korban tewas akibat agresi brutal Israel di Gaza sejak 7 Oktober lalu telah mencapai 23.084 orang atau satu persen dari total populasi warga Palestina di wilayah itu sebelum serangan berlangsung.

(blq/rds)

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek