Iran Desak PBB Bentuk Komisi Penyelidik Kejahatan Israel di Gaza | Narasi TV

 Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah 

Iran Desak PBB Bentuk Komisi Penyelidik Kejahatan Israel di Gaza | Narasi TV

thumbnail-article

Ilustrasi - Seorang wanita yang menggendong seorang anak perempuan menyelamatkan diri usai serangan udara Israel yang menghantam permukiman Ridwan di Kota Gaza, Gaza, 23 Oktober 2023. ANTARA/Anadolu/Ali Jadallah/pri

Penulis: Jay Akbar

Editor: Akbar Wijaya

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian, dalam pertemuan dengan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk di Jenewa, mendesak pembentukan komisi untuk menyelidiki dugaan kejahatan Israel di Jalur Gaza.

"Pada pertemuan dengan komisaris tinggi hak asasi manusia di Jenewa, menteri luar negeri Iran memaparkan pembentukan komisi untuk menetapkan fakta-fakta kejahatan rezim Israel di Jalur Gaza sebagai tanggung jawab Dewan Hak Asasi Manusia PBB," tulis pemerintah Iran di platform Telegram dikutip Antara via Sputnik, Selasa (27/2/2024). 

Amirabdollahian juga menekankan pentingnya mencegah PBB didiskreditkan karena situasi yang terjadi saat ini di wilayah kantong Palestina.

Amirabdollahian dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada juga Minggu mendesak pihak-pihak terkait agar mewujudkan gencatan senjata di Gaza. Kedua menteri menekankan bahwa penduduk sipil di Gaza harus segera mendapat bantuan.

Kementerian luar negeri Rusia menyebutkan bahwa Lavrov melakukan pembicaraan dengan Amirabdollahian atas permintaan Iran. 

"Selama pembicaraan tersebut, perhatian utama ditujukan pada situasi terkini di zona konflik Palestina-Israel," kata kementerian luar negeri Rusia. Kekhawatiran utama yang dibicarakan kedua menteri luar negeri adalah soal konfrontasi bersenjata yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. 

"Mereka menekankan bahwa gencatan senjata perlu diterapkan dan bantuan bagi penduduk sipil yang terdampak perlu segera diberikan," kata Rusia.

Rusia, yang memiliki hubungan dengan Iran, Palestina, Israel, Hamas, dan berbagai pihak di Arab yang sangat berpengaruh, telah berkali-kali mengkritik Amerika Serikat dan kekuatan-kekuatan Barat. Menurut Rusia, AS dan Barat mengabaikan kepentingan Palestina mendirikan negara merdeka sesuai dengan perbatasan 1967.

Iran: Israel dan AS Tidak akan Bisa Musnahkan Hamas

Amirabdollahian pada Selasa (12/12/2024) mengatakan bahwa Israel dan Amerika Serikat tidak akan pernah bisa memusnahkan Hamas. Iran juga mengemukakan bahwa Israel hanya bisa menjamin pembebasan sandera yang ditahan di Gaza dengan solusi politik terhadap konflik tersebut.

Dalam pidatonya di kantor PBB di Jenewa, Amirabdollahian menggambarkan kelompok Hamas sebagai gerakan kemerdekaan, serta mengatakan: "Israel dan Amerika Serikat tidak akan pernah bisa melenyapkan Hamas". 

Dia menambahkan bahwa Israel, yang telah berjanji untuk memusnahkan Hamas yang didukung Teheran, hanya dapat mengembalikan sandera yang disandera oleh Hamas selama serangan mematikan pada 7 Oktober melalui solusi politik. 

Amirabdollahian berbicara pada pertemuan bersama rekan-rekannya dari negara-negara kawasan Timur Tengah lainnya.

"Semua menteri sepakat bahwa serangan yang dilakukan oleh rezim kriminal Israel dan genosida yang dilakukannya harus segera dihentikan," kata Amirabdollahian setelah pertemuan tersebut.

"Perlintasan perbatasan Rafah harus dibuka, bantuan kemanusiaan harus menjangkau setiap bagian Gaza dan perpindahan paksa masyarakat Gaza harus dihentikan," lanjutnya.

Dia menyatakan hal itu dengan mengacu pada penyeberangan ke Mesir yang digunakan untuk membawa bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.

Israel melancarkan serangannya ke Gaza sebagai respons terhadap serangan lintas perbatasan yang dilakukan pejuang Hamas yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang di Israel selatan pada 7 Oktober. Lebih dari 100 sandera dibebaskan dalam gencatan senjata singkat bulan lalu.

Israel melancarkan serangan balasan, memerintahkan blokade total terhadap Gaza, dan memulai serangan darat ke daerah kantong Palestina dengan tujuan untuk melenyapkan pejuang Hamas dan menyelamatkan para sandera. Sedikitnya 29.700 orang telah terbunuh sejauh ini di Jalur Gaza, kata pemerintah setempat.

Pada  24 November, Qatar memediasi kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai gencatan senjata sementara dan pertukaran beberapa tahanan dan sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Gencatan senjata telah diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember. 

Selain itu, lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza.

Serangan Israel di Gaza untuk membasmi Hamas telah menewaskan sedikitnya 18.205 warga Palestina dan melukai hampir 50.000 orang sejak 7 Oktober, menurut kementerian kesehatan Gaza.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita