BTR-50 Tank Amfibi Era Soviet Sudah Dilirik KASAL Buat Diganti Tapi yang Masih Korps Marinir TNI AL Indonesia Gunakan Diuji Kelayakannya - Zona Jakarta
BTR-50 Tank Amfibi Era Soviet Sudah Dilirik KASAL Buat Diganti Tapi yang Masih Korps Marinir TNI AL Indonesia Gunakan Diuji Kelayakannya - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.COM- Korps Marinir TNI AL Indonesia saat ini diperkuat beberapa kendaraan pendaratan amfibi yang usianya cukup tua, di antaranya yang berjenis BTR 50 P, BTR 50 PK, BTR 50 PM, AMX-10PAC, dan LVT-7 A1.
BTR 50 (Bronetransporter-50) adalah kendaraan pengangkut personel lapis baja amfibi (APC) yang diproduksi oleh Uni Soviet yang sampai saat ini masih digunakan oleh Korps Marinir TNI AL Indonesia.
Tank amfibi BTR 50 berfungsi mengangkut pasukan Korps Marinir TNI AL Indonesia dari kapal pendarat ke medan tempur di pesisir pantai.
Fungsi asasi BTR 50 memang sebagai tank amfibi, tapi tak jarang Korps Marinir menggunakannya untuk beroperasi jauh menusuk pertahanan musuh di daratan.
Apalagi BTR 50 juga biasa digunakan Korps Marinir dalam Urban Warfare.
Baca Juga:
Salah satu operasi tempur BTR 50 jauh ke daratan usai menjalankan operasi pendaratan amfibi terjadi di Aceh.
Dalam Masa Darurat Militer Aceh ketika membasmi GAM, Korps Marinir melakukan pendaratan amfibi di pesisir wilayah berjuluk Serambi Mekah itu.
Marinir menerjunkan BTR 50 untuk menggempur posisi GAM.
Setelah mendarat, BTR 50 langsung menusuk jauh hingga ke wilayah dalam musuh, melakukan operasi pembersihan di sana.
BTR 50 dan PT 76 dinilai efektif digunakan dalam operasi militer di Aceh kala itu.
Baca Juga:
"Pada tanggal 03 Juni 2003 Satu Kompi Prajurit Yonmarhanlan I Dpp. Kapten Marinir Imanda ST, melaksanakan Pendaratan Terbatas di daerah pulau Nasi untuk membubarkan konsentrasi separatis GAM agar para separatis meninggalkan wilayah tersebut ke daratan dimana pasukan yang lebih besar sudah siap menunggu untuk menumpas gerakan separatis (GAM) di Banda Aceh yang menginginkan kemerdekaan dan terpisah dari NKRI," jelas Pasmar 1.
BTR 50 sendiri sudah memperkuat KKO AL, nama sebelumnya Korps Marinir, sejak era pemerintahan Soekarno.
Dan hingga saat ini masih aktif beroperasi.
Pada 2023 lalu, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Muhammad Ali mengungkapkan TNI AL dan Kementerian Pertahanan sudah melirik perusahaan dari tiga negara untuk memasok kendaraan pendarat amfibi (ranratfib) yang lebih modern, salah satunya pengganti BTR 50.
"Kami sudah berjalan melihat ke beberapa negara, terutama ke Timur Tengah, ke Eropa juga ada, ke Amerika juga ada," kata Kasal seperti dikutip Zonajakarta.com dari Antara edisi 15 November 2023.
Baca Juga:
Kasal mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu kontrak dengan pemasok dari beberapa negara tersebut.
Menurut dia, peremajaan alutsista Korps Marinir bakal terus dilakukan ke depan oleh TNI AL dan Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
"Ke depan tentunya kami tetap harus meremajakan (alutsista Korps Marinir), dan ini akan diproses oleh Kemhan, sudah dipilih beberapa calon pengganti (tank) BTR 50," ucap Ali.
Mengingat BTR 50 sudah tak berusia muda, maka lumrah jika pasukan Marinir senantiasa menguji kelayakan ranpurnya.
Untuk memastikan kesiapan operasional kendaraan tempur (Ranpur) Batalyon Kendaraan Pendarat Amfibi (Yonranratfib 2 Mar), tidak terlepas dilaksanakannya pengecekan kelaikan secara berkala oleh Tim Dinas Kelaikan Material Angkatan Laut (Dislaikmatal), salah satunya pada kegiatan pengecekan tahap darat sebagai syarat ketentuan verifikasi dan sertifikasi uji kelaikan yang berlangsung di Garase Ranpur Yonranratfib 2 Mar, Semarung, Ujung, Surabaya. Senin (25/11/2024).
Kegiatan yang diikuti oleh kru Ranpur dan dipimpin Pjs. Pasilog Yonranratfib 2 Mar Letda Marinir Sulkan Yahya.
Pada pelaksanaan survei berkala Ranpur Pasmar 2 Tahun 2024 tersebut melibatkan Ranpur jenis BTR 50 PM.
Dikutip Zonajakarta.com dari unggahan akun Instagram Pasmar II Korps Marinir pada 25 November 2024, survei berkala ini merupakan syarat utama untuk dapat menuju tahapan verifikasi Ranpur melalui pengecekan secara fisik berbagai bagian penting Ranpur hingga yang terkecil.
Sertifikasi meliputi pengecekan kinerja tenaga mesin, sistem kemudi darat laut, kelistrikan, kelayakan dan kelengkapan bodi Ranpur hingga pengecekan berbagai macam jenis pompa kuras meliputi pompa mekanik, pompa hidrolik, pompa bath dan pompa hull sebagai prosedur melaksanakan uji kedap untuk menuju uji tahap laut dan manuver gerak darat oleh kru Ranpur dibawah pengawasan Tim Surveyor.
Komandan Yonranratfib 2 Mar Letkol Marinir Aloysius Yogandhi Nugroho, M.Tr.Opsla., menyampaikan kegiatan pengecekan maupun uji laik Ranpur ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kondisi terakhir kendaraan tempur selama menjalani pemeliharaan dan perawatan di satuan.
Baca Juga:
Tak hanya itu, uji laik Ranpur ini sekaligus untuk memastikan Ranpur benar-benar pada kondisi layak dan siap beroperasi dalam menunjang mobilitas dan manuver Ranpur ketika mengemban tugas pokok satuan.
“Suatu keharusan bagi setiap prajurit Fighter Sejati Yonranratfib 2 Mar dalam menyiapkan Ranpur yang dimiliki, demi terbinanya kemampuan unsur kendaraan pendarat amfibi sekaligus meningkatkan profesionalisme prajurit itu sendiri, sebagai pengawak kendaraan tempur amfibi lapis baja yang dipercayakan kepada kita Satuan Kavaleri Korps Marinir,” ujar Komandan Yonranratfib seperti dikutip dari unggahan akun Instagram @pasmar_2_korps_marinir.
***
Komentar
Posting Komentar