Israel Klaim Temukan Bunker Hizbullah di Bawah RS Beirut, Berisi Emas dan Uang Senilai Rp 7 Triliun Halaman all - Kompas
Israel Klaim Temukan Bunker Hizbullah di Bawah RS Beirut, Berisi Emas dan Uang Senilai Rp 7 Triliun Halaman all - Kompas
/data/photo/2024/10/07/67032e200ef80.jpg)
KOMPAS.com - Israel mengeklaim telah menemukan bunker yang menjadi pusat penyimpanan keuangan Hizbullah di bawah rumah sakit Al-Sahel di Beirut, Lebanon pada Senin (21/10/2024).
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan, bunker tersebut berisi emas dan uang tunai senilai ratusan juta dollar Amerika Serikat yang diduga untuk mendanai operasi kelompok tersebut.
Klaim ini menyusul serangkaian serangan udara yang dilakukan Angkatan Udara Israel pada Minggu (20/10/2024) waktu setempat.
Juru bicara IDF, Laksamana Muda Daniel Hagari menyampaikan informasi tersebut secara terperinci yang disiarkan di televisi.
"Malam ini, saya akan mengumumkan informasi intelijen di lokasi yang tidak kami serang, di mana Hizbullah memiliki jutaan dollar Amerika Serikat dalam bentuk emas dan uang tunai di bunker Hassan Nasrallah. Bunker tersebut terletak tepat di bawah Rumah Sakit Al-Sahel di jantung kota Beirut," ujarnya, dikutip dari NDTV, Selasa (22/10/2024).
Hagari memperkirakan, bunker tersebut menyimpan emas dan uang tunai senilai 500 juta dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 7 triliun. Namun, pihaknya belum menyerang lokasi tersebut.
Sebagai informasi, Israel menargetkan hampir 30 lokasi di Beirut pada serangan yang diluncurkan pada Minggu (20/10/2024) malam. Salah satu target operasi adalah Al-Qardh Al-Hassan (AQAH), sebuah perusahaan keuangan yang terkait dengan Hizbullah.
Meski begitu, Israel tidak memberikan bukti atas klaim tersebut.
Dikutip dari The Guardian, Israel justru menerbitkan gambar animasi yang dimaksudkan untuk menunjukkan bunker di bawah rumah sakit Al-Sahel di Beirut itu.
Israel juga menyebut, bunker itu dulunya digunakan untuk menyembunyikan mantan sekretaris jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Dalam pengumuman itu, Israel mengimbau agar pemerintah Lebanon menyita uang yang menurut mereka telah dicuri Hizbullah dari rakyat Lebanon.
Baca juga: Israel Klaim Telah Bunuh Hashem Safieddine, Calon Pemimpin Baru Hizbullah
Klaim dibantah pihak rumah sakit
Anggota parlemen Lebanon dari partai Gerakan Amal Syiah dan Direktur RS Al-Sahel, Fadi Alameh membantah klaim Israel soal bunker di bawah rumah sakitnya.
Kepada Reuters, Alameh mengatakan bahwa Israel membuat klaim palsu dan memfitnah, dan meminta Angkatan Darat Lebanon agar mengunjungi dan menunjukkan bahwa mereka hanya memiliki ruang operasi, pasien, dan kamar mayat.
Alameh mengatakan, rumah sakit tersebut kini sedang dievakuasi dan militer Israel mengatakan tidak akan menyerang fasilitas itu.
Tak lama setelah klaim dibuat, Israel mengeluarkan serangkaian peringatan kepada penduduk di Dahiyeh bahwa Israel akan mulai menyerang gedung-gedung di wilayah tersebut.
Oleh karena itu, Israel mengimbau kepada penduduk untuk pindah setidaknya 500 meter jauhnya dari lokasi. Mendengar peringatan itu, penduduk pun mulai melarikan diri.
Dikutip dari The Guardian, serangan udara mulai terjadi satu jam kemudian dengan diikuti ledakan keras yang terdengar di seluruh wilayah Beirut.
Salah satu serangan terjadi tepat di depan pintu masuk rumah sakit universitas Rafik Hariri, rumah sakit umum terbesar di Lebanon. Setidaknya empat orang termasuk seorang anak tewas dan 24 orang terluka dalam serangan itu.
Serangan tersebut juga menyebabkan rumah sakit mengalami kerusakan berat akibat ledakan.
Meski sempat terjadi pemogokan, aktivitas rumah sakit tetap berjalan seperti biasa dan menerima korban luka.
Hingga saat ini, jumlah korban awal diperkirakan masih terus bertambah karena petugas pertolongan pertama terus menggali reruntuhan untuk mencari korban.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengecam serangan Israel terhadap dua rumah sakit terbesar di negara tersebut.
Pasalnya, serangan yang terjadi sejak konflik Israel dengan Hizbullah itu telah menewaskan sedikitnya 115 petugas kesehatan dan petugas tanggap darurat sejak pertempuran dimulai setahun sebelumnya.
Selama dua malam berturut-turut, Beirut terus dibombardir oleh Israel. Sebanyaknya 15 serangan udara dilancarkan ke lembaga-lembaga perbankan yang diduga terkait dengan Hizbullah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.