Kritik pedas F-35, USAF: Elon Musk bukan seorang penerbang tempur, masih perlu banyak belajar - Airspace Review

 Internasional 

Kritik pedas F-35, USAF: Elon Musk bukan seorang penerbang tempur, masih perlu banyak belajar

  / 
by
USAF mengatakan Musk harus banyak belajar
Istimewa

AIRSPACE REVIEW – Menteri Angkatan Udara AS, Frank Kendall, menyatakan kegeramannya kepada pemilik SpaceX Elon Musk yang mengritik secara tajam jet tempur generasi kelima F-35 Lightning II.

Sebelumnya, Musk mengatakan bahwa jet tempur berawak sudah ketinggalan zaman di era pesawat tanpa awak dan F-35 hanya membuat pilot tempur terbunuh.

Kendall memahami Musk bukanlah seorang penerbang tempur sehingga perlu belajar lebih banyak tentang militer.

“Saya sangat menghormati Elon Musk sebagai seorang insinyur,” kata Kendall melalui siaran web dalam pernyataan dengan Mitchell Institute for Aerospace Studies.

“Dia bukan seorang penerbang tempur dan dia perlu belajar lebih banyak tentang bisnis ini sebelum dia membuat pernyataan besar seperti yang dilakukannya,” tambah Kendall.

Pada bulan November, Musk menulis melalui akun X-nya bahwa jet tempur berawak sudah ketinggalan zaman di era pesawat nirawak dan menyebut mereka yang membangun jet seperti F-35 “idiot”.

Musk mengatakan, desain F-35 rusak pada tingkat persyaratan, karena terlalu banyak hal yang harus dilakukan oleh terlalu banyak orang.

Hal ini menjadikannya serba bisa yang mahal dan rumit, namun tidak ahli dalam satu pun. Keberhasilan tidak pernah ada dalam rangkaian kemungkinan hasil, tambah Musk.

Di sisi yang lain, Musk adalah pendukung utama Presiden AS terpilih Donald Trump tahun ini dan telah menjadi orang kepercayaan utama Trump di pemerintahannya tahun depan.

Trump menunjuk Musk, bersama dengan pengusaha Vivek Ramaswamy, untuk mengepalai gugus tugas yang disebut Kantor Efisiensi Pemerintah untuk memeriksa cara-cara memangkas pengeluaran federal. Dia diberikan kepercayaan dan tanggung jawab yang besar oleh Trump.

Musk baru-baru ini juga membuat beberapa unggahan pedas tentang rancangan undang-undang resolusi berkelanjutan untuk mendanai pemerintah selama tiga bulan yang akan segera diputuskan oleh Kongres. Usulannya ini kemudian digaungkan oleh Trump.

Hal itu mendorong anggota parlemen Republik untuk menolak anggaran tersebut, yang membuat proses pendanaan menjadi tidak pasti dan meningkatkan momok penutupan pemerintah menjelang Natal.

Kritik Musk terhadap jet tempur berawak bukanlah pertama kalinya ia membuat USAF geram atas masalah tersebut.

Pada tahun 2020, Musk tampil di sebuah konferensi Asosiasi Angkatan Udara dan menyatakan era jet tempur sudah berakhir.

Berbeda pandangan dengan Musk, Kendall mengatakan bahwa gagasan Musk masih memerlukan waktu bertahun-tahun lagi untuk memiliki teknologi yang dibutuhkan guna mewujudkannya.

“Ini provokatif, menarik,” kata Kendall. “Saya dapat membayangkan pada suatu saat — saya rasa bukan berabad-abad, omong-omong, saya rasa lebih seperti beberapa dekade ketika sesuatu seperti yang ia bayangkan dapat terjadi. Namun, kita belum sampai di sana, dan akan butuh waktu lama sebelum kita sampai di sana.”

USAF saat ini tengah menggodok konsep pesawat tak berawak otonom yang dikenal sebagai pesawat tempur kolaboratif (CCA) yang akan bergabung dengan F-35A. USAF juga mencanangkan pesawat tempur Next Generation Air Dominance (NGAD), walaupun perkembangannya maju-mundur karena terkait anggaran yang besar.

Kendall menegaskan, CCA semakin penting perannya dalam persenjataan USAF, tetapi pesawat tempur berawak belum bisa ditinggalkan begitu saja. ‘

Ketika USAF menerbangkan CCA ke medan pertempuran, ujarnya, penting untuk memiliki manajer pertempuran manusia di dekatnya untuk mengendalikannya sebagai satu unit, dengan umpan komunikasi yang sangat aman.

Kendall mengatakan militer AS harus terus membeli F-35, yang disebutnya sebagai sistem generasi berikutnya yang terus ditingkatkan dan sangat diminati oleh militer sekutu di seluruh dunia.

Sudah sejak lama UASF membuat perencanaan untuk mengakuisisi 1.763 F-35, tetapi Kendall mengatakan jumlah akhir dapat berubah tergantung pada seberapa baik kinerja CCA dan NGAD.

Tidak hanya USAF, Angkatan Laut AS pun sedang mengembangkan pesawat tempur generasi keenam yang diberi kode F/A-XX. Pesawat ini nantinya akan dibuat dalam versi berawak maupun tidak berawak. (RNS)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita