Menguak Jejak Bangunan Tua Peninggalan Belanda di Semarang, Kini Hilang Tak Berbekas - merdeka

 

Menguak Jejak Bangunan Tua Peninggalan Belanda di Semarang, Kini Hilang Tak Berbekas - merdeka

Keberadaan bangunan tua itu tersembunyi di balik keriuhan pertokoan di kawasan Kranggan.

Keberadaan bangunan tua itu tersembunyi di balik keriuhan pertokoan di kawasan Kranggan.

Menguak Jejak Bangunan Tua Peninggalan Belanda di Semarang, Kini Hilang Tak Berbekas

Dalam postingan Instagram @semarang.heritage, tampak sebuah bangunan tua dua lantai kondisinya begitu memprihatinkan. Cat temboknya banyak yang telah mengelupas.

Orang lain juga bertanya?

Dijelaskan dalam postingan itu bahwa keberadaan bangunan tua itu tersembunyi di balik keriuhan pertokoan di kawasan Kranggan.
Ternyata postingan itu merupakan foto lama. Kini bangunan itu telah lenyap tanpa jejak.

Menurut penjelasan dalam postingan tersebut, bangunan tua itu kini telah menjadi gerai warung makan ayam goreng. Yang tersisa saat ini hanyalah paviliun pelengkap bangunan utama. 

Seperti diketahui dari postingan itu, rumah besar tersebut dulunya adalah milik pengusaha sandal merek “Orie” berdarah Tionghoa, Ong Ing Yip. Desain rumahnya bergaya Indische Woonhuizen atau Indische Empire Style. Pada abad ke-19, bangunan model seperti itu menjadi sebuah tren.

Arsitektur itu menunjukkan sebuah kelas sosial di mana waktu itu kaum borjuis Tionghoa meninggalkan gaya tradisional mereka karena ingin terlihat sejajar dengan Belanda melalui bangunan gaya barat.


Peninggalan Rumah Besar

Pada foto terlihat, di beranda muka, tiang-tiang besi berlanggam korintian menopang atap. Langit-langit rumah terbuat dari kayu jati. Sementara lantai marmer dinginnya berasal dari Italia.

Paviliun yang berada di samping bangunan utama diperuntukkan bagi anak-anak dan juga tamu keluarga. Dua bangunan itu dihubungkan dengan gerbang sebagai pembatas antara area umum dan privat. 


Bila diperhatikan, ornament dekor pada tembok tersebut merupakan tinggalan rumah besar. Ada pula konsul dan angin-angin berbahan besi tebal, serta keramik kotak kecil-kecil yang warnanya sudah tak lagi sama antara satu sama lain karena saking uzurnya.

Telah Hancur

Kini, bangunan megah sebagai rumah utama telah dihancurkan. Kini berdiri sebuah resto yang mengusung konsep heritage di bekas bangunan tua itu. Bekas lokasi berdirinya rumah tua itu kini telah berubah menjadi tempat parkir.

Restoran yang kini berdiri menawarkan estetika rumah jadul. Dilansir dari akun Instagram @semarang.heritage, interior ruangan dibuat lebar dengan dekor sketsa ikon bangunan-bangunan tua di Indonesia. Ada Museum Fatahillah Kota Tua Jakarta, Villa Isolasi UPI Bandung, Sekolah Dokter Jawa/STOVIA, dan sebagainya.

Sayang pihak restoran sendiri tidak memberikan narasi sejarah mengenai rumah jadul tersebut. Mereka tidak bisa menjelaskan di antara bangunan itu mana yang masih terjaga keasliannya.


Dugaan sementara, salah satu elemen yang masih terjaga keasliannya adalah sebuah ornament yang tertempel di dinding luar restoran itu. Di sana tertempel keramik kubus 10 x 10 cm beserta list bermotif. Di atasnya terdapat konsul dan angin-angin bermaterai besi lawas.

Artikel ini ditulis oleh

Editor Alieza Nurulita Dewi

Mengunjungi Kawasan Kota Baru, Dulunya Jadi Tempat Pemukiman Elit Zaman Belanda

Wilayah tersebut identik dengan bangunan-bangunan arsitektur kuno peninggalan Belanda.

Kabupaten Bandung dan Sumedang Diterjang Puting Beliung, Sejumlah Bangunan Rusak dan Warga Terluka

Puting beliung menerjang wilayah Kabupaten Bandung dan Sumedang, Rabu (21/2). Sejumlah rumah rusak serta belasan warga terluka akibat bencana ini.

Kisah Gereja Tua Kaliceret, Bangunan Kayu Tanpa Paku yang Telah Berusia Ratusan Tahun

Bangunan ini dulunya sempat miring karena tertiup angin, namun bisa tegak kembali karena tertiup angin dari arah yang berbeda

Pesan Terakhir pada Kasus Penemuan Kerangka di Bandung: Aku Bawa Sampai Mati Semua Janji Manismu

Polres Cimahi tengah mencocokkan tulisan yang ada di dinding tembok rumah dengan tulisan yang dibuat sehari-hari

Menguak Misteri Kampung Gantungan Sirah di Kebumen, Dulu Diduga Jadi Tempat Eksekusi Mati

Saat masa penjajahan Belanda, lokasi kampung itu digunakan sebagai tempat para tentara Belanda melakukan kekerasan terhadap warga pribumi.

Seribu Lebih Rumah Terendam Banjir Usai Hujan Sepekan, Jambi Siaga Tiga

Akibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.

Menelusuri Jejak Peninggalan Belanda di Kampung Recosari Boyolali, Ini Potretnya

Saat ini jejak keberadaan makam Belanda di Kampung Recosari hampir hilang tak bersisa

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya