Calon Haji Asal Madiun Meninggal Jelang Berangkat ke Tanah Suci, Sakit Gangguan Pencernaan - Liputan 6

 


Calon Haji Asal Madiun Meninggal Jelang Berangkat ke Tanah Suci, Sakit Gangguan Pencernaan

Calon Haji Asal Madiun Meninggal Jelang Berangkat ke Tanah Suci, Sakit Gangguan Pencernaan

Sastro Wiryo Kasan Rejo (78), jemaah haji kloter 16 asal Kabupaten Madiun wafat setelah dua hari dirawat di RS Haji. Sastro meninggal dikarenakan sakit gangguan pencernaan.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 29 Mei 2024, 09:02 WIB
Jemaah calon haji di Embarkasi Surabaya langsung mengenakan ihram saat berangkat. (Foto: Kemenag Jatim)
Jemaah calon haji di Embarkasi Surabaya langsung mengenakan ihram saat berangkat. (Foto: Kemenag Jatim)

 

Liputan6.com, Jakarta - Sastro Wiryo Kasan Rejo (78), jemaah calon haji kloter 16 asal Kabupaten Madiun wafat setelah dua hari dirawat di RS Haji. Sastro meninggal dikarenakan sakit gangguan pencernaan. 

"Penyebab meninggalnya karena sepsis shock infeksi (infeksi sistem pencernaan). Karena awal masuk ada keluhan tidak bisa BAB, akhirnya masuk ke klinik Asrama Haji Embarkasi Surabaya, kemudian dilakukan observasi tidak membaik akhirnya dirujuk ke RS Haji dan akhirnya wafat pada Jumat pagi pukul 07.00 WIB," kata Ketua Tim Kesehatan, petugas PPIH  Embarkasi Surabaya Mochamad Gesta Robi Farmawan, Rabu (29/5/2024). 

Diketahui, Sastro Wiryo berangkat haji bersama sang istri. Beberapa jam sebelum berangkat, Ia tidak bisa berangkat karena harus menjalani perawatan di RS Haji, meski begitu istrinya tetap berangkat ke tanah suci. 

Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya, Abdul Haris mengatakan, jemaah haji  kloter 16 tersebut saat hendak berangkat ke Bandara Juanda, mengalami sakit dilarikan ke rumah sakit, tapi istrinya yang berangkat.

"Jadi tanggal 15 malam itu, ketika ada jemaah yang ketika hendak berangkat atau last minute keberangkatan ke tanah suci tiba-tiba sakit, namun istrinya tetap berangkat," tutur Haris.

Ia pun mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya. "Beliau telah syahid. Insya Allah husnul khatimah dan tetap tercatat sebagai haji yang mabrur," ujarnya.

Haris menyebutkan, jemaah tersebut nantinya akan mendapatkan asuransi, pasalnya asuransi mengcover jemaah sejak masuk ke asrama haji embarkasi.

Kini jenazah Sastro Wiryo sudah dikebumikan Jumat (17/5/2024) siang di kampung halamannya, yakni Desa Sukolilo, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun.

Sementara itu, ada 12 orang yang hingga kini masih tertunda keberangkatannya di AHES. 12 orang itu, terdiri dari 7 orang karena sakit dan 5 orang adalah pendamping.

Sebagai informasi, pada Sabtu (18/5/2024), Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) menerima kedatangan 3 kloter, yakni kloter 30, kloter 31, dan kloter 32 yang semuanya berasal dari Kabupaten Pasuruan.

Asrama Haji Embarkasi Surabaya telah memberangkatkan 29 kloter ke tanah suci, dengan total jemaah 10.754 orang, pada Sabtu (18/5/2024). Jumlah tersebut meliputi, 10.609 jemaah haji 145 pertugas atau telah mencapau 27 persen dari total kuota Embarkasi Surabaya. 


Siapkan Stamina

Siapkan Stamina

Proses pemberangkatan jemaah haji di Asrama Haji Embarkasi Surabaya atau AHES. (Foto: Kemenag Jatim) 

Petugas Penyelenggaran Ibadah Haji (PPIH) mengimbau jemaah haji Indonesia yang tiba di Makkah agar melaksanakan umrah wajib setelah melakukan istirahat yang cukup. Selain itu, waktu pelaksanaam umrah harus dikoordinasikan ketua kloter.

"Imbauan serupa disampaikan PPIH agar umrah wajib bagi jemaah lansia, risiko tinggi, jemaah sakit dan jemaah menggunakan kursi roda dilaksanakan setelah selesainya jemaah yang lain kecuali jemaah yang memiliki pendamping," kata anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda dikutip dari siaran pers, Sabtu (25/5/2024).

"PPIH meminta Kelompok Bimbingan Haji dan Umrah (KBIHU) yang menyertai jemaah agar bekerja sama dengan PPIH kloter," sambungnya

Dia menyampaikan jemaah dapat melaksanakan salat dan aktivitas ibadah sunnah lainnya di hotel dan masjid sekitar hotel untuk menjaga kesehatan. Widi menyebut salat di masjid sekitar hotel memiliki nilai pahala yang sama dengan salat atau beribadah di Masjidil Haram.

"Jumhur ulama mengatakan, keistimewaan Tanah Haram mencakup seluruh wilayah Tanah Haram," ucapnya.

Menurut dia, pelipatgandaan pahala salat atau ibadah di tanah haram Makkah tidak dikhususkan di Masjidil Haram saja, tetapi mencakup semua Tanah Haram.

"Jemaah tidak perlu khawatir, bila salat di hotel atau masjid sekitar hotel tidak memperoleh pahala sebagaimana bila salat di Masjidil Haram," jelas Widi.

Tak hanya itu, Widi mengingatkan jemaah agar membatasi ibadah umrah dan sunnah berulang dan berziarah ke lokasi yang letaknya jauh dari hotel. Aktivitas ibadah sunnah yang berlebihan berpotensi jemaah akan kelelahan.

"Persiapkan stamina tubuh sebaik mungkin untuk puncak haji nanti," tutur dia.

Infografis Perbedaan Rukun dan Wajib Haji dengan Rukun Umrah. (Liputan6.com/Abdillah)

Baca Juga

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya