Pilihan

#NewsFlash: Prediksi Euro: Spanyol vs Jerman 5 Juli 2024 - Bola.net - Google Berita

Pesan Syahrul Yasin Limpo: Jangan Harga Dirimu Hilang Gegara Uang, Jangan Kau Terhina - Halaman all - Tribun-timur

 

Pesan Syahrul Yasin Limpo: Jangan Harga Dirimu Hilang Gegara Uang, Jangan Kau Terhina - Halaman all - Tribun-timur

TRIBUN-TIMUR.COM - Mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo pernah menyampaikan pesan kepada salah satu bawahannya, Abdul Malik Faisal agak tak terbutakan uang.

“Dia (SYL) bilang ‘eh Malik jangan harga dirimu hilang gara-gara uang. Jangan kau terhina gara-gara uang’,” kata Malik menirukan pesan Syahrul Yasin Limpo atau SYL.

Malik merupakan Staf Ahli Bidang Pemerintahan Gubernur Sulsel, mantan Kepala Biro Bina Pembangunan Sekretariat Daerah Sulsel, mantan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sulsel, dan mantan Plt Kadis Sosial Sulsel.

Pesan itu diungkit Malik ketika dirinya dihadirkan sebagai saksi meringankan pada sidang lanjutan kasus gratifikasi dan pemerasan di lingkup Kementan, di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (10/6/2024).

Syahrul Yasin Limpo sebelumnya ditetapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK sebagai tersangka.

Dalam perkara ini, Jaksa KPK menduga Syahrul Yasin Limpo menerima uang sebesar Rp 44,5 miliar hasil memeras anak buah dan Direktorat di Kementan untuk kepentingan pribadi dan keluarga.

Pemerasan ini disebut dilakukan Syahrul Yasin Limpo dengan memerintahkan eks Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan, Muhammad Hatta; dan eks Sekjen Kementan, Kasdi Subagyono; Staf Khusus Bidang Kebijakan, Imam Mujahidin Fahmid, dan Ajudannya, Panji Harjanto.

Baca juga: Rekam Jejak dan Harta Kekayaan Abdul Malik Faisal Pembela Syahrul Yasin Limpo

Dalam kesaksiannya, Malik menyebutkan, SYL pernah menolak sekardus uang saat menjabat sebagai Wakil Gubernur (Wagub) Sulsel.

“Makanya saya menganggap beliau sangat punya integritas dan saya bersumpah demi Allah itu yang terjadi,” ucap Malik.

Kala itu, kata Malik, ada seorang tamu yang hendak menemui SYL di kantornya dengan membawa bungkusan kardus.

“Tiba-tiba saya dibel oleh Pak Syahrul sebagai Wakil Gubernur waktu itu. Saya masuk, dia tanya ‘siapa itu di luar?’ saya bilang saya tidak tahu, tapi (orang itu) mau ketemu bapak,” kata Malik.

Menurut penuturan Malik, SYL lantas mempertanyakan isi kardus yang dibawa seorang tamu tersebut.

Namun, eks Kepala Dinas Sosial Sulsel ini mengatakan tidak mengetahui isi bungkusan tersebut.

SYL pun memerintahkan Malik untuk mempersilakan tamu pembawa kardus itu masuk ke ruangannya.

Tak lama kemudian, kata Malik, tamu tersebut keluar ruangan SYL tanpa membawa kardus.

“Tidak lama kemudian orang itu keluar tidak bawa bungkusan. Bungkusannya simpan di dalam. Kemudian saya ditelpon, saya masuk,” kata Malik.

“Dia (SYL) bilang bawa ini, kejar tadi itu orang, sampaikan terima kasih,” ucapnya menirukan perintah SYL.

Malik kemudian mengetahui kardus itu berisi uang lantaran bungkusan kardus sudah terbuka.

