Mobil PM Israel Benjamin Netanyahu Dilempari Telur oleh Demonstran saat Kunjungan ke AS - Halaman all - TribunNews
Dunia Internasional,
Mobil PM Israel Benjamin Netanyahu Dilempari Telur oleh Demonstran saat Kunjungan ke AS - Halaman all - TribunNews

TRIBUNNEWS.COM - Mobil yang ditumpangi oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dilempari telur oleh demonstran saat kunjungannya ke Amerika Serikat (AS) pada Selasa (4/2/2025) kemarin.
Iring-iringan mobil Chevrolet Suburban 3500HD lapis baja tersebut jadi sasaran 'telur terbang' ketika melintas di jalan kota Washington DC, Amerika.
Pengunjuk rasa yang berdiri di bahu jalan membawa spanduk yang menyatakan Netanyahu sebagai "penjahat perang".
Video berdurasi 50 detik yang diunggah Middle East Monitor menampilkan iring-iringan mobil Netanyahu melaju di jalan dengan pengawalan ketat.
Aparat kolisi tampak berjaga ketat di sisi jalan.
Rekaman video memperlihatkan detik-detik telur dilempar dari sisi kanan mobil oleh demonstran.
Cuplikan video juga menunjukkan demonstran yang membawa bendera Palestina melangkah sambil tertatih ke pinggir jalan ketika mobil Netanyahu mendekat.
Demonstran itu terlihat membawa cairan merah dalam botol yang dipegang di tangan kanan.
Saat jarak mobil semakin dekat, demonstran menyiramkan cairan warna merah itu.
Petugas keamanan tampak bergegas menghentikan aksinya.

Setelah ditelusuri, Chevrolet Suburban 3500HD lapis baja yang ditumpangi Netanyahu merupakan milik United States Secret Service (USSS).
Baca juga: Klaim Israel Bisa Habisi Hizbullah Sekali Tepuk Sebelum Sempat Bantu Hamas, Gallant: Netanyahu Cemen
Agenda Penting Pertemuan Netanyahu dan Trump di Gedung Putih
Netanyahu dan Trump bertemu di Gedung Putih pada Selasa (4/2/2025) kemarin.
Pertemuan ini tidak hanya berfokus pada hubungan bilateral tetapi juga beberapa agenda penting kedua pemimpin tersebut.
Dikutip dari BBC, berikut adalah empat agenda utama yang akan dibahas dalam pertemuan mereka:
1. Lanjutan Operasi Militer di Gaza
Di tengah gencatan senjata yang berlaku antara Israel dan Hamas sejak 19 Januari