AS Sebut Tentara Korea Utara Mulai Bertempur di Rusia, Dilatih Perang Parit dan Operasikan Drone - Kompas TV

 

AS Sebut Tentara Korea Utara Mulai Bertempur di Rusia, Dilatih Perang Parit dan Operasikan Drone

Kompas.tv - 13 November 2024, 20:40 WIB

as-sebut-tentara-korea-utara-mulai-bertempur-di-rusia-dilatih-perang-parit-dan-operasikan-drone

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Vedant Patel, menyebut tentara Korea Utara kini telah terlibat pertempuran bersama pasukan Rusia.

Informasi yang didapatkan AS menunjukkan tentara Kim Jong-un telah bertempur di front Kursk, barat Rusia.

Kursk merupakan provinsi Rusia yang diserang Ukraina sejak Oktober lalu. Rusia dilaporkan turut mengerahkan ribuan tentara Korea Utara untuk operasi militer di wilayah tersebut.

"Kami sangat khawatir dengan kebijakan Rusia yang mengerahkan tentara bantuan DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea/Korea Utara) untuk melanjutkan perang brutal mereka lawan Ukraina," kata Patel, Selasa (12/11/2024), dikutip Yonhap.

"Hari ini, saya bisa mengonfirmasi bahwa lebih dari 10.000 tentara DPRK telah dikirim ke timur Rusia, dan sebagian besar mereka telah dikirim jauh ke Oblast Kursk di Barat, tempat mereka mulai terlibat operasi tempur bersama pasukan Rusia."

Baca Juga: 50.000 Tentara Korea Utara dan Rusia Disebut Telah Bergerak, Targetkan Kembali Kuasai Kursk

Berdasarkan informasi yang diperoleh pemerintah AS, Patel menyebut Rusia telah membekali pasukan Korea Utara dengan latihan artileri, pesawat nirawak (UAV), dan operasi infanteri dasar, termasuk perang parit.

Patel menekankan bahwa keberhasilan pasukan Korea Utara menghadapi Ukraina akan ditentukan sebaik apa militer Rusia mengintegrasikan pasukan Kim Jong-un ke dalam kekuatan militernya.

"Sejumlah tantangan yang harus mereka atasi adalah interoperabilitas, kendala bahasa, komando, kontrol, dan komunikasi," kata Patel.

"Amerika Serikat berkomunikasi erat dengan sekutu dan mitra-mitra kami di negara-negara lain di kawasan tentang implikasi dari ini, terkait perkembangan ini."

Pengiriman tentara Korea Utara ke Rusia sendiri turut memicu kekhawatiran di Korea Selatan. Seoul khawatir Rusia akan membantu pengembangan rudal dan nuklir Pyongyang sebagai imbal baik atas bantuan bala tentara.

Menanggapi perkembangan tersebut, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengaku pihaknya mengkaji respons yang tepat atas tindakan Korea Utara. Yoon pun tak menutup kemungkinan mengirimkan senjata ke Ukraina.

Baca Juga: Korea Utara Meratifikasi Perjanjian Pertahanan dengan Rusia, Saling Kirim Pasukan Ketika Perang


Sumber : Yonhap


Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya