AS Sebut Ada Kemajuan terkait Nota Pembelaan Boeing atas Kejahatan dalam Tragedi Pesawat 737 MAX - inews

 

AS Sebut Ada Kemajuan terkait Nota Pembelaan Boeing atas Kejahatan dalam Tragedi Pesawat 737 MAX

WASHINGTON DC, iNews.id - Departemen Kehakiman AS hari ini menyatakan ada kemajuan substansial dalam perundingan untuk mencapai kesepakatan nota pembelaan akhir dengan Boeing. Akan tetapi, mereka diperkirakan tidak akan mengajukan perinciannya sebelum 24 Juli.

Pada 7 Juli lalu, Boeing pada prinsipnya mengaku bersalah atas tuduhan persekongkolan penipuan kriminal. Produsen pesawat multinasional Amerika itu pun setuju membayar denda sebesar 243,6 juta dolar AS setelah Departemen Kehakiman menyatakan pada Mei bahwa perusahaan tersebut telah melanggar perjanjian penuntutan yang ditangguhkan pada 2021.

Departemen Kehakiman AS berencana untuk mengajukan pernyataan faktual yang mendukung keputusan pelanggarannya berdasarkan kesepakatan nota pembelaan itu, yang sedianya akan diajukan pada Jumat (19/7/2024) waktu AS. Namun departemen itu menyatakan, pihaknya akan terus bekerja secepatnya untuk mengajukan tuntutan pada 24 Juli.

Boeing menolak berkomentar saat dihubungi Reuters pada Kamis.

Boeing berencana untuk mengaku bersalah karena bersekongkol untuk menipu Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA). Pengakuan itu muncul setelah Pemerintah AS mengatakan Boeing dengan sengaja membuat pernyataan palsu tentang perangkat lunak utama untuk 737 MAX terkait dengan dua kecelakaan fatal pada 2018 dan 2019 yang menewaskan ratusan orang.

Kecelakaan pada 2018 terjadi di Indonesia, melibatkan pesawat Boeing 737 Max yang dioperasikan Lion Air. Sementara kecelakaan 2019 terjadi di Ethiopia, melibatkan pesawat jenis yang sama milik maskapai Ethiopian Airlines. Kedua tragedi itu menewaskan total 346 orang. 

Hakim Distrik AS Reed O'Connor di Texas pada Senin lalu menetapkan jadwal cepat untuk mempertimbangkan keberatan terhadap kesepakatan nota pembelaan Boeing yang diajukan oleh keluarga para korban tewas dalam kecelakaan 737 MAX di Indonesia dan Ethiopia.

Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, Boeing setuju untuk mengeluarkan setidaknya 455 juta dolar AS selama tiga tahun ke depan untuk meningkatkan program keselamatan dan kepatuhannya. Dewan Boeing juga akan bertemu dengan keluarga korban kecelakaan pesawat 737 MAX.

Kesepakatan itu juga mengharuskan adanya pemantau independen, yang harus melaporkan kemajuan tahunan secara publik, untuk mengawasi kepatuhan perusahaan. Boeing akan menjalani masa percobaan selama jangka waktu tiga tahun pengawasan tersebut.

Kecelakaan MAX menyebabkan pesawat terlaris Boeing itu dilarang terbang selama 20 bulan dan merugikan perusahaan lebih dari 20 miliar dolar AS. Pada 2023, O'Connor pernah mengecam keras persekongkolan Boeing terkait pernyataan palsu perangkat lunak 737 MAX itu. "Kejahatan Boeing mungkin dianggap sebagai kejahatan korporasi paling mematikan dalam sejarah AS," ujarnya.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya