BNPB Ungkap Jawa Mulai Masuk Musim Kemarau, Waspada Kekeringan - inews

 

BNPB Ungkap Jawa Mulai Masuk Musim Kemarau, Waspada Kekeringan

JAKARTA, iNews.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut Pulau Jawa mulai memasuki musim kemarau menjelang akhir Mei 2024. Warga diimbau mewaspadai potensi kekeringan.

“Jadi ini kita lihat Jawa sangat-sangat kering, cukup kering dan mungkin sudah mulai masuk kemarau. Jadi ini juga menjadi atensi untuk potensi kekeringan seperti pernah kita alami juga di tahun lalu,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing, dikutip Rabu (22/5/2024).

Aam, sapaan akrab Abdul Muhari, mengungkapkan wilayah Jawa tidak tertutup awan hujan sehingga relatif terbuka terhadap sinar matahari langsung. Selain Jawa, Bali dan Nusa Tenggara juga mengalami fenomena serupa.

“Kita lihat ini kita bisa lihat agak clear ya, mulai dari tanggal 14 sampai 19 Mei itu Jawa relatif kering ya, berarti terbuka, berarti tidak ada awan hujan yang ada di atas Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara,” kata Aam.  

Bahkan, kata Aam, hujan jarang turun di wilayah Jawa dalam dua minggu terakhir. “Makanya ini kita juga pasti merasakan tidak hanya satu minggu dari 14 sampai 19 Mei ya. Saya masih ingat di Disaster Briefing sebelumnya Jawa sangat kurang tersentuh atau disiram hujan, kalau dihitung dari sekarang sudah 2 minggu mungkin lebih,” tutur dia.

Aam juga mengatakan intensitas hujan yang rendah di Pulau Jawa sejalan dengan kejadian bencana yang berkurang cukup signifikan. “Untuk Jawa, kita menerima satu kejadian laporan kejadian tanah longsor di Sukabumi, tapi meskipun demikian secara umum Jawa cukup kering ya, Jawa Bali Nusa Tenggara,” kata dia.

Sementara itu, Aam melaporkan tutupan awan hujan saat ini tersebar di wilayah Sumatera, Kalimantan dan Papua. Dia mengatakan awan hujan cukup berkurang di wilayah Sumatera Barat dikarenakan sedang berlangsung Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk fase tanggap darurat bencana.

“Kemudian di sini kita lihat memang untuk tutupan hujan di Sumatera, Kalimantan dan Papua ya. Nah, kita lihat mulai dari 15 Mei untuk Sumatera Barat itu cukup berkurang awan hujannya, karena kita melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca untuk mendukung tanggap darurat di Sumatera Barat banjir karena kita perlu untuk mengurangi potensi bencana susulan,” tutur dia.

Copyright ©2024 iNews.id. All Rights Reserved

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya