DLH Kota Jogja Bantah Jual Sampah ke Petani Bantul, Sebut Ada Kesalahan Pengiriman - Radar Jogja

 

DLH Kota Jogja Bantah Jual Sampah ke Petani Bantul, Sebut Ada Kesalahan Pengiriman - Radar Jogja

JOGJA - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja membantah adanya transaksi jual beli sampah atau kompos kepada para petani di wilayah kapanewon Sanden, Bantul. Hal itu bertolak belakang dengan apa yang disampaikan pemangku wilayah di wilayah tersebut.

Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Kota Jogja Ahmad Haryoko mengatakan, tidak ada transaksi jual beli sampah kepada para petani di kapanewon Sanden. Sebab menurut dia, selama ini proses pemberian sampah organik kepada para petani dilakukan tanpa biaya alias gratis.

“Jadi beli membeli (sampah) tidak ada, mohon diluruskan, tidak ada proses jual beli terkait hal itu,” ujar Haryoko saat menyampaikan keterangannya, Rabu (3/7).

Baca Juga: Youtuber Asal Denmark Kristian Hansen Perbaiki Jembatan Rusak di Wakatobi: Kades Wakatobi Malah Kecewa

Dia menjelaskan, bahwa pihaknya memang melakukan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos di TPS3R Nitikan. Kompos yang sudah jadi tersebut kemudian diberikan kepada para petani yang sebelumnya sudah memesan kepada DLH Kota Jogja. 

Haryoko menyebut, hingga saat ini sudah ada beberapa petani di wilayah kabupaten Sleman dan Bantul yang memanfaatkan pengiriman kompos dari DLH Kota Jogja tersebut. Dia pun mengklaim proses pengiriman kompos kepada para petani juga sudah berjalan lancar.

Kendati demikian, dia tidak menampik, memang pengiriman kompos kepada petani Sanden yang mengalami kesalahan. Yakni sopir yang seharusnya mengangkut kompos kepada para petani justru mengirimkan sampah plastik atau bahan Refuse Derived Fuel (RDF).

Baca Juga: Dolan Ria Prambanan, Salah Satu Destinasi Pilihan bagi Anak-Anak kala Libur Sekolah, Catat Tanggalnya!

“Dari pengiriman yang kami lakukan memang ada sedikit miss, ada pengiriman yang tidak bersih, artinya (kompos) masih bercampur dengan plastik. Hal itu yang kemudian di komplainkan kepada kami,” terang Haryoko.

Dia pun memastikan, bahwa DLH Kota Jogja juga sudah menindaklanjuti permasalahan tersebut. Instansi itu sudah menarik kembali kompos yang bercampur dengan sampah plastik dari petani di wilayah Sanden.

Haryoko pun berharap, adanya kesalahan itu nantinya tidak mempengaruhi kerja sama yang selama ini berjalan. Artinya, tetap ada kesinambungan antara DLH Kota Jogja dengan para petani yang selama ini sudah memanfaatkan peluang pupuk kompos yang diolah oleh instansi tersebut.

Baca Juga: Melihat Pesona Bukit Kosakora, Gunungkidul: Serasa Berada di Raja Ampat Papua

“Kami berharap bisa terus berkesinambungan antara kami sebagai pemroses sampah menjadi pupuk dengan petani,” katanya.

Diberitakan Radar Jogja sebelumnya, sejumlah petani di Padukuhan Patihan, Sanden, Bantul merasa dibohongi DLH Kota Jogja. Sebab pupuk kompos yang ditawarkan oleh instansi tersebut justru berisikan sampah. Bahkan mencuat kabar kalau para petani juga harus membeli sampah itu dari DLH Kota Jogja.

Baca Juga: Bukan Messi, Ini Dia Beberapa Pemain Jebolan Pemenang Piala Dunia 2022 Argentina Yang Diangkut Javier Mascherano ke Olimpiade Paris

Panewu Sanden Deni Ngajis menyampaikan, pekan lalu ada petani dari wilayahnya yang memesan pupuk dari DLH Kota Jogja. Kala itu, barang yang datang benar-benar pupuk kompos atau organik.

Petani lainnya pun ikut tertarik untuk membeli. Pengiriman pupuk hingga ketiga kalinya disebut baik-baik saja. Namun setelah itu pupuk yang dikirimkan tidak seperti semula.

“Bisa dibilang menurut saya masih sampah, belum pupuk," kata Deni belum lama ini. (inu)

Advertisements

indonesian_health[webstory]-20240704-08:31

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya