Menperin Sebut Rasio Kepemilikan Mobil di RI Masih Rendah, Segini Angkanya - IDX Channel

 

Menperin Sebut Rasio Kepemilikan Mobil di RI Masih Rendah, Segini Angkanya - Bagian all

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, rasio kepemilikan mobil di Indonesia masih sangat rendah.

Menperin Sebut Rasio Kepemilikan Mobil di RI Masih Rendah, Segini Angkanya. (Foto MNC Media)

Menperin Sebut Rasio Kepemilikan Mobil di RI Masih Rendah, Segini Angkanya. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, rasio kepemilikan mobil di Indonesia masih sangat rendah. Sehingga, hal ini merupakan ceruk pasar yang masih bisa disii oleh produsen mobil.

Hal itu disampaikannya saat melakukan lawatan ke Jepang untuk bertemu dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Ken Saito, di Tokyo.

“Saat ini rasio kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia adalah 99 mobil/1.000 penduduk. Saya yakin dalam waktu tidak terlalu lama bisa didorong untuk mencapai 150/1.000. Karenanya, saya mengharapkan produk mobil dari Jepang dapat mengisi gap tersebut,” katanya sebagaimana dikutip dalam keterangan resmi, Selasa (25/6/2024).

Salah satu isu dalam pertemuan itu adalah membahas kerja sama dalam bidang otomotif antara Jepang dan Indonesia. Menperin mendorong peningkatan kerja sama, terutama dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Menperin juga memaparkan peluang besar kepada industri otomotif Jepang untuk berpartisipasi mengisi gap consumption per capita untuk produk otomotif. Menurutnya, ini sangat penting untuk meningkatkan status ekonomi Indonesia secara dunia.

Selain potensi rasio kepemilikan mobil, isu lain yang dibahas terkait dengan transisi energi. Hal ini sebelumnya sudah didiskusikan oleh Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida. Keduanya telah membahas proyek prioritas di bidang transisi energi dalam kerangka Asia Zero Emission Community (AZEC), pada Desember 2023 lalu di Jepang.

Menperin juga mendorong penyelesaian perundingan substantif Protokol Perubahan Indonesia–Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Saat ini, dalam kerangka IJEPA, kedua negara sudah menyelesaikan perundingan substantif Protokol Perubahan IJEPA.

Menteri METI Ken Saito mengungkapkan, Indonesia merupakan basis penting bagi produksi dan ekspor otomotif Jepang. Investasi perusahaan otomotif Jepang di Indonesia diyakini bakal menjadi keuntungan bagi kedua negara.

"Kami ingin meningkatkan kerja sama untuk memperkuat daya saing industri otomotif di Indonesia. Kami mendukung secepatnya diskusi mengenai isi kerja sama yang lebih detail di tingkat direktur jenderal," ujarnya.

Isu lainnya yang dibahasa adalah mengenai kerja sama di bidang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk meningkatkan kompetensi di bidang industri, Menperin Agus memiliki gagasan pertukaran SDM antara Indonesia-Jepang.

"Pelatihan SDM juga penting bagi pengembangan SDM generasi berikut. Untuk itu, perlu tindak lanjut untuk membahas rencana tersebut secara lebih detail," kata Agus.

(YNA)

Baca Juga

Komentar