Diskominfo Pati Kesulitan Ubah Cap Negatif Sukolilo di Google Maps, Ini Alasannya Halaman all - Kompas
Diskominfo Pati Kesulitan Ubah Cap Negatif Sukolilo di Google Maps, Ini Alasannya Halaman all - Kompas
KOMPAS.com - Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng), mengaku kewalahan mengatasi aksi pengubahan sejumlah nama penanda Google Maps di wilayahnya.
Seperti diketahui, sejumlah titik Google Maps di wilayah Kecamatan Sukolilo, terutama Desa Sumbersoko, diubah namanya usai kasus pengeroyokan yang menewaskan Burhanis (52), pengusaha rental mobil asal Jakarta, pada Kamis (6/6/2024).
Selain itu, aksi tersebut juga diduga buntut temuan banyaknya kendaraan bermotor tanpa dokumen alias bodong di wilayah Kecamatan Sukolilo dan sekitarnya.
Salah satu tempat yang namanya diubah di Google Maps, yakni SDN Sukolilo 02, yang sempat diganti menjadi SDN Sukomaling 02.
Muncul juga penanda baru di peta wilayah Kecamatan Sukolilo dengan nama seperti "kampung maling", "kampung penadah", "kampung bandit", dan sebagainya.
Baca juga: Pilkada 2024, Bupati Bantul Bantah Pecah Kongsi dengan Wakilnya
Kepala Diskominfo Kabupaten Pati, Ratri Wijayanto mengatakan, pihaknya telah mengamati fenomena tersebut dalam seminggu terakhir.
"Di Google Maps banyak penggunaan nama-nama yang provokatif. Hal ini menjadi atensi kami selama 7-8 hari ini," kata Ratri, Rabu (19/6/2024), dikutip dari TribunJateng.com.
Menurutnya, Diskominfo saat ini baru bisa menangani persoalan tersebut menggunakan fitur yang disediakan Google.
"Sebab, Google Maps itu tidak berada di bawah kendali Kominfo, melainkan platform yang dikelola oleh Google sesuai syarat dan ketentuan yang dibuat oleh Google," ujar Ratri.
"Maka kami memanfaatkan fitur-fitur yang ada di Google Maps agar penamaan-penamaan yang tidak sesuai tadi bisa disesuaikan kembali," jelasnya.
Baca juga: Kesaksian Warga soal Tempat Judi Online di Purwokerto, Aktivitas 24 Jam dan Banyak Anak Muda
Akan tetapi, dia mengakui bahwa langkah tersebut belum efektif lantaran pihak yang memperkeruh suasana dengan cara mendiskreditkan wilayah Sukolilo di Google Maps masih belum diketahui hingga saat ini.
Karena itu, Ratri berharap agar semua pihak lebih bijaksana dalam menggunakan Google Maps. Pasalnya, banyak orang, baik dari dalam maupun luar Pati, yang mengandalkan aplikasi tersebut saat berpergian.
"Jangan sampai juga penamaan lokasi dengan nama-nama yang kurang pantas itu menimbulkan stigma yang tidak baik terhadap Kabupaten Pati secara umum dan Kecamatan Sukolilo khususnya," ucap Ratri.
Dukung proses hukum kasus pengeroyokan bos rental mobil
Dia menegaskan, Diskominfo Pati tetap bersimpati sedalam-dalamnya atas "Tragedi Sumbersoko".
Pihaknya, kata Ratri, juga mendukung proses hukum yang kini telah dilakukan oleh pihak kepolisian.
Baca juga: Kasus Mayat Wanita Tanpa Busana di Kuningan, Pelaku Terancam Hukuman Mati
"Namun, sesuai arahan Bapak Kapolda Jateng, jangan sampai kejadian tersebut memunculkan stigma negatif terhadap Pati, khususnya bagi wilayah Kecamatan Sukolilo," tandasnya.
Laporan Camat Sukolilo
Sebelumnya, Camat Sukolilo, Andrik Sulaksono mengaku telah mengetahui adanya penamaan negatif di Google Maps untuk Kecamatan Sukolilo.
Andrik menyampaikan, pihaknya pun telah lapor kepada Diskominfo Pati agar tag negatif Kecamatan Sukolilo di Google Maps bisa diubah kembali.
"Dari kominfo sudah melakukan pengubahan tapi diubah lagi (oleh oknum)," ungkapnya.
Dia menyatakan, pihaknya juga mendukung operasi kendaraan bodong yang belum lama ini dilakukan polisi di wilayah Kecamatan Sukolilo dan sekitarnya.
Baca juga: Penjelasan Disnaker Kota Semarang soal PHK Massal di PT Sai Apparel
"Sudah menjadi kewajiban kepolisian. Saya juga berharap warga Sukolilo dapat bekerjasama dengan pihak kepolisian," papar Andrik.
"Ke depan (warga) bisa menggunakan kendaraan yang legal atau resmi," imbuhnya.
Namun, lanjutnya, pihaknya pun mengimbau kepada netizen untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Dia meminta kepada warganet agar tidak mengganti nama-nama titik Google Maps di Sukolilo.
"Pada dasarnya, saya sampaikan kepada teman-teman agar menggunakan media sosial dengan arif," tutur Andrik.
"Agar tidak merugikan masyarakat yang mempunyai kepentingan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Komentar
Posting Komentar