Jejak Penembak Trump Thomas Crooks: Pergi Latihan, Beli 50 Peluru

 

Jejak Penembak Trump Thomas Crooks: Pergi Latihan, Beli 50 Peluru

Selasa, 16 Jul 2024 05:01 WIB

Penembak calon presiden Amerika Serikat Donald Trump, Thomas Matthew Crooks sempat pergi latihan menembak dan membeli 50 butir peluru. (AFP/HANDOUT)

Jakarta, CNN Indonesia 

--

Penembak calon presiden Amerika Serikat Donald Trump, Thomas Matthew Crooks sempat pergi latihan menembak di Clairton Sportsmen's Club di Pennsylvania, sehari sebelumnya atau Jumat (12/7).

Pejabat senior penegak hukum AS mengatakan pada Sabtu (13/7) pagi, Crooks pergi ke Home Depot dan membeli tangga.

"Kemudian Ia pergi ke toko senjata dan membeli 50 butir amunisi," kata sumber tersebut dikutip CNN, Selasa (16/7).

Kemudian sore harinya, Crooks mengemudi ke lokasi acara di Butler. Petugas kepolisian sempat melihat gerak-gerik mencurigakan Crooks di dekat magnetometer di luar acara, dan kemudian tidak terlihat lagi sampai dia berada di atas atap.

Saat ini pihak berwenang masih menyelidiki semua aktivitas Crooks dalam beberapa hari menjelang penembakan dan telah meminta bantuan masyarakat untuk membentuk gambaran lengkap dari pergerakannya.

Crooks juga disebut-sebut pernah ditolak masuk klub menembak di sekolah menengah atas, Bethel Park, AS.

Keterangan itu diungkapkan salah satu anggota tim di klub menembak sekolah itu, Frederick Mach.

Ia menerangkan kepada CNN bahwa Thomas Crooks merupakan penembak yang buruk sehingga ditolak klub menembak di sekolahnya.

Mach yang merupakan junior Thomas Crooks pernah menjadi kapten tim klub menembak SMA Bethel Park, AS.

Sementara itu, ayah Thomas Crooks, Matthew Crooks mengaku terkejut mengetahui anaknya merupakan pelaku penembakan terhadap Trump.

"Apa-apaan ini? Tunggu sampai saya bicara dengan penegak hukum," kata Matthew Crooks kepada CNN saat diwawancara sesaat setelah anaknya tewas ditembak Secret Service karena berupaya membunuh Trump.

Thomas Crooks disebut pernah menjadi korban bullying semasa masih menjadi siswa SMA Bethel Park, AS.

Menurut teman SMA-nya, Jason Kohler (21), Crooks di-bully oleh siswa lain dan kerap terlihat menyendiri.

Kohler menggambarkan Crooks sebagai sosok yang "tidak memiliki ekspresi" ketika berjalan di lorong sekolah.

"Dia bukan anggota kelompok itu, jadi saya rasa, dia jadi target pembullyan," kata Kohler, seperti dikutip CNN, Minggu (14/7).

Crooks merupakan lulusan SMA Bethel Park pada 2022. Informasi ini didapat berdasarkan laporan media lokal dan sebuah video perpisahan sekolahnya.

(tim/isn)

Baca Juga

Komentar

Artikel populer - Google Berita