Israel Diduga Mata-matai Hakim ICC, Kemenlu Belanda Panggil Dubes Modi Ephraim - Halaman all - TribunNews
Israel Diduga Mata-matai Hakim ICC, Kemenlu Belanda Panggil Dubes Modi Ephraim - Halaman all - TribunNews
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Luar Negeri Belanda memanggil duta besar Israel untuk Belanda pada Rabu (26/6/2024).
Duta besar Israel, Modi Ephraim dipanggil untuk menjelaskan tuduhan intelijen Israel yang melakukan kampanye pengawasan dan spionase rahasia terhadap Pengadilan Krimiminal Internasional (ICC).
"Duta Besar Israel telah diminta untuk melapor kepada Kementerian Luar Negeri sehubungan dengan tuduhan dalam artikel di The Guardian dan Majalah +972," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam pernyataan tertulis yang ditandatangani bersama oleh Menteri Luar Negeri Hanke Bruins Slot, Menteri Dalam Negeri dan Hubungan Kerajaan Hugo de Jonge, serta Menteri Kehakiman dan Keamanan Dilan Yesilgoz-Zegerius.
Menurut menlu Belanda, aksi Israel ini tentu mengganggu keamanan ICC.
“Pemerintah menganggap aktivitas seperti itu sebagai bentuk campur tangan asing yang tidak diinginkan dan menganggapnya sama sekali tidak diinginkan,” kata pernyataan itu.
Setelah dilakukan penyelidikan terkait mata-mata Israel, ditemukan bahwa mereka berkaitan dengan cabang tertinggi pemerintahan Israel dan komunitas intelijen, dikutip dari Palestine Chronicle.
Tidak hanya itu, operasi yang diam-diam dilakukan Israel ini juga termobilisasi dengan sistem hukum sipil dan militer untuk menggagalkan penyelidikan ICC.
Meski telah memanggil dubes Israel, menlu Belanda tidak menjelaskan hasil dari diskusi tersebut.
Sebagai informasi, Belanda merupakan tuan rumah ICC.
Sehingga Belanda memiliki kewajiban untuk melindungi keselamatan dan kemanan staf pengadilan.
Belanda juga harus memastikan ICC bebas dari campur tangan manapun.
Baca juga: Netanyahu Takut Dikeluarkannya Surat Perintah Penangkapan Dirinya oleh ICC atas Kejahatan di Gaza
Bukan Pertama Kali
Aksi Israel ini ternyata bukan pertama kalinya.
Sebelumnya, Israel juga melakukan spionase untuk menghalangi penyelidikan ICC terhadap pejabat Israel.
Hal ini diungkapkan oleh anggota parlemen Belanda.
Oleh karena itu, pada awal Juni anggota DPR Kati Piri mendesak para menteri menuntut penyelidikan atas aksi Israel tersebut.
Piri adalah anggota aliansi Partai Buruh-Kiri Hijau yang dipimpin oleh mantan Wakil Presiden Komisi Eropa Frans Timmermans.
Sebelumnya, Kepala Jaksa ICC Karim Khan meminta surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan tiga pejabat Palestina pada 20 Mei 2024 atas tuduhan kejahatan perang.
Netanyahu Ketar-ketir
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu takut surat penangkapan dirinya akan segera dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Kekhawatiran Netanyahu meningkat apabila surat penangkapan dikeluarkan tepat sebelum ia mengunjungi AS pada Juli 2024.
Oleh karena itu, Netanyahu menggelar pertemuan tinggi di Kementerian Israel soal kemungkinan penangkapan dirinya.
“Netanyahu mengadakan diskusi tingkat tinggi pada Selasa malam tentang kemungkinan bahwa ICC akan mengindahkan permintaan kepala jaksa penuntut, Karim Khan, dan segera mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap dia dan Gallant,” kata surat kabar Yedioth Ahronoth.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Menteri Kehakiman Yariv Levin, Menteri Urusan Strategis Ron Dermer dan Jaksa Agung Gali Baharav-Miara.
Dalam diskusi tersebut, Netanyahu tampaknya membuat antisipasi akan adanya penangkapan dirinya sebelum kunjungan ke AS.
“Netanyahu mengantisipasi pengadilan akan bertindak atas permintaan jaksa dan mengeluarkan surat perintah segera, bahkan mungkin sebelum pidatonya di depan Kongres AS pada 24 Juli,” kata harian itu, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Meskipun surat penangkapan Netanyahu tidak berdampak pada AS dan AS bukan anggota ICC, namun perintah tersebut dapat menimbulkan kritik.
Menurut Channel 12, Netanyahu bisa menghadapi penangkapan di negara ketiga jika pesawatnya terpaksa melakukan pendaratan darurat dalam perjalanan ke AS.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Menlu Belanda dan Konflik Palestina vs Israel
Komentar
Posting Komentar