Malaysia Mulai Khawatirkan Kekuatan Militer Singapura, Menhan Dipancing Ungkap Rahasia Pertahanan - Zona Jakarta
Malaysia Mulai Khawatirkan Kekuatan Militer Singapura, Menhan Dipancing Ungkap Rahasia Pertahanan - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.COM - Malaysia mulai khawatirkan kemampuan militer Singapura yang begitu agresif dalam belanja alutsista.
Ssampai-sampai, Menteri Pertahanan Malaysia, Datuk Seri Mohamad Khaled Nordin dipancing untuk mengungkapkan rahasia pertahanan negara kecil itu.
Hal ini mengemuka dalam sidang paripurna RUU APBN 2025 di Dewan Rakyat Malaysia, Kamis (7/11/2024).
Singapura merupakan negara yang jauh lebih kecil daripada Malaysia, namun memiliki kekuatan militer yang besar.
Perekembangan Singapura itu membuat utusan dari persekutuan PN Kapar, Dr Halimah Ali, mempertanyakan pertahanan Singapura dalam rapat Dewan rakyat tersebut.
Ia meminta klarifikasi kepada Menteri Pertahanan Malaysia, Datuk Seri Mohamad Khaled Nordin tentang doktrin militer Singapura apakah fukus pada defensif atau ofensif.
Dengan perkembangan kekuatan militer Singapura yang begitu pesat, memang wajar negara-negara tetangganya mulai mempertanyakan doktrin itu.
Namun, Mohamad Khaled tak mau secara langsung menjawab pertanyaan tentang doktrin militer Singapura.
Ia hanya menekankan bahwa Kementerian Pertahanan dan Angkatan Bersenjata Malaysia tak akan terpancing untuk mengungkap apa yang mereka tahu tentang kekuatan militer Singapura.
Menurut Mohamad Khaled, ini bagian dari etika dan strategi bagi kedua negara.
"Kami menghindari membagi informasi seperti itu, menegah munculnya masalah yang tak perlu, dan menghindari ketegangan yang bisa merusak hubungan kedua negara," tegas Mohamad Khlaled seperti dikutip media Malaysia, defensesecurityasia.com, 8 November 2024.
"Tentu, kami melakukan monitor secara seksama terhadap semua negara, terutama negara terdekat. Itu menjadi komitmen yang bisa saya sampaikan kepada Dewan Terhormat dari Kapar," tambahnya.
"Kita tak mungkin membahas hal ini (kekuatan militer Singapura) secara terbuka. Saya menjamin bahwa kami mendapat informasi yang cukup tentang aset militer semua negara."
"Itu merupakan peran Kementerian Pertahanan untuk meyakinkan pertahanan negara tetap dalam kemampuan teratas," tambahnya.
Anggaran militer Singapura memang jauh melebihi anggaran militer Malaysia.
Pada 2024 saja, anggaran militer Singapura mencapai 15 miliar dolar AS atau sekitar Rp 234.8 triliun.
Sedangkan pada tahun yang sama, anggaran militer Malaysia hanya 19,7 miliar ringgit Malaysia atau sekitar 70,4 triliun.
Untuk tahun 2025, anggaran militer Malaysia juga masih jauh dari anggaran militer Singapura pada 2024.
Malaysia menganggarkan belanja militer sebesar 21,2 miliar ringgit Malaysia atau sekitar Rp 75,8 triliun.
Jika dibandingkan dengan Singapura tahun 2024, anggaran militer Malaysia pada 2025 masih sepertiganya.
Padahal, untuk tahun 2025, sangat mungkin Singapura akan menaikkan anggaran militernya.
Wajar jika Singapura mencengangkan negara-negara tetangga dan mulai mempertanyakan kebijakan militernya apakah defensif atau mulai ofensif.
Pada Februari 2024, Singapura mengumumkan telah membeli 8 pesawat tempur generasi kelima F-35A.
Selain itu, Singapura juga membeli 12 F-35B yang mampu melakukan penerbangan dan pendaratan vertikal (Vertical Short Take-OFF and Landing - VSTOL).
Singapura sudah akan mendapatkan 4 unit F-35B pada 2026 dari 20 pesawat F-35 yang dipesan kepada Lockheed Martin.
Kekuatan militer Singapura semakin ampuh karena sebelumnya juga sudah memiliki beberapa skuadron F-15, F-16, helikopter tempur Apache, dan berbagai sistem pertahanan udara.
Tak hanya itu, Singapura juga sudah membeli 4 kapal selam canggih dari Jerman.
Singapura sudah menerima 2 unit kapal selam tipe 218SG, yang diberi nama RSS Invincible dan RSS Impeccable.
Dua kapal selam lagi, bernama Illustrious dan Inimitable, diharapkan sudah datang pada 2028.
Padahal, Singapura sudah memiliki 4 kapal selam lain yang dibeli dari Swedia.
Selain itu, Singapura juga memiliki berbagai aset sistem pertahanan laut dan udara yang canggih.
Belum lagih Angkatan Darat Singapura juga diperkuat 100 tank Leopard, ratusan kendaraan tempur, dan aset militer pendukung.
Wajar jika negara sekeil itu dengan kekuatan militer sebesar itu, menimbulkan pertanyaan negara lain tentang kebijakan militernya.
Sementara, Malaysia akhir-akhir ini memiliki maslaah dalam pengadaan alutsista.
Malaysia baru saja mencapai kesepakatan dengan kuat untuk membeli pesawat bekas negara Timur Tengah itu sejumlah 33 F/A-18 Hornet.
Namun, meski sudah ada kesepakatan, Malaysia tidak bisa langsung mengakuisisinya.
Ternyata, Kuwait harus meminta izin kepada negara pembuat pesawat jika ingin menjualnya, yakni Amerika Serikat (AS).
AS sendiri masih berminat untuk membeli pesawat bekas Kuwait itu untuk menambah kekuatan Angkatan Laut mereka.
Selain itu, Malaysia baru saja membatalkan peminjaman 4 helikopter Black Hawk karena kontraktor tak bisa memenuhi janji, meski sudah diberi beberapa kali kelonggaran.
Padahal, sebagian besar alutsista Malaysia sudah masuk kategori kadaluarsa.
Dalam rapat parlemen, 21 Oktober 2024, Mohamad Khaled Nordin menjelaskan, sebanyak 171 unit alutsista Malaysia tergolong kadaluarsa yang umurnya sudah mencapai lebih dari 30 tahun.
"Sebanyak 108 aset kadaluarsa ada di Angkatan Darat, 29 aset di Angkatan udara, dan 34 aset di Angkatan Laut," rincinya. ***
Komentar
Posting Komentar