Eks Anak Buah Cerita SYL Pernah Tolak Uang Sekardus saat Jabat Wagub Sulsel
Jakarta -
Mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menghadirkan staf ahli gubernur sub bidang hukum Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel), Abdul Malik Faisal sebagai saksi meringankan di sidang lanjutan kasus gratifikasi dan pemerasan. Malik menceritakan momen SYL menolak uang sekardus saat menjabat sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Wagub Sulsel).
Mulanya, Malik menceritakan kepedulian SYL sebagai pemimpin ke anak buah. Dia mengatakan SYL memberikan izin kepadanya hingga 6 bulan saat masih menjadi atlet untuk mengikuti Pelatnas.
"Saudara saksi, saudara saksi tadi sudah menceritakan bahwa mengikuti atau menjadi bawahan dari Pak SYL itu sejak dari Kabupaten Gowa kemudian di Pemprov. Pertanyaan saya, dalam hal terdakwa menjadi pimpinan, apakah terdakwa itu sejak dari bupati dan gubernur itu apakah terdakwa selalu, bagaimana terdakwa memimpin dalam hal, misalnya ya teknis teknis-teknis perjalanan, misalnya perjalanan. Apakah dia turun secara detail ataukah memberi perintah atau bagaimana pengalaman saksi ketika menjadi bawahan?" tanya kuasa hukum SYL dalam persidangan di PN Tipikor Jakarta, Senin (10/6/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada saat kami pertama kali ditempatkan PNS kami itu adalah atlet nasional dan kami sering mengikuti Pelatnas, kami pernah Sea Games, Asian Games sampai Olympic Games. Nah waktu saya pertama mengenal beliau itu kepeduliannya luar biasa dia memberikan saya izin biar 6 bulan saya tidak masuk yang penting untuk Merah Putih, itu saya bangga sama Pak Syahrul," jawab Malik
Malik mengatakan SYL lebih banyak bekerja di lapangan dibanding di kantor. Dia juga menceritakan momen kakak SYL marah lantaran dilarang oleh SYL meminta proyek.
"Dan Pak Syahrul itu kalau saya lihat bekerja 80 persen di lapangan cuma 20 persen di kantor. Dia semua kecamatan itu didatangi dan tidak pernah bicara soal uang, tidak pernah bicara proyek. Sampai saudaranya sendiri yang pada saat itu anggota DPR marah dia bilang, 'kenapa saya dilarang dapat proyek di Gowa saya ini kan juga pengusaha meskipun saya ini anggota DPR'.
Saudaranya kakaknya sendiri pada saat itu marah. Dan saya langsung berfikir Pak Syahrul ini memang tidak main-main proyek tidak ada temannya yang, paling dia marah kalau masalah proyek sampai di provinsi," ujarnya.
Dia mengaku mendapat inspirasi dari SYL. Dia mengatakan SYL pernah menyampaikan agar tak menjadi hina gegara uang dan agar harga diri tak hilang hanya karena uang.
"Dan ada beberapa hal yang saya dapat dan sampai saat ini kami menjadi insipirasi kami, Pak Syahrul itu sama saya dan beberapa orang dia suka bilang begini, 'Malik semua orang itu punya uang, semua orang itu mau uang, cuma orang gila yang tidak mau uang,' dia bilang begitu. 'Tapi jangan harga diri mu hilang gara-gara uang, jangan kau terhina gara-gara uang'. Nah itu yang menjadi inspirasi saya sampai saat ini sehingga kami tetap eksis sebagai pejabat eselon II," ujarnya.
Kemudian, Malik menceritakan momen SYL menolak uang sekardus saat menjabat sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Selatan. Dia menceritakan momen SYL memintanya mengembalikan uang sekardus tersebut.
"Kemudian ada satu hal yang menarik, tapi bukan di Gowa lagi. Pada saat menjadi kepala sekretariat di wakil gubernur Yang Mulia. Pada saat itu saya di depan ada tamu bawa dus kardus, tiba-tiba saya dibel (ditelpon) oleh Pak Syahrul sebagai wakil gubernur waktu itu, saya masuk dia tanya 'siapa itu di luar?' saya bilang, 'saya tidak tahu tapi mau ketemu sama bapak'. Terus dia tanya, 'apa itu dia bawa kenapa ada bungkusan?' saya bilang saya tidak tahu karena saya tidak periksa. Dia bilang 'oke suruh masuk'. Pada saat saya suruh masuk sampai di dalam tidak lama kemudian orang itu keluar tidak bawa bungkusan. Bungkusannya simpan di dalam. Kemudian saya ditelpon, saya masuk, siap, dia bilang 'bawa ini, kejar tadi itu orang sampaikan terima kasih'," kata Malik.
"Saya bawalah itu barang karena sudah terbuka saya lihat ada uang, saya lihat di dalam dus itu. Ya kira-kira dusnya itu sebesar dus aqua. Dan saya sampaikan saya kejar ke bawah karena di atas saya bilang, 'Pak, pak tunggu ini Pak Syahrul minta kita ambil kembali. Pak Syahrul tidak berkenan terima ini, dia juga bilang terima kasih sudah diberikan'," lanjutnya
Dia mengatakan pengalaman mengembalikan uang sekardus itu sebagai pelajaran luar biasa dan bersumpah jika peristiwa itu benar terjadi. Dia menyebut SYL sebagai sosok pemimpin yang mempunyai integritas.
"Itu pelajaran luar biasa yang saya dapat karena pada saat itu saya kembali, karena saya mengurus dia punya kartu kredit, bayarkan kartu kreditnya saya bilang, 'Pak kenapa tidak diambil sedikit kita bayar kartu kredit baru supaya kembalikan sisanya'. Dia bilang, 'eh Malik jangan harga diri mu hilang gara-gara uang, jangan kau terhina gara-gara uang'. Makanya saya menganggap beliau sangat punya integritas dan saya bersumpah demi Allah itu yang terjadi," ujarnya.
Dalam kasus ini, SYL didakwa melakukan pemerasan dan menerima gratifikasi Rp 44,5 M selama menjabat sebagai Mentan. Dia didakwa melakukan hal tersebut bersama Sekjen Kementan nonaktif Kasdi dan Direktur Kementan nonaktif Hatta. Mereka didakwa dalam berkas terpisah.
Simak juga 'Penampakan Mobil Vellfire yang Diserahkan Anak SYL ke KPK':
Tidak ada komentar:
Posting Komentar