OPM Ajak TNI Perang Terbuka di Papua : Kalau Lewat Darat, Kami Siap Melayani Kalian! | Nasional - Okezone
OPM Ajak TNI Perang Terbuka di Papua : Kalau Lewat Darat, Kami Siap Melayani Kalian! | Nasional - Okezone
JAYAPURA - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengajak perang terbuka dengan TNI. Mereka ingin perang dilakukan di darat, dan TNI tak melakukan pengeboman udara dengan pesawat temput.
Hal itu disampaikan dalam siaran pers dari Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM. Dalam keterangan yang dikirim ke media tersebut, mereka juga merilis video terkait kondisi pilot Susi Air asal Selandia Baru, Philip Mark Mehrtens yang telah disandera selama lebih dari setahun.
Dalam video itu, mereka memuat kesaksian Philip tentang pemboman yang telah dan sedang lakukan oleh pasukan keamanan Indonesia di wilayah Ndugama.
Siaran pers yang diteruskan oleh Jubir Komnas TPNPB Sebby Samboom kepada wartawan tersebut memuat pertanyaan sikap Panglima Kodap III Ndugama-Derakma, Brigjen Egianus Kogeya bersama Komandan Operasi serta seluruh prajurit Kodap III Ndugama-derakma.
“Kami sudah menentukan wilayah perang sejak tahun 2017, bahwa daerah perang dari Jalan Trans Wamena -Nduga sampai Mumugu atau Batas Batu. Namun hari ini, Indonesia melanggar itu dengan mengembom daerah-daerah penggungsi atau warga yang masih tinggal,” kata Egianus dalam siaran pers diterima MNC Portal Indonesia.
“Kami sudah sampaikan daerah Kwiyawagi sampai Geselema, Yuguru dan sekitarnya itu daerah pengungsi.”
Pemerintah Indonesia diminta setop menggunakan pemboman dengan, helikopter, pesawat tanpa awak, dan kamera drown.
“Karena tindakan yang dilakukan negara Indonesia melalui TNI-Polri terhadap kami sangat tidak seimbang. Apa lagi menyerang dengan menurunkan bom bazoka, mortir yang melepaskan tanpa memastikan baik antara kami TPNPB-OPM dan warga sipil,” sebut Egianus.
“Kalau lewat darat, kami siap melayani kalian. Berapa pun jumlah yang Jakarta kirim kami siap hadapi.”
Egianus melanjutkan bahwa “Isu yang Indonesia membangun melalui telepon, SSB dan lain-lain untuk mengusir masyarakat beberapa distrik yang ada, itu stop dan hentikan semua.”
Dia menuding bahwa pemerintah Indonesia dan Selandia Baru tak ada niat baik dalam negosiasi pembebasan pilot Susi Air, Phlip Mehrtens yang mereka sandera.
“Karena kami pikir Indonesia dan Selandia Baru, membuka diri negosiasi dengan kami TPNPB-OPM, namun kami melihat bahwa Indonesia dan Selandia baru tidak punya niat baik untuk selamatkan pilot yang kami sandera ini.”
Mereka mengancam akan membawa Philip Mehrtens terus dalam pertempuran bersama mereka dengan risiko mati.
“Maka pilot ini kami akan bawa keliling di medan perang sampai mati sama-sama dengan kami TPNPB-OPM kodap III Ndugama-Derakma.”
Beberapa waktu lalu, lanjut Egianus, pihaknya mengaku sengaja turun di tengah-tengah masyarakat dengan dijaga ketat oleh pasukan khusus sayap Kodap III Ndugama-derakma. “Dengan tujuan menunggu negosiasi tuntutan kami,” katanya.
“Namun pemerintah pusat atau Jakarta melakukan pemboman secara brutal melalui TNI-Polri, sehingga kami menggambil alih full terhadap pilot yang kami sandera ini bersama pasukan TPNPB-OPM Kodap III Ndugama-derakma.”
Dalam siaran pers tersebut, TPNPB-OPM memberi catatan khusus soal pembebasan pilot Philip Mehrtens.
“Kami tidak akan melepaskan pilot melalui siapapun, kecuali Jakarta dan Selandia Baru menjawab tuntutan kami TPNPB-OPM. Kami akan melepaskan pilot melalui negosiasi yang difasilitasi oleh pihak ketiga yaitu PBB.”