Mesir Khawatir Konflik Israel dan Hizbullah Tingkatkan Risiko Perang Regional - - Global Liputan6
Liputan6.com, Kairo - Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty menyampaikan peringatan pada Minggu (22/9/2024) terkait risiko perang regional karena pertempuran antara Israel dan Hizbullah Lebanon yang makin meningkat.
Ia mengatakan eskalasi tersebut "berdampak negatif" pada perundingan gencatan senjata Gaza, dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (23/9).
Badr Abdelatty menyampaikan pernyataan tersebut menjelang pertemuan tahunan para pemimpin dunia di Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Ada kekhawatiran besar tentang, kemungkinan eskalasi di kawasan yang mengarah pada perang regional habis-habisan," katanya kepada AFP di markas besar PBB, seraya menambahkan bahwa lonjakan kekerasan terbaru berdampak negatif pada perundingan gencatan senjata.
"Tetapi Mesir, bersama dengan Qatar dan Amerika Serikat, memiliki tekad dan komitmen penuh untuk melanjutkan upaya untuk menengahi perjanjian gencatan senjata," katanya.
Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat telah selama berbulan-bulan mencoba untuk mengamankan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza, yang berulang kali dikatakan oleh para diplomat akan membantu meredakan ketegangan regional.
"Semua komponen kesepakatan sudah siap," kata Abdelatty.
"Masalahnya adalah kurangnya kemauan politik di pihak Israel," imbuhnya.
Abdelatty juga menyalahkan kebijakan provokatif Israel atas meningkatnya pertempuran dengan Hizbullah, sekutu Hamas.
Seruan Untuk Menghentikan Eskalasi
Abdelatty mengatakan, ia sudah berbicara dengan mitra regional maupun internasional terkait upaya menghentikan eskalasi.
"Kami berbicara dengan mitra regional dan internasional kami, termasuk Amerika Serikat, tentang pentingnya bekerja untuk menghentikan eskalasi dan menghentikan kebijakan sepihak dan provokatif yang dilakukan Israel," katanya.
Konflik regional tidak melayani kepentingan pihak mana pun, diplomat tinggi itu menambahkan.
Abdelatty berbicara setelah pertemuan di Washington dengan pejabat AS minggu ini, termasuk penasihat Gedung Putih Amos Hochstein, yang memimpin upaya untuk mengamankan gencatan senjata antara Lebanon dan Israel.
Israel mengumumkan bahwa serangan udaranya di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, pada hari Jumat (20/9/2024), menewaskan salah satu pejabat militer tertinggi Hizbullah, yang bertanggung jawab atas pasukan elitenya dan telah masuk dalam daftar buronan...
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Komentar
Posting Komentar