Menlu Retno Tegaskan OKI Harus Jadi Teladan Dukungan Pengakuan Negara Palestina - Bagian All
JAKARTA, iNews.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menegaskan negara-negara Islam yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) harus menjadi teladan terkait pengakuan negara Palestina. Dia meminta OKI memanfaatkan pengaruh untuk meningkatkan jumlah negara yang mengakui Palestina.
“Negara-negara OKI harus menjadi teladan dalam mendukung pengakuan terhadap negara Palestina," ujar Retno dalam pidato di Pertemuan Koordinasi OKI Tahunan Tingkat Menteri di Markas Besar Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), New York, Jumat (27/9/2024).
Selain itu, Retno juga mendorong implementasi efektif Resolusi Majelis Umum PBB ES-10/24 yang menuntut Israel mengakhiri kehadiran ilegalnya di wilayah pendudukan Palestina. Resolusi itu menjadi salah satu kemajuan merealisasikan negara Palestina jika diimplementasikan.
“Resolusi ini akan menjadi panduan negara-negara dalam mendorong pemenuhan hak-hak Palestina, oleh sebab itu, negara-negara OKI harus memberikan dukungan politik kepada Sekjen PBB untuk melaksanakan, melaporkan, dan memonitor implementasi dari resolusi tersebut,” tutur dia.
Dia menuturkan, OKI adalah sebuah keluarga besar dan masa depannya ditentukan oleh anggotanya sendiri. Dia pun mengajak negara-negara OKI untuk saling membantu, agar tidak ada satu pun anggota yang tertinggal.
“Kita harus saling membantu agar tidak ada satu pun negara OKI yang tertinggal,” kata dia.
Selanjutnya Menlu Retno menyatakan sekarang waktu yang tepat negara Palestina diakui.
Sebelumnya, Retno menegaskan saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mengakui negara Palestina. Pengakuan ini penting untuk mewujudkan solusi dua negara atau two-state solution.
Pernyataan itu disampaikan Retno dalam pertemuan bertajuk The Situation in Gaza and the Implementation of the Two-State Solution as a Path to a Just and Comprehensive Peace di Markas PBB, New York, Kamis (26/9/2024).
Dia menyatakan pengakuan ini tidak hanya memberikan harapan bagi rakyat Palestina, tetapi juga merupakan cara penting untuk memberikan tekanan politik kepada Israel agar menghentikan kekejamannnya.
Retno menolak pandangan beberapa negara yang menunda pengakuan Palestina dengan alasan menunggu waktu yang tepat.
“Kapan waktu yang tepat itu? Bagi saya, waktunya adalah sekarang. Kita tidak ingin menunggu hingga semua rakyat Palestina terusir atau hingga 100.000 orang terbunuh untuk menganggap bahwa itu adalah waktu yang tepat,” ujar dia.
Komentar
Posting Komentar