Pantesan Mau Kerja Bersih-bersih Tanpa Libur, TKW Asal Ponorogo Jatim Digaji Rp 100 Juta Sebulan - Halaman all - Surya

 

Pantesan Mau Kerja Bersih-bersih Tanpa Libur, TKW Asal Ponorogo Jatim Digaji Rp 100 Juta Sebulan - Halaman all - Surya

SURYA.co.id - Pantas saja mau kerja bersih-bersih rumah tanpa libur, seorang TKW asal Ponorogo, Jawa Timur, mendapat gaji Rp 100 juta per bulan.

TKW tersebut bernama Tati Wuryanti atau akrab disapa Eva.

Eva adalah Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang pendidikannya hanya lulusan SD.

Ia bekerja sebagai tukang bersih-bersih rumah di Amerika Serikat.

Meski kerjaan berat membersihkan rumah-rumah di Amerika Serikat, Eva bisa mendapat gaji yang terbilang cukup fantastis.

Baca juga: Niat Kirim Paket untuk Keluarga di Kampung, TKW Kecewa Barangnya Malah Hancur, Tuduh Oknum Bea Cukai

Dikutip dari tayangan di kanal YouTube VOA Indonesia, Eva mengaku bisa mengantongi Rp 100 juta sebulan.

Eva diketahui sudah lebih dari 10 tahun bekerja di Amerika Serikat.

Selama itu, Eva bekerja menjadi tukang bersih-bersih panggilan dari rumah ke rumah.

Eva sendiri telah memiliki 14 pelanggan tetap.

Tak ayal, tentunya ini karena Eva merupakan seorang pekerja keras yang setia.

Tiap harinya, Eva bisa membersihkan 2-3 rumah.

Ia bahkan mengendarai mobil untuk bekerja dari rumah ke rumah.

Eva menghabiskan waktu 5-6 jam dalam sehari untuk membersihkan rumah besar.

Sementara untuk rumah minimalis ia butuh waktu sekitar empat jam.

Baca juga: Kisah Pedangdut Madura Kepincut Bonus 60 Juta dan PIlih Jadi TKI Arab, Tinggalkan Karier Bernyanyi

"Jadi rolling, gantian. Misalkan hari Senin pagi aku di sini, nanti sorenya di sana."

"Selasa pagi di sini, nanti Selasa sorenya orang lain lagi, gitu," ujar Eva dalam videonya.

Karena pelanggannya banyak, Eva bisa bekerja sampai tujuh hari dalam seminggu, tanpa libur.

"Bekerja keras, insyaallah hasilnya memuaskan, tapi ya capek."

"Badan tuh udah sakit semuanya sebetulnya, tapi ya dengan senang hati aja aku," tutur Eva.

Eva pun mendapat penghasilan yang layak dari pekerjaannya tersebut.

Selain itu, mantan majikan dan pelanggan Eva juga muncul dalam video.

Tak seperti hubungan dengan bos dan bawahan, pasutri Amerika Serikat tersebut justru lebih menganggap Eva sebagai saudara.

"Saya sayang Eva, dia sudah seperti saudara sendiri."

"Kami saling menghormati dan menganggapnya seperti keluarga, tidak seperti bos dengan karyawannya," ujar pasangan Amerika Serikat yang pernah memakai jasa Eva.

Eva pun mengiyakan pernyataan pasutri tersebut dan merasa diperlakukan dengan baik selama bekerja di sana.

"Pokoknya di sini semuanya itu sama. Enggak ada rasa diperlakukan seperti pembantu," pungkas Eva.

Sebelumnya, seorang dosen di Malaysia lebih memilih bekerja sebagi petugas kebersihan.

Pasalnya, gajinya sebagai dosen beda jauh dengan gaji petugas kebersihan di Singapura.

Tak tanggung-tanggung, perbedaannya hampir 6 kali lipat.

Kalau sebagai dosen di Malaysia ia cuma digaji RM 1900 atau Rp 6 jutaan.

Sedangkan gaji sebagai petugas kebersihan di Singapura bisa mencapai RM 10815 atau Rp 35, 8 juta.

Pantas saja saat pulang dari Singapura utang-utangnya langsung lunas.

S mengaku meninggalkan karier sebagai dosen demi menjadi petugas kebersihan di Singapura.

Dalam unggahan itu, S bercerita soal kondisi ekonominya yang sulit ketika menjadi dosen di Perguruan tinggi swasta (IPTS)

"Saya sebelumnya mengajar di IPTS selama lima tahun. Gaji terakhir saya di IPTS berjumlah RM1,900".

“Selama lima tahun saya bekerja, setiap bulan pasti ada fase tidak punya uang. Terkadang tidak sampai pertengahan bulan."

"Gajinya tak naik tapi harga barang selalu naik, sehingga tidak bisa bertahan,” ujarnya. 

Keadaan pun semakin sulit hingga akhirnya ia menyerah karena tekanan yang dihadapi.

Dosen banting setir jadi petugas kebersihan (KOLASE IST)

“Saya sangat stres hingga tidak bisa bekerja, bahkan setelah gajian pun saya masih bingung untuk membayar rumah,” ujarnya.

S kemudian memutuskan untuk mencari pekerjaan di Singapura dan menerima tawaran bekerja sebagai petugas kebersihan.

Meski tak lagi menjadi dosen, S merasa keputusan tersebut sudah tepat.

Sebab, ia merasa ada perubahan besar dalam hidupnya setelah menjadi petugas kebersihan.

Apalagi, gaji pokok yang diterimanya jauh lebih besar dari penghasilan bulanan sebelumnya.

“Alhamdulillah saya dapat pekerjaan sebagai petugas kebersihan, gaji pokok$3,100 (RM10,815),” tambahnya.

Dia juga mengakui bahwa bekerja di negeri jiran merupakan 'jalan pintas' baginya untuk menyelesaikan permasalahan keuangan yang dihadapi.

Kini ia sudah bisa bernapas lega hanya dengan gaji pertama yang diterimanya sebagai petugas kebersihan.

“Di mana tidak ada cara untuk membayar utang, terjebak dalam utang puluhan ribu dan inilah jalan pintasnya. Bahkan gaji pertama sudah bisa membayar segala macam. Kamu tidak akan menyesalinya".

“Kalau orang lain bilang kemacetan di Singapura itu buruk. Percayalah, jika kamu sudah bekerja, kamu bisa menghadapinya karena kamu merasa sepadan dengan apa yang kamu dapatkan,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia berbagi tips bermanfaat bagi mereka yang masih mencari pekerjaan agar bisa terus bertahan hidup.

“Lamarlah pekerjaan, mintalah doa (izin) orang tuamu dan teruslah mencari pekerjaan sampai kamu mendapatkannya. Yang paling penting adalah percaya pada diri sendiri".

“Anda tidak perlu orang lain untuk percaya bahwa Anda bisa bekerja di Singapura. Ibarat mimpi dapat gaji besar, lalu menjadi kenyataan,” jelasnya.

Sayangnya, unggahan tersebut telah dihapus dari grup Facebook, karena bisa meningkatkan keinginan masyarakat untuk bekerja di Singapura.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya