Kaget Banyak Anak Terkena Diabetes, Menkes Tekankan Deteksi Dini
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengaku kaget soal banyaknya kasus diabetes yang diderita anak. Ia menekankan pentingnya deteksi dini dan penanganan diabetes pada anak-anak, mengingat kekhawatiran terhadap peningkatan kasus diabetes tipe 1 pada anak-anak baik di Indonesia maupun dunia.
Di Indonesia, angka kasus diabetes pada anak meningkat hingga 70 kali lipat pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2010, dengan jumlah mencapai 1.645 anak.
Ada tiga jenis diabetes yang dapat dialami oleh anak-anak, yaitu Diabetes Mellitus (DM) tipe 1, tipe 2, dan Monogenic.
DM tipe 1 merupakan jenis yang paling banyak ditemukan pada anak. "Saya sangat kaget bahwa ternyata banyak anak-anak di dunia, termasuk Indonesia, yang terkena diabetes tipe 1 sejak kecil. Jika tidak diobati dengan cepat, diabetes tipe 1 ini bisa berakibat fatal,” ungkapnya seperti dikutip Antara, Senin (26/11).
Genjot skrining
Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya penanganan cepat untuk kasus diabetes tipe 1 pada anak-anak. Ia menyebutkan bahwa jika penyakit ini tidak segera ditangani dengan baik, dampaknya bisa berujung fatal, bahkan menyebabkan kematian.
Selain itu, sebagai langkah strategis untuk menghadapi tantangan ini, Menkes mendukung inisiatif pemerintah pada program skrining kesehatan bagi seluruh masyarakat, termasuk anak-anak.
Salah satu fokus program ini adalah peningkatan layanan kesehatan di puskesmas untuk membantu penderita diabetes, khususnya melalui pemberian insulin.
“Kami sedang mengkaji dan melakukan penelitian terkait kesiapan puskesmas untuk memberikan insulin kepada pasien diabetes. Jika penyakit ini dapat ditangani sejak dini, biaya pengobatannya jauh lebih murah, dan tingkat kesembuhannya lebih tinggi,” ujar Budi.
Menurutnya, penanganan diabetes yang terlambat sering kali berujung pada komplikasi serius, seperti Ketoasidosis Diabetik (KAD), yang ditemukan pada 70 persen pasien yang datang terlambat. Oleh karena itu, penting untuk melakukan deteksi dini.
Peran medis dalam penanganan diabetes
Dalam upayanya meningkatkan layanan kesehatan, Budi menyoroti pentingnya keterlibatan rumah sakit dalam membangun kapasitas puskesmas.
Budi meminta agar rumah sakit pengampu tidak hanya fokus pada layanan di tingkat rumah sakit, tetapi juga membantu memperkuat sarana dan tenaga kesehatan di puskesmas.
“RSCM sebagai pengampu diabetes tidak boleh hanya mendukung rumah sakit. Justru puskesmas harus menjadi perhatian utama,” tegasnya.
Selain itu, program deteksi dini diabetes akan mulai dijalankan secara nasional pada tahun depan, dengan puskesmas-puskesmas tertentu sebagai proyek percontohan. Jika program ini berhasil, distribusi insulin akan diperluas ke seluruh Indonesia.
Kemudian, Budi menjelaskan bahwa distribusi insulin memerlukan fasilitas penyimpanan khusus serta pelatihan bagi tenaga medis, sehingga menjadi tantangan tersendiri.
Namun, ia optimis langkah ini dapat memberikan pengobatan lebih cepat dan efektif bagi penderita diabetes dan menekan angka kematian akibat komplikasi yang terlambat ditangani. (Ant/Kemenkes/P-5)
Komentar
Posting Komentar