45.000 Warga Kanada Siap Dievakuasi Besar-besaran dari Lebanon, Buntut Perang Hizbullah Vs Israel - Halaman all - TribunNews
45.000 Warga Kanada Siap Dievakuasi Besar-besaran dari Lebanon, Buntut Perang Hizbullah Vs Israel - Halaman all - TribunNews
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 45.000 warga Kanada akan dievakuasi dari Lebanon, hal ini lantaran makin memanasnya perang antara Hizbullah dan Israel.
Hal itu mengutip percakapan tegang antara Menteri Luar Negeri Israel Katz dan lawan bicaranya dari Kanada Mélanie Joly.
Mélanie Joly mengatakan Ottawa telah mengirim pasukan militer ke wilayah Lebanon sebagai persiapan untuk evakuasi tersebut.
"Evakuasi terbesar yang pernah kami lakukan,” ujarnya, mengutip Times Of Israel.
Hal ini juga sebagai langkah konkret di tengah kekhawatiran akan meningkatnya kekerasan antara Israel dan Hizbullah di sepanjang perbatasan dengan Lebanon.
Tidak jelas apakah rencana serupa juga dibuat untuk sekitar 35.000 warga Kanada yang tinggal di Israel.
Di sisi lain Israel mengevakuasi masyarakat di sepanjang perbatasan utara setelah serangan kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
Hal itu karena khawatir Hizbullah akan melakukan serangan serupa ditambah adanya tembakan roket setiap hari.
Diketahui akibat serangan Hizbullah, itu sekitar 60.000 penduduk Israel utara masih mengungsi.
Hizbullah Tantang Perangi Israel Tanpa Aturan
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah telah mengeluarkan peringatan keras kepada Israel, mengancam perang tanpa pengekangan dan tanpa aturan hingga tanpa batasan jika terjadi serangan besar-besaran Israel terhadap Lebanon.
Baca juga: Pasukan Perlawanan Irak Mengaku Siap Bekingi Hizbullah Jika Israel Serang Lebanon
Pemimpin Hizbullah Nasrallah menyebut Israel seharusnya takut terhadap ancaman tersebut.
Hassan Nasrallah mengatakan invasi ke Israel utara kemungkinan akan terjadi jika konflik besar (akibat Israel) terjadi di Lebanon.
Pernyataan Nasrallah pada Rabu (19/6/2024) datang di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan Lebanon-Israel.
Di sisi lain, para pejabat Israel juga menegaskan bahwa siap untuk perang habis-habisan melawan Hizbullah.
Adanya hal tersebut diakui Nasrallah, Hizbullah tak takut.
“Semua yang dikatakan musuh dan ancaman serta peringatan yang disampaikan oleh para mediator, tentang perang di Lebanon tidak membuat kami takut,” kata Nasrallah dalam pidatonya melalui rekaman video, mengutip Al Jazeera.
Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz pada Selasa (18/6/2024) mengangkat prospek konflik besar dengan kelompok Lebanon setelah Hizbullah merilis rekaman drone pengintai yang menunjukkan infrastruktur utama dan situs militer di Israel utara.
“Kami sangat dekat dengan momen pengambilan keputusan untuk mengubah peraturan terhadap Hizbullah dan Lebanon. Dalam perang habis-habisan, Hizbullah akan hancur dan Lebanon akan terkena dampak parah,” tulis Katz dalam postingan media sosialnya.
Hizbullah Punya Senjata Baru
Nasrallah menggarisbawahi kemampuan militer Hizbullah, dengan mengatakan bahwa kelompok tersebut telah memperoleh senjata baru dan memiliki banyak drone yang diproduksi secara lokal.
“Musuh tahu betul bahwa kami telah mempersiapkan diri menghadapi hari-hari tersulit,” katanya.
“Musuh mengetahui dengan baik apa yang menantinya, dan itulah mengapa mereka berhasil dicegah sejauh ini. Dan mereka tahu bahwa tidak akan ada tempat di negara ini yang akan terhindar dari roket dan drone kita. Dan ini bukanlah pemboman yang sembarangan: setiap roket akan menjadi sasarannya.”
Nasrallah juga menyarankan agar Hizbullah mengirimkan pasukan darat ke wilayah Israel.
“Ada banyak ketakutan dari musuh bahwa kelompok perlawanan akan menyerang Israel utara, dan ini adalah kemungkinan yang masih ada dalam konteks perang yang dilakukan di Lebanon,” katanya.
Organisasi Lebanon yang bersekutu dengan Iran mulai menyerang pangkalan militer di Israel utara sehari setelah pecahnya perang di Gaza pada 7 Oktober dalam apa yang disebutnya sebagai front dukungan untuk mendukung kelompok bersenjata Palestina.
Nasrallah menekankan bahwa front Lebanon membuat perbedaan dalam konfrontasi yang lebih luas melawan Israel dan menarik sumber daya militer Israel dari Gaza.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
Komentar
Posting Komentar