Pilihan

Menhan Israel ke AS, Bakal Bahas Perang di Gaza dan Lebanon - Kompas

 

Menhan Israel ke AS, Bakal Bahas Perang di Gaza dan Lebanon

Kompas.com - 23/06/2024, 17:37 WIB
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berbicara saat konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan AS, di Tel Aviv pada 18 Desember 2023. Ia baru-baru ini mengungkap rencananya tentang pemerintahan Gaza setelah perang.
Lihat Foto
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berbicara saat konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan AS, di Tel Aviv pada 18 Desember 2023. Ia baru-baru ini mengungkap rencananya tentang pemerintahan Gaza setelah perang.(AFP/ALBERTO PIZZOLI)

TEL AVIV, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant pada Minggu (23/6/2024) berangkat ke Amerika Serikat (AS).

Tujuannya untuk membahas terkait perang di Gaza dan Lebanon. Kelompok Hezbollah Lebanon melancarkan serangan ke Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap serangan Israel di Gaza.

Hezbollah tak akan berhenti menyerang Israel sampai ada gencatan senjata di Gaza. Tak heran Hezbollah melakukan serangan ke wilayah Israel.

"Kami siap untuk tindakan apa pun yang mungkin diperlukan di Gaza, Lebanon, dan di lebih banyak wilayah," kata Gallant dalam sebuah pernyataan sebelum berangkat ke Washington, dikutip dari Reuters.

Gallant juga mengatakan akan bertemu dengan Lloyd Austin dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken.

Sebelumnya pada Juni, Hezbollah menargetkan kota-kota dan situs militer Israel dengan serangan roket dan drone terbesar dalam permusuhan sejauh ini, setelah serangan Israel menewaskan komandan paling senior Hezbollah.

Utusan AS Amos Hochstein mengunjungi Israel dan Lebanon pekan lalu dalam upaya untuk meredakan ketegangan, di tengah meningkatnya konflik lintas batas dan meningkatnya retorika di kedua belah pihak.

Beberapa pejabat Israel telah menghubungkan serangan Israel yang sedang berlangsung ke Rafah, wilayah selatan Gaza di mana Israel mengatakan mereka menargetkan batalion terakhir kelompok Hamas, dengan potensi fokus di Lebanon.

"Transisi ke Fase C di Gaza sangatlah penting. Saya akan membahas transisi ini dengan para pejabat AS, bagaimana hal ini dapat memungkinkan hal-hal tambahan dan saya tahu bahwa kami juga akan menjalin kerja sama yang erat dengan AS dalam masalah ini," terang Gallant.

Dijelaskan, mengurangi operasi di Gaza akan menambah kekuatan pasukan untuk menghadapi Hezbollah, jika Israel melancarkan serangan darat atau meningkatkan pemboman udara.

Para pejabat menggambarkan fase ketiga dan terakhir serangan Israel di Gaza sebagai upaya meredakan pertempuran.

Sambil meningkatkan upaya untuk menstabilkan pemerintahan pasca-Hamas dan memulai rekonstruksi di wilayah tersebut, yang sebagian besar telah terbuang sia-sia.

Ketua Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan di parlemen Israel, Yuli Edelstein, mengatakan kepada Radio Angkatan Darat pada Minggu bahwa memerangi Hezbollah akan menjadi hal yang rumit, sekarang atau nanti.

"Kami tidak dalam posisi yang tepat untuk melakukan pertempuran di front selatan dan utara. Kami harus mengerahkan pasukan yang berbeda di selatan untuk berperang di utara," kata Edelstein, yang juga anggota Partai Likud.

Edelstein mengkritik video Netanyahu yang dirilis pekan lalu, di mana perdana menteri mengatakan pemerintahan Biden menahan senjata dan amunisi untuk Israel. Video tersebut menyebabkan perselisihan dengan Gedung Putih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek