Pilihan

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Kita Syukuri, Negara Lain Masuk Resesi

 

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Kita Syukuri, Negara Lain Masuk Resesi

May. 7th, 2024

Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersyukur ekonomi Indonesia berhasil tumbuh di angka 5,11 persen pada kuartal 1 tahun 2024.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 07 Mei 2024, 12:21 WIB

Diterbitkan 07 Mei 2024, 12:21 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menikmati santap malam di salah satu warung mi di Kota Mataram, Selasa (30/4) (Istimewa)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menikmati santap malam di salah satu warung mi di Kota Mataram, Selasa (30/4) (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersyukur ekonomi Indonesia berhasil tumbuh di angka 5,11 persen pada kuartal 1 tahun 2024. Jokowi mengatakan angka tersebut menumbuhkan optimisme, ditengah negara-negara lain yang mengalami resesi dan penurunan ekonomi.

"Ya ini menumbuhkan sebuah optimisme bahwa negara- negara lain, negara-negara besar, satu, dua, tiga masuk ke jurang resesi, negara lain juga turun growthnya. Tapi kita mampu terus naik 5,11 persen. Itu saya kira patut kita syukuri," kata Jokowi di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5/2024).

Dia mengatakan baiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia disebabkan oleh sejumlah hal. Mulai dari, tingkat konsumsi masyarakat hingga jumlah investasi yang terus masuk.

"Karena itu banyak didukung memang oleh konsumsi. Tetapi juga didukung yang kedua oleh investasi yang terus masuk ke negara kita," jelas Jokowi.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mencatat pada triwulan I 2024, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,1% (yoy). Pertumbuhan ekonomi yang solid mampu mendorong penciptaan lapangan kerja nasional.

Pada Februari 2024, jumlah orang yang bekerja tercatat sebesar 142,18 juta orang, meningkat 3,55 juta dibandingkan Februari 2023 yang sebesar 138,63 juta orang.

Menurutnya, kualitas pertumbuhan juga meningkat signifikan tercermin dari penciptaan lapangan kerja yang cukup tinggi, sehingga mampu menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ke level dibawah prapandemi.

"Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2024 menurun signifikan menjadi 4,82%, dari sebelumnya 5,32% pada Februari 2023, dan sudah berada dibawah TPT periode sebelum pandemi Covid-19 (Februari 2019 sebesar 5,01%)," kata Sri Mulyani dikutip dari keterangannya, Senin (6/5/2024).

Lapangan usaha yang mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja terbesar selama Februari 2023-Februari 2024 adalah Akomodasi dan Makan Minum, Perdagangan, serta Administrasi Pemerintahan yang masing-masing meningkat sebesar 0,96 juta orang, 0,85 juta orang, dan 0,76 juta orang.

Kemenkeu mencatat, proporsi pekerja informal menurun dari 60,12 persen pada Februari 2023 menjadi 59,17 persen pada Februari 2024. Penurunan proporsi pekerja informal ini memberikan indikasi yang positif terhadap peningkatan kualitas tenaga kerja secara nasional, karena lebih banyak orang mendapatkan akses ke pekerjaan formal atau memiliki stabilitas pekerjaan yang lebih baik.

"Ke depan APBN akan terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas ekonomi, mendorong akselerasi pertumbuhan, dan penciptaan lapangan kerja," pungkasnya.

Infografis Dasi Kuning Jokowi dan Akui Nyaman dengan Golkar

Infografis Dasi Kuning Jokowi dan Akui Nyaman dengan Golkar (Liputan6.com/Abdillah)


Komentar

Baca Juga

Opsi Media Informasi Group

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek