Terlama di Dunia, Kenapa Pencoblosan Pemilu India Sampai 6 Pekan?
Rabu, 24 Apr 2024 10:54 WIB
Jakarta, CNN Indonesia--
India tengah menggelar pemilu selama enam pekan, mulai dari 19 April hingga 4 Juni mendatang.
Ini menjadikan India sebagai negara yang menggelar pesta demokrasi terbesar dan terpanjang di Asia Selatan.
Sekitar dua ribu partai telah terdaftar sebagai peserta pesta demokrasi itu.
Hampir satu miliar pemilih akan berpartisipasi langsung dalam pemilu India yang dilaksanakan dengan beberapa fase.
Perdana Menteri petahana India Narendra Modi bersama partainya Bharatiya Janata Party (BJP) disebut akan maju kembali sebagai kandidat untuk ketiga kalinya.
Lantas, kenapa pemilu di India memakan waktu hingga enam bulan?
Pemilu di India dikabarkan memakan waktu hingga enam bulan dengan 7 fase pemilihan.
Melansir dari The Guardian, pemilu India terbagi dalam beberapa fase dan wilayah pemilihan beserta tenggat waktunya.
Fase pertama pada 19 April melibatkan 102 wilayah, termasuk wilayah kepulauan. Fase kedua pada 26 April, akan digelar di 89 wilayah.
Fase ketiga pada 7 Mei akan digelar di 94 wilayah termasuk daerah selatan India. Fase keempat pada 13 Mei, diadakan di 96 wilayah.
Kemudian pada fase kelima ada 49 daerah yang mengikuti pemilu pada 20 Mei, termasuk kota Mumbai. Fase keenam pada 25 Mei melibatkan wilayah padat penduduk, seperti Delhi.
Sedangkan fase terakhir yang akan berlangsung pada 1 Juni mencakup 57 wilayah sisanya.
Melibatkan banyak personel keamanan
Komisi Pemilihan Umum India, menurunkan sekitar 15 juta petugas pemungutan suara dan personel keamanan di berbagai daerah.
Belasan juta petugas pemungutan suara ini akan melayani 969 juta warga India yang terdaftar sebagai pemilih dalam pesta demokrasi tersebut.
Puluhan ribu pasukan keamanan federal hingga pasukan perbatasan juga dikerahkan bersama polisi negara bagian untuk mengawal pagelaran pemilu selama enam pekan lamanya.
Capai dua ribu partai peserta
India memiliki sekitar 2.660 partai politik yang terdaftar di KPU India (ECI).
Beberapa partai besar yang bersaing di pemilu tahun ini antara lain yakni Partai Bharatiya Janata (BJP), Kongres Nasional India, Partai Komunis India, Partai Bahujan Samaj, Partai Rakyat Nasional, dan Partai Aam Aadmi.
Partai kecil lain merupakan bentuk pecahan dari berbagai partai besar yang menaungi ideologinya masing-masing. Mulai dari sayap kiri, menengah, hingga sayap kanan.
Menurut ahli ilmu politik di Universitas California Berkeley, Pradeep Chhibber dan Rahul Varma mengatakan pada The Indian Express bahwa pembentukan partai politik tak lepas dari campur tangan pemerintah pusat.
Sebab, politikus India kerap menerapkan sistem hierarkis terstruktur dengan menggunakan suatu partai kecil sebagai batu loncatan untuk meningkatkan prospek kariernya.
"Oleh karena itu, politikus yang berkuasa akan lebih mudah membentuk partai baru untuk ikut serta dalam sebuah pemilu," ujar mereka, seperti dikutip dari The Indian Express.
Pemilu termahal
Menurut data yang dirilis oleh Al Jazeera, pemilu di India diperkirakan akan menjadi yang termahal di dunia. Sebab, pengeluaran dari partai politik dan kandidat untuk berkampanye bisa menelan biaya sekitar 1,2 triliun rupee atau Rp225 triliun.
Nominal tersebut mencapai dua kali lipat dari jumlah yang dikeluarkan pada pemilu India 2019 sebesar 600 miliar rupee atau Rp116 triliun.
Jumlah itu setara dengan pemilihan presiden dan kongres Amerika Serikat pada 2020 yang juga mencapai US$14,4 miliar.
(val/dna)
Komentar
Posting Komentar