Junta Myanmar Bom Gereja, Tewaskan Anak-anak yang Bermain - inews

 

Junta Myanmar Bom Gereja, Tewaskan Anak-anak yang Bermain

Rabu, 20 Nov 2024 08:20 WIB

Setidaknya sembilan orang tewas, termasuk anak-anak, dalam serangan junta Myanmar di sebuah gereja di negara bagian Kachin, Jumat (15/11). (Foto: REUTERS/STRINGER)

Jakarta, CNN Indonesia 

--

Setidaknya sembilan orang tewas, termasuk anak-anak, dalam serangan junta Myanmar di sebuah gereja di negara bagian Kachin, Jumat (15/11).

Radio Free Asia (RFA) melaporkan angkatan udara Myanmar mengebom sebuah gereja di dekat perbatasan Myanmar-China yang digunakan para warga sebagai lokasi pengungsian.

Menurut petugas informasi Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), Naw Bu, junta Myanmar menjatuhkan bom di sebuah gereja di desa Konlaw yang terletak di sebelah kamp pengungsian.

"Serangan itu menghantam anak-anak dari kamp yang bermain di daerah tersebut, kamp itu sendiri, dan gereja tersebut," kata Naw Bu kepada RFA.

"Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan semua anak mereka, totalnya enam orang meninggal dunia," lanjutnya.

Secara keseluruhan, serangan itu menewaskan sembilan orang yang berada di sekitar lokasi pengeboman.

Naw Bu mengatakan tak ada hasutan dari kelompok gerilyawan mengenai serangan tersebut. Ia pun berujar serangan terhadap warga sipil yang mengungsi serta terhadap bangunan keagamaan seperti itu merupakan kejahatan perang.

Selain korban tewas, Naw Bu juga menyampaikan terdapat 11 orang yang terluka imbas pengeboman tersebut. Tujuh di antaranya dalam kondisi kritis dan dirawat di sebuah rumah sakit di dekat Lai Zar di perbatasan China.

Serangan ini terjadi beberapa hari setelah pemimpin junta Min Aung Hlaing menegaskan kembali seruan untuk pembicaraan damai. Seruan itu disampaikan selama kunjungannya ke China pada 5 November lalu.

Pasukan anti-junta telah menolak seruan Min Aung Hlaing tersebut karena menganggap seruan itu cuma formalitas belaka demi menenangkan China.

Sejak negara itu direbut oleh junta militer pada 2021, China telah mengajukan diri untuk menjadi mediator guna mendamaikan Myanmar.

Kendati begitu, pertempuran antara militer dan gerilyawan terus meletus bahkan diperkirakan meningkat dalam beberapa pekan mendatang. Pasukan junta disebut telah memanfaatkan musim kemarau untuk mencoba merebut kembali wilayah yang direbut oleh kelompok gerilya selama setahun terakhir.

Di negara bagian Kachin, Myanmar utara, para pejuang dari KIA telah membuat keuntungan signifikan karena berhasil merebut banyak posisi militer serta tambang batu giok. Mereka juga sukses mengamankan tanah jarang dan sebagian besar penyeberangan di perbatasan Myanmar-China.

Sebagai tanggapan, militer pun melancarkan serangan udara guna menakut-nakuti para gerilyawan. Menurut kelompok hak asasi manusia (HAM), serangan itu sering kali ditargetkan kepada warga sipil.

Dari Januari hingga Oktober, serangan udara junta militer tercatat telah menewaskan 540 orang di seluruh Myanmar.

(blq/rds)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya