Harga LPG 3 Kg Naik di Jatim, Pertamina Sebut Itu Keputusan Gubernur
Jumat, 17 Jan 2025 08:00 WIB
Harga LGP 3 kg naik menjadi Rp18 ribu di Jawa Timur merupakan keputusan gubernur Jatim dan di luar campur tangan Pertamina. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
--
Harga LPG 3 kg naik Rp2.000 menjadi Rp18 ribu per tabung mulai Rabu lalu (15/1) di Jawa Timur. Pertamina menyebut kenaikan harga tersebut merupakan keputusan gubernur Jatim dan di luar campur tangan perseroan.
Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG 3 kg naik menjadi Rp18 ribu dari sebelumnya Rp16 ribu. Kenaikan harga LPG 3 kg ini berlaku di seluruh wilayah Jawa Timur per 15 Januari 2025. Kenaikan harga LPG 3 kg ditetapkan melalui SK Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono No 100.3.3.1/801/KPTS/013/2024.
Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus memastikan kenaikan HET tersebut murni keputusan Pj Gubernur Jawa Timur.
Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Ahad Rahedi mengatakan kenaikan ini mempertimbangkan beberapa kondisi. Salah satunya adalah HET di provinsi tetangga, yakni Bali, Jawa Tengah, serta DIY Yogyakarta, yang sudah naik lebih dulu dengan harga yang sama.
Ia mengimbau masyarakat tidak perlu melakukan panic buying merespons kenaikan harga ini.
"Kami terus melakukan upaya untuk mengajak pengecer naik kelas menjadi pangkalan, agar dapat melayani masyarakat lebih luas lagi,"kata Ahad dalam keterangannya.
Pengecer sendiri, kata dia, bukan merupakan rantai jalur distribusi yang diawasi karena tidak berkontrak dengan agen atau pangkalan. Sehingga, bila masyarakat ingin melakukan pembelian tabung 3 kg, disarankan untuk membeli di pangkalan.
"Karena ketika ada salah satu ketentuan yang tidak dipatuhi oleh pihak pangkalan maka akan diberikan sanksi berupa stop alokasi sampai dengan Pemutusan Hubungan Usaha (PHU)," ucapnya.
Saat ini, kata Ahad, sudah ada lebih dari dua pangkalan di seluruh desa/kelurahan di wilayah Jatim, nantinya dengan semakin banyak pengecer yang beralih status menjadi pangkalan resmi maka masyarakat mudah mengakses elpiji bersubsidi 3 kg.
Ahad menambahkan dengan kenaikan HET elpiji 3 kg ini, pihak Pertamina pun melakukan sosialisasi bersama Pemprov Jatim dan OPD terkait, Hiswana Migas, SPBE hingga Agen elpiji PSO.
Untuk memastikan harga LPG 3 kg sesuai HET, Pertamina rutin melakukan monev dan sidak untuk memastikan pangkalan Pertamina memberikan harga sesuai HET.
Saat ini total pangkalan LPG 3 kg se-Jatim mencapai 34.739 dengan jumlah 142 pengecer yang sudah naik kelas menjadi pangkalan dan masih ada lebih dari 400 pengecer yang sedang berproses menjadi pangkalan.
Ahad memastikan stok elpiji di Jawa Timur dalam keadaan aman, yakni di posisi 9.010 metrik ton dengan rata-rata konsumsi harian 4.668 metrik ton.
"Selanjutnya sebagai bentuk pengawasan, kami juga akan terus melaksanakan pendataan pembelian elpiji bersubsidi 3 kg untuk memastikan adanya data penyaluran dan kewajaran penggunaan terhadap barang bersubsidi," pungkas Ahad.
Kenaikan membuat sejumlah pedagang kaki lima mengeluh. Stok juga sempat langka di tengah kenaikan harga tersebut.
Pedagang gorengan di Pasar Pucang Adi Surabaya, Musrifah mengeluhkan kebijakan Pemprov Jatim yang menaikan harga tabung gas elpiji 3 kg dari Rp16 ribu menjadi Rp18 ribu.
Musrifah mengatakan akhir-akhir ini harga bahan baku sudah banyak yang naik. Seperti harga dari minyak goreng dan bumbu dapur.
"Harga minyak, harga bumbu, dan harga adonan gorengan ini saja semua naik. Sedangkan untung laba saya berjualan, tidak seberapa sangat sedikit," kata Musrifah.
Dalam sehari, Musrifah mengaku membutuhkan empat tabung gas elpiji 3 kg. Meski harga gas naik, ia tidak akan menaikkan harga gorengan. Musrifah juga tidak tega mengurangi ukuran bentuk gorengan yang dijualnya. Dia mengaku lebih baik mengambil keuntungan sedikit daripada harus kehilangan pelanggan.
"Ya sedih, penjual gorengan kecil seperti ini bisa apa? Semua pelanggan saya kebanyakan tukang becak, kalau saya naikan harganya kasihan. Saya juga enggak mau kehilangan pelanggan," ucapnya.
(frd/pta)
Komentar
Posting Komentar