Jenderal AS: Kemampuan Senjata Nuklir Korea Utara Maju Pesat | Sindo news

 

Jenderal AS: Kemampuan Senjata Nuklir Korea Utara Maju Pesat | Halaman Lengkap

Letnan Jenderal Xavier Brunson, calon komandan pasukan AS di Korea Selatan, akui kemampuan senjata nuklir Korea Utara maju pesat. Foto/KCNA

WASHINGTON 

- Seorang jenderal

 Amerika Serikat 

(AS) telah memperingatkan tentang meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh program

 senjata nuklir 

Korea Utara

 (Korut) 

yang maju pesat.

Letnan Jenderal Xavier Brunson, yang dicalonkan Presiden Joe Biden untuk memimpin pasukan Amerika di Korea Selatan, menyampaikan peringatan tersebut selama sidang konfirmasinya di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat pada Selasa waktu setempat.

"Yang paling pasti, saya memahami perlunya mempertahankan tanah air. Kemajuan pesat kemampuan [senjata] nuklir dan misil Korea Utara, dikombinasikan dengan ambisinya yang dinyatakan untuk memperluas persenjataan nuklirnya secara eksponensial, adalah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh tiga komando," kata Brunson, sebagaimana dikutip dari Newsweek, Kamis (19/9/2024).

Baca Juga

Gawat, Kim Jong-un Akan Terus Bikin Bom Nuklir Korut Tanpa Batas

Jika disetujui Senat, Brunson akan menggantikan Jenderal Paul LaCamera—yang telah memimpin hampir 30.000 personel militer Amerika yang ditempatkan di Korea Selatan sejak Juli 2021.

LaCamera juga mengepalai tiga komando, yang meliputi Pasukan AS di Korea, Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan Komando Pasukan Gabungan AS-Korea Selatan.

Bersama-sama, komando tersebut mengoordinasikan operasi pertahanan dan menegakkan gencatan senjata yang mengakhiri permusuhan aktif di Semenanjung Korea pada tahun 1953.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada bulan ini berjanji untuk secara bertahap memperkuat program senjata nuklir negaranya—yang menurutnya sebagai respons atas ancaman keamanan serius yang ditimbulkan oleh AS dan sekutunya.

"Setelah menghabiskan lima tahun terakhir berfokus pada Indo-Pasifik, saya dapat memberi tahu Anda bahwa lingkungannya rumit dan dinamis," kata Brunson.

"Saya menyadari ancaman yang dihadapi Korea Selatan dan sepenuhnya memahami bahwa peran saya, jika dikonfirmasi, adalah memastikan keadaan kesiapan yang konstan untuk semua pasukan di semenanjung," papar jenderal Amerika tersebut.

Federasi Ilmuwan Amerika memperkirakan awal tahun ini bahwa Korea Utara telah mengembangkan sekitar 50 hulu ledak nuklir sejak mengumumkan uji coba senjata nuklir pertamanya 18 tahun lalu.

Negara tersebut telah mengabadikan kemampuan nuklir dalam konstitusinya melalui amandemen, dan rezim Kim Jong-un terus melakukan uji coba rudal balistik yang sering, yang selanjutnya mengobarkan ketegangan dengan Korea Selatan.

Minggu lalu, media pemerintah Korea Utara; KCNA, merilis foto-foto yang tampaknya menunjukkan, untuk pertama kalinya, situs pengayaan uranium kedua.

Senator Deb Fischer, seorang politisi Partai Republik asal Nebraska, bertanya bagaimana Brunson akan meyakinkan Korea Selatan bahwa "payung nuklir" AS atas sekutunya tetap kuat di tengah tindakan destabilisasi Korea Utara.

Brunson menanggapi bahwa dia akan memulai dengan membuat penilaian yang cermat untuk menghindari kesalahan perhitungan dan dengan melibatkan sekutu AS secara erat untuk menjelaskan apa yang pihaknya lihat.

"Pada intinya, ini tentang meyakinkan mitra kami bahwa kami mendukung mereka, dan bahwa mereka dilindungi di bawah payung konvensional dan nuklir di semenanjung," paparnya.

Dalam jajak pendapat Korea Selatan yang dirilis awal tahun ini, sekitar dua pertiga responden menyatakan keyakinannya pada jaminan Washington untuk memperluas kemampuan nuklirnya guna melindungi negara tersebut.

Dua pertiga warga Korea Selatan sekarang mendukung pengembangan senjata nuklir mereka sendiri, menurut survei tersebut.

Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul mengatakan pada bulan Juli bahwa upaya semacam itu akan memerlukan "pertimbangan lebih lanjut".

Lihat Juga: Universitas Amerika Didesak Cabut Beasiswa Menantu Presiden Jokowi

(mas)

Baca Juga

Komentar