Begini Reaksi Dunia Setelah Israel Bunuh Pemimpin Hamas Yahya Sinwar
KOMPAS.com - Militer Israel mengeklaim telah membunuh Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dalam sebuah serangan di Jalur Gaza selatan, pada Rabu (16/10/2024).
Sehari kemudian Israel mengumumkan kematian Yahya Sinwar. Pada Jumat (18/10/2024), Kepala Hamas di Gaza, Khalil al-Hayya mengeluarkan pernyataan yang mengonfirmasi tewasnya Pemimpin Hamas Yahya Sinwar.
Menurut pernyataan militer Israel, Sinwar tewas pada Rabu setelah tentara Israel melenyapkan tiga anggota Hamas.
Baca juga: Hamas Konfirmasi Kematian Yahya Sinwar
Pada Agustus 2024, Hamas menunjuk pemimpin Gaza, Yahya Sinwar, sebagai kepala biro politik kelompok tersebut untuk menggantikan Ismail Haniyeh, yang dibunuh saat berkunjung ke Iran pada 31 Juli 2024.
Dikutip dari Al Jazeera, berikut ini reaksi dunia atas tewasnya Pemimpin Hamas Yahya Sinwar:
Israel
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel telah menyelesaikan masalah dengan Sinwar tetapi perang belum berakhir.
Netanyahu mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan televisi bahwa cahaya menang atas kegelapan di wilayah tersebut dan bahwa kematian Sinwar merupakan tonggak penting dalam kemunduran kelompok tersebut.
"Hamas tidak akan lagi memerintah Gaza," katanya.
Sementara keluarga tawanan Israel yakni kelompok kampanye Israel, Forum Sandera dan Keluarga Hilang menyambut baik pernyataan tentara Israel, dengan mengatakan kematian Yahya Sinwar akan membantu mengamankan pembebasan tawanan yang masih berada di Gaza.
Amerika Serikat
Presiden AS Joe Biden mengatakan kematian Yahya Sinwar menandai momen kelegaan bagi warga Israel sekaligus memberikan kesempatan untuk hari setelahnya di Gaza tanpa kelompok itu berkuasa.
"Yahya Sinwar merupakan rintangan yang tidak dapat diatasi untuk mencapai semua tujuan tersebut. Rintangan itu sudah tidak ada lagi. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus kita selesaikan," kata Biden dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Pejabat Senior: Hamas Tak Bisa Disingkirkan Hanya dengan Membunuh Pemimpinnya
Wakil Presiden AS Kamala Harris memuji atas kematian Sinwar dan mengatakan bahwa ini adalah kesempatan untuk mengakhiri perang di Gaza.
Iran
Misi negara Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan saat-saat terakhir Yahya Sinwar akan menjadi model perlawanan terhadap Israel.
"Ketika umat Islam memberi penghormatan kepada Martir Sinwar yang berdiri di medan perang dalam pakaian tempur dan di tempat terbuka, bukan di tempat persembunyian, menghadapi musuh, maka semangat perlawanan akan menguat," tulis misi tersebut dalam sebuah posting di X.
"Ia akan menjadi model bagi para pemuda dan anak-anak yang akan meneruskan jalannya menuju pembebasan Palestina," jelasnya.
Ditambahkan pula bahwa selama pendudukan dan agresi masih ada, perlawanan akan terus berlanjut, karena sang martir tetap hidup dan menjadi sumber inspirasi.
Uni Eropa
Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara itu, menggambarkan Yahya Sinwar sebagai penghalang bagi gencatan senjata yang sangat dibutuhkan dan pembebasan tanpa syarat semua sandera.
"Kekerasan harus diakhiri, sandera harus dibebaskan dan penderitaan warga Palestina harus dihentikan," jelasnya.
Baca juga: Joe Biden Hadapi Tantangan Besar demi Perdamaian Gaza, Ini Alasannya
Jerman
Kanselir Olaf Scholz mengatakan ia berharap kematian Yahya Sinwar akan membuka jalan bagi gencatan senjata di Gaza.
"Dengan tewasnya pemimpin Hamas, mudah-mudahan prospek nyata kini terbuka untuk gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza," kata Scholz saat Biden berkunjung.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan Hamas harus segera membebaskan semua sandera dan meletakkan senjata.
Perancis
Presiden Emmanuel Macron mengatakan Sinwar adalah orang utama yang bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober 2023 di Israel.
"Perancis menuntut pembebasan semua sandera yang masih ditahan Hamas," tulis Macron di X.
Baca juga: Warga Israel Rayakan Kematian Pemimpin Hamas Yahya Sinwar
Italia
Perdana Menteri Giorgia Meloni mengatakan dengan meninggalnya Yahya Sinwar, sudah waktunya bagi semua sandera untuk dibebaskan, bagi gencatan senjata untuk segera diumumkan dan bagi rekonstruksi Gaza untuk dimulai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Komentar
Posting Komentar