“Saya bawalah itu barang karena sudah terbuka, saya lihat ada uang dalam dus itu, ya kira-kira dus itu sebesar dua Aqua,” ucapnya.

Ia pun bergegas mengejar tamu yang sempat memberikan dua berisi uang itu ke SYL.

“Saya bilang ‘Pak Pak tunggu, ini Pak Syahrul minta kita ambil kembali’, Pak Syahrul tidak berkenan terima ini. Dia juga bilang terima kasih sudah diberikan,” ucap Malik kepada sang tamu.

Kepada Majelis Hakim, Malik mengaku peristiwa itu menjadi inspirasi yang membuat dirinya kagum dengan integritas SYL sebagai seorang pejabat.

Diragukan hakim

Namun, keterangan Malik rupanya diragukan Majelis Hakim. 

Hakim menilai ada kejanggalan yang disampaikan Malik dengan pengakuan para saksi sebelumnya yang sudah dihadirkan pada persidangan yang lalu.

 Saat ditanya Hakim Rianto Adam Ponto yang memimpin sidang, Malik mengaku, anak-anak SYL tidak pernah ikut campur dalam hal promosi jabatan selama ayahnya menjadi Gubernur Sulawesi Selatan.

Tidak pernah ada permintaan dari anak-anak SYL untuk menyodorkan nama-nama untuk menduduki jabatan tertentu.

”Menyodorkan nama untuk diangkat sebagai kepala dinas, atau kepala badan atau apalah, pernah ndak Saudara mendengar itu?” tanya hakim lagi.

”Tidak pernah, Yang Mulia,” kata Malik.

Mendengar jawaban Malik, hakim meragukan keterangan saksi tersebut.

Sebab, pada persidangan sebelumnya, salah satu anak SYL, Kemal Redindo, mengaku pernah menyodorkan nama-nama untuk mengisi jabatan tertentu di Kementerian Pertanian.

”Praktiknya di kementerian, berdasarkan pengakuan Dindo, dia berani di kementerian untuk menyodorkan nama-nama itu. Itu sudah di tingkat pusat lho, apalagi hanya di daerah. Saudara ndak pernah dengar?” cecar Rianto.

”Kalau di Pemprov Sulsel pada saat beliau jadi gubernur, tidak pernah sama sekali ada seperti itu,” jawab Malik.

Menurut hakim, jika di kementerian atau instansi pusat saja terjadi hal demikian, di level provinsi juga bisa memberikan nama-nama untuk memiliki jabatan tertentu.

Hakim menilai menyodorkan nama-nama untuk promosi jabatan tertentu merupakan tindakan berani meskipun pengakuan Dindo hal itu juga telah melalui prosedur yang sudah ada.

Malik mengatakan, kalau hal itu bisa dilakukan, ia pasti akan mengajukan lebih dahulu agar bisa mendapat promosi jabatan.

Menurut dia, SYL sangat tegas untuk perihal promosi jabatan.

Ia mengaku sudah mengenal SYL saat menjabat Bupati Gowa.

”Kalaupun itu bisa, kenapa saya tidak urus diri saya? Saya dapat eselon II itu nanti pada saat beliau mau berakhir, padahal saya dari bawah itu sama-sama karena Pak Syahrul ini sangat tegas sekali untuk promosi jabatan,” tutur Malik.

Malik juga mengaku, berdasarkan pengalamannya mendampingi SYL ketika menjabat Gubernur Sulsel, tidak pernah ada permintaan fasilitas tertentu dari anak ataupun istri SYL kepada mereka atau para pegawai di lingkungan Pemprov Sulsel.

Termasuk juga diminta untuk memberi uang bulanan atau menawarkan makan atau fasilitas lainnya untuk keluarga dan anak.

”Dindo itu pernah satu kantor sama kami. Biasanya keluar makan, maka sama-sama gantian bayar. Itu pakai uang pribadi, tidak pernah pakai uang dinas,” ujar Malik.(*)

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek