Ancaman UE Bikin Serbia Ingin Pindah Haluan ke BRICS | Sindo news

 

Ancaman UE Bikin Serbia Ingin Pindah Haluan ke BRICS | Halaman Lengkap

Negara ini akan mengeksplorasi opsi bergabung dengan BRICS, alih-alih merapat ke Uni Eropa (UE). Foto/Dok

BEOGARD 

-

Serbia 

akan mengeksplorasi opsi bergabung dengan

BRICS 

, alih-alih merapat ke

Uni Eropa (UE) 

. Wakil Perdana Menteri Serbia, Aleksandar Vulin mengatakan, UE membuat tuntutan yang semakin kaku dan tidak menawarkan kemajuan menuju keanggotaan sebagai imbalannya.

Serbia diketahui sudah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 2009 dan telah menjadi kandidat keanggotaan sejak 2012. Hingga beberapa tahun setelahnya, Brussels telah meningkatkan tuntutannya agar Beograd menormalkan hubungan dengan Kosovo menjadi pengakuan de facto atas kemerdekaan provinsi yang memisahkan diri itu.

Baca Juga

Negara Ini Tak Akan Pernah Jatuhkan Sanksi ke Rusia meski Ditekan UE

Selain itu mengikat aksesi Serbia ke blok tersebut lewat pemutusan hubungan dengan Moskow dan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia. "Katakan saja kepada kami: 'kami tidak menginginkan Anda,'" kata Vulin kepada Berliner Zeitung dalam sebuah wawancara.

"Mengapa Anda terus menetapkan kondisi yang tidak dapat kami penuhi? Kami melihat Uni Eropa sebagai mitra, tetapi kami tidak sepenuhnya yakin bahwa Uni Eropa melihat kami sebagai mitra," bebernya.

Sementara itu Vulin mengatakan kepada surat kabar Jerman, bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak pernah memaksa Serbia untuk memilih antara Brussels dan Moskow, atau mengancam akan memutuskan hubungan jika Beograd memulai pembicaraan aksesi Uni Eropa.

"Pada saat yang sama, negosiator Uni Eropa memberi tahu kami: 'jika Anda tidak memutuskan hubungan dengan Rusia, Anda tidak akan bergabung dengan Uni Eropa,'" keluhnya.

"Jadi apakah kita mitra atau tidak? Atau apakah kita tidak memiliki hak atas kepentingan kita sendiri?" sambungnya.

Serbia dipastikan akan menghadiri KTT BRICS di kota Kazan, Rusia pada akhir bulan ini, dengan tujuan untuk bergabung dengan kelompok ekonomi yang sedang berkembang tersebut.

"Akan menjadi tidak bertanggung jawab jika kita tidak mengeksplorasi semua kemungkinan, termasuk keanggotaan BRICS," kata Vulin.

"Jika BRICS menarik bagi negara lain, misalnya Emirates atau Arab Saudi atau Türkiye, mengapa harus berbeda untuk Serbia? Tidak ada keraguan bahwa BRICS telah menjadi alternatif nyata untuk Uni Eropa."

Sejak istilah ini pertama kali diciptakan pada tahun 2001, BRICS telah berkembang dari akronim menjadi aliansi informal yang telah menyalip blok G7 yang dipimpin AS secara PDB global. BRICS juga memiliki bank pembangunan sendiri, dan telah berkembang dari empat anggota pada tahun 2006 – Brasil, Rusia, India, dan China – menjadi lima termasuk Afrika Selatan pada tahun 2011.

Tahun ini, empat negara lagi – Mesir, Iran, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab – secara resmi menjadi anggota BRICS, dengan Arab Saudi saat ini sedang menyelesaikan proses aksesi.

Baca Juga

Calon Anggota Uni Eropa Bersiap Menyeberang ke BRICS

Pada bulan September, pembantu presiden Rusia Yury Ushakov mengkonfirmasi bahwa Turki secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS, menjadi negara NATO pertama yang melakukannya.

Azerbaijan, Aljazair, Vietnam, Indonesia, Pakistan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Venezuela, Kazakhstan, Palestina, DR Kongo, Gabon, Bangladesh, Bahrain, Kuwait, Senegal, dan Bolivia adalah beberapa negara lain yang telah menyatakan keinginan mereka untuk bergabung dengan BRICS.

Lihat Juga: Ekonomi Israel Harus Membayar Mahal Perang dengan Iran

(akr)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya