Macron Berharap Prancis Tidak Berperang Melawan Rusia | Sindo news

 

Macron Berharap Prancis Tidak Berperang Melawan Rusia | Halaman Lengkap

Presiden Emmanuel Macron berharap Prancis tidak berperang melawan Rusia. Foto/REUTERS

PARIS 

- Presiden Emmanuel Macron berharap

 Prancis 

tidak berperang melawan Rusia di tengah pertempuran yang berkecamuk di Ukraina.

Dia mengatakan meskipun Paris berusaha menghindari keterlibatan langsung dalam konflik Ukraina, intervensi mungkin diperlukan untuk mencegah Rusia melakukan tindakan terlalu jauh.

"Uni Eropa akan kehilangan semua kredibilitas dan keamanan jika Rusia menang," kata Macron dalam sebuah video yang di-posting di X, menanggapi pertanyaan apakah Prancis akan berperang.

“Masa depan dan keamanan kita dipertaruhkan di Ukraina,” ujar pemimpin Prancis tersebut, seraya menekankan bahwa selain mengirimkan lebih banyak peralatan militer ke Kyiv, negara-negara Uni Eropa harus siap bertindak jika Rusia bertindak terlalu jauh.

“Jadi tidak, saya berharap dengan sekuat tenaga kita tidak perlu berperang,” ujarnya.

"Prancis adalah kekuatan perdamaian," imbuh dia.

Namun, lanjut Macron, Paris perlu terus mempersenjatai diri untuk melindungi perdamaian. Dia menekankan bahwa intervensi harus tetap menjadi pilihan jika kepentingan negara terancam.

“Kita harus bersikap mencegah dan kredibel terhadap musuh-musuh kita dengan mengatakan kepada mereka: ‘Jika Anda bertindak terlalu jauh dan jika Anda mengancam kepentingan kami, keamanan saya sendiri, maka saya tidak menutup kemungkinan untuk melakukan intervensi’,” katanya, seperti dikutip dari Russia Today, Senin (13/5/2024).

Komentar Macron menggemakan pernyataan sebelumnya mengenai potensi pengiriman pasukan Barat ke Ukraina.

Pada bulan Februari, presiden dari negara NATO tersebut menolak untuk mengesampingkan kemungkinan NATO melakukan serangan di lapangan, dan mengeklaim bahwa kredibilitas Uni Eropa akan berkurang menjadi nol jika Ukraina dikalahkan.

Beberapa bulan kemudian dia mendesak negara-negara Uni Eropa untuk meningkatkan belanja militer dan produksi senjata mereka guna mengurangi ketergantungan pada Washington.

Presiden Perancis mengulangi pernyataannya dalam sebuah wawancara dengan The Economist awal bulan ini, dengan menyebut Kremlin sebagai ancaman utama terhadap keamanan Uni Eropa dan mengatakan bahwa mempertahankan opsi untuk mengerahkan pasukan ke Ukraina diperlukan sebagai “seruan peringatan", sambil mempertahankan pendekatan ambiguitas strategis.

Moskow mengkritik “pembicaraan berbahaya” yang dilakukan Macron, dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengeklaim bahwa presiden Prancis mungkin menggunakan Russophobia dan taktik menakut-nakuti untuk memenuhi ambisinya memimpin Uni Eropa.

Lihat Juga: Apartemen Belgorod Rusia Runtuh Dirudal Ukraina, 13 Orang Tewas

(mas)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya