Media-media Iran Ramai Bahas Perang Usai Israel Serang Lebanon - Kompas

 

Media-media Iran Ramai Bahas Perang Usai Israel Serang Lebanon

TEHERAN, KOMPAS.com - Media-media Iran pada Selasa (24/9/2024) ramai membahas perang setelah Israel menyerang Lebanon.

Mereka menyalahkan Israel sebagai penyebab kemunduran situasi yang menuju perang besar-besaran.

"Rezim Zionis menekan tombol perang habis-habisan," kata surat kabar ultrakonservatif Javan.

Baca juga: Serangan Israel ke Lebanon Sangat Mengkhawatirkan, 558 Orang Tewas, Pengungsi Tambah Banyak

Koran saingannya yaitu Kayhan bertanya, "Apakah perang besar telah dimulai?"

Sementara itu, media Pemerintah Iran memperingatkan, "Wilayah (Timur Tengah) berada di ambang ledakan besar."

Lalu, media reformis Etemad menuliskan, "Perdamaian di Lebanon tergantung pada seutas benang."

Serangan Israel ke Lebanon sejak Senin (23/9/2024) menewaskan 558 orang, termasuk 50 anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di Beirut.

Militer Israel mengeklaim menyerang sekitar 1.600 target Hizbullah pada Senin, menewaskan sejumlah besar anggota kelompok itu, dan melancarkan lebih banyak serangan pada Selasa pagi.

Ini adalah serangan udara terparah Israel ke Lebanon sejak 2006.

Baca juga: Apa Saja Persenjataan Hizbullah dalam Menghapi Israel?

Akankah Iran ikut perang?

Presiden terpilih Iran, Masoud Pezeshkian memenangkan pemilu pada Jumat (5/7/2024).

Lihat Foto

Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada Selasa (24/9/2024) mengatakan, Hizbullah yang merupakan sekutunya jangan dibiarkan sendirian melawan Israel.

"Hizbullah tidak dapat berdiri sendiri melawan negara yang dipertahankan, didukung, dan dipasok oleh negara-negara Barat, negara-negara Eropa, dan Amerika Serikat," kata Pezeshkian dalam wawancara dengan CNN yang diterjemahkan dari bahasa Persia ke bahasa Inggris.

Ia pun meminta masyarakat dunia jangan membiarkan Lebanon menjadi Gaza berikutnya.

Pezeshkian, yang sedang di New York untuk Sidang Umum PBB tahunan, menuduh Israel sebagai penghasut perang.

"Kami tahu lebih baik daripada siapa pun bahwa kalau perang yang lebih besar pecah di Timur Tengah, itu tidak akan menguntungkan siapa pun di dunia," ujar Pezeshkian kepada wartawan di meja bundar.

"Israel-lah yang berusaha menciptakan konflik lebih luas ini," lanjutnya, dikutip dari kantor berita AFP.

Ia menambahkan, Iran tidak pernah memulai perang dalam 100 tahun terakhir dan tidak ingin menimbulkan ketidakamanan.

Komentator politik yang berbasis di Teheran, Mohammad Reza Manafi, berpendapat bahwa meskipun ada komentar-komentar yang keras, Iran lebih condong pada strategi menahan diri.

"Israel berusaha keras menyeret Iran ke dalam perang langsung," ujar Manafi, tetapi "Iran bermaksud terus menahan diri dalam situasi sekarang."

"Masih ada jalan panjang bagi kemungkinan keterlibatan langsung Iran dalam perang... tetapi Iran akan terus mendukung Hizbullah," tambahnya.

Baca juga: 40 Tahun Konflik Klandestin Israel dan Hizbullah, Saling Tebar Teror Berdarah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca Juga

Komentar