Angka Golput Pilkada Kabupaten Bogor 1,6 Juta, Setengah dari Total DPT
KPU menduga warga mulai jenuh dengan proses pilkada
Intinya Sih...
- Golput di Kabupaten Bogor pada Pilkada 2024 mencapai 1,6 juta, hampir setengah dari total DPT.
- Hanya sekitar 2,3 juta pemilih yang datang ke TPS, partisipasi pemilih hanya sekitar 58-60 persen.
- Rendahnya partisipasi pemilih disebabkan oleh kejenuhan terhadap proses pilkada dan kurangnya efektivitas sosialisasi KPU Kabupaten Bogor.
Bogor, IDN Times - Angka golongan putih (Golput) di Kabupaten Bogor pada Pilkada 2024 mencapai 1,6 juta, hampir setengah dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) yakni 3,9 juta orang.
Meskipun ada 7.908 TPS di seluruh Kabupaten Bogor, hanya sekitar 2,3 juta pemilih yang datang ke TPS. Hal ini menunjukkan partisipasi pemilih hanya sekitar 58 hingga 60 persen, jauh dari target yang ditetapkan KPU sebesar 85 persen.
“Dari total 3,9 juta pemilih, yang datang ke TPS hanya sekitar 2,3 juta. Artinya, ada sekitar 1,6 juta yang gak datang ke TPS,” ungkap Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bogor, Muhammad Adi Kurnia, kepada wartawan, Kamis (5/12/2024).
Baca Juga: Bawaslu Mulai Klarifikasi Dugaan Suap Komisioner KPU Kota Bogor
1. Partisipasi masyarakat menurun diduga karena jenuh
Menurut Adi Kurnia, rendahnya partisipasi pemilih disebabkan oleh kejenuhan terhadap proses pilkada.
Adi menyoroti menurunnya minat masyarakat untuk datang ke TPS pada 27 November 2024, meskipun berbagai upaya sudah dilakukan untuk meningkatkan partisipasi.
"Dari KPU sudah maksimal sosialisasi, tapi dibanding pileg dan pilpres, pilkada ini menurun jauh. Mungkin karena terlalu dekat waktunya dan pilihannya hanya dua, kurang beragam," katanya.
2. Sosialisasi pilkada dinilai kurang efektif
Sebelumnya, pengamat politik, Yusfitriadi, mengkritik kinerja KPU Kabupaten Bogor yang dianggap kurang efektif dalam melaksanakan sosialisasi pilkada.
Ia menyebut, program sosialisasi lebih banyak dilakukan di kalangan elite, sementara basis kultural masyarakat tidak terjangkau dengan baik, yang berkontribusi terhadap rendahnya partisipasi pemilih.
“Antrean TPS yang terpantau sepi rata-rata, tidak ada yang membeludak,” kata Yusfitriadi.
3. Penggabungan TPS tidak tambah jumlah pemilih
Sementara itu, meski KPU Kabupaten Bogor mencoba menggabungkan dua TPS untuk menambah jumlah pemilih per lokasi, kenyataannya tidak terjadi keramaian di TPS.
Yusfitriadi menilai, penggabungan TPS untuk memudahkan pemilih tidak sebanding dengan realita di lapangan yang masih menunjukkan banyaknya TPS yang sepi dan tidak ramai pengunjung.
Komentar
Posting Komentar