Jika Australia Memiliki Rudal dengan Jangkauan 1.600 km Indonesia Disebut Mengincar Rudal Tercepat di Dunia dengan Kecepatan 3.500 km Per Jam - Zona Jakarta

 

Jika Australia Memiliki Rudal dengan Jangkauan 1.600 km Indonesia Disebut Mengincar Rudal Tercepat di Dunia dengan Kecepatan 3.500 km Per Jam - Zona Jakarta

ZONAJAKARTA.com - Australia baru saja mengumumkan kesepakatan bersejarah menjadi negara ketiga di dunia yang akan memiliki peluncur dan rudal Tomahawk (TLACM).

Menurut keterangan, EurAsian Times, pada 10 Desember 2024, dalam artikel berjudul "Setelah AS & Inggris, Australia Menjadi Negara Ketiga yang Meluncurkan Rudal Jelajah Tomahawk."

Rudal tersebut ditembakkan dari HMAS Brisbane, kapal perusak kelas Hobart milik Kerajaan Australia, selama 'penempatan pertukaran' yang sedang berlangsung di Amerika Serikat.

Australia mengumumkan keputusannya untuk membeli rudal jarak jauh Tomahawk pada tahun 2021.

Kemudian Amerika Serikat menyetujui penjualan rudal tersebut ke luar negeri pada bulan Maret 2023.

Menurut laporan, Australia membeli lebih dari 200 rudal jelajah Tomahawk Blok IV dan Blok V, yang akan dipasang pada kapal perusak kelas Hobart dan platform Angkatan Laut masa depan.

Termasuk kapal selam kelas Virginia dan, tergantung pada studi kelayakan, fregat kelas Hunter.

Peluncuran rudal jelajah Tomahawk ini dilakukan beberapa bulan setelah HMAS Sydney juga kapal kelas Hobart Australia melakukan uji coba rudal jarak jauh lainnya, yakni SM-6 pada bulan Agustus 2024.

Baca Juga: India Ternyata Bisa Dapat Untung Besar dari Indonesia Jika Rudal BrahMos Jadi Diboyong Indonesia

Sebelumnya, Angkatan Laut Australia telah berhasil menguji Rudal Serang Angkatan Laut (NSM) barunya pada bulan Juli 2024 dalam latihan Rim of the Pacific (RIMPAC) yang diselenggarakan oleh AS.

Rudal jelajah Tomahawk adalah senjata presisi yang dapat mengenai sasaran dengan tepat, bahkan di wilayah udara yang dijaga ketat.

Rudal ini dapat diluncurkan oleh kapal permukaan dan kapal selam serta memiliki jangkauan sekitar 1.000 mil atau 1.600 kilometer.

Ini berarti bahwa senjata jarak jauh ini akan sangat membantu Australia dan sekutunya, Amerika Serikat, jika terjadi perang di Indo-Pasifik.

Situasi ini akan menambah panas perlombaan senjata di kawasan Indo-Pasifik, di mana Indonesia juga saat ini tengah mengincar rudal jelajah.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Laporan Army Recognition, pada 2 Oktober 2024 dalam artikel berjudul "Perebutan Pengaruh di Indo-Pasifik: Indonesia Mungkin Memperkuat Pertahanannya dengan Rudal BrahMos India Setelah Filipina."

Indonesia tengah mempersiapkan diri untuk menyelesaikan perjanjian pertahanan besar dengan India.

Kesepakatan ini bertujuan untuk memperoleh rudal supersonik BrahMos, sehingga meningkatkan kemampuannya untuk mengatasi ketegangan regional.

Baca Juga: Ternyata Amerika Sudah Sodorkan V-22 Osprey ke Indonesia Tapi Langsung Ditolak Dengan Pertimbangan Masuk Akal Ini

Kesepakatan potensial ini menyusul keberhasilan pengiriman rudal-rudal ini ke Filipina, yang menandai tonggak penting bagi India dalam ekspor pertahanan dan kemitraan strategis di Asia Tenggara.

Menurut Dentri.com, pada 16 Maret 2023 dalam artikel berjudul "Indonesia bisa Membeli Rudal Jelajah Tercepat di Dunia."

Menyebut bahwa, BrahMos adalah nama gabungan dari Sungai Brahmaputra di India dan Sungai Moskva di Rusia dan saat ini merupakan rudal jelajah tercepat di dunia dengan kecepatan Mach 2,8 (hampir 3.500 km/jam).

Menurut Russia Today, Selain versi yang diluncurkan di darat, BrahMos juga memiliki varian yang diluncurkan dari pesawat, kapal perang, atau kapal selam.

Versi upgrade dari rudal ini dapat memiliki jangkauan terbang hingga 500 km.

BrahMos dapat dikerahkan untuk misi pertahanan pantai dan serangan darat.

Hal ini akan meningkatkan daya tembak militer Filipina dalam menghadapi meningkatnya ancaman di wilayah tersebut.

Menurut data dari perusahaan intelijen pertahanan Janes, Indonesia dan Filipina telah meningkatkan pengeluaran untuk pembelian senjata dan peralatan militer lainnya dalam menghadapi perkembangan yang semakin rumit di kawasan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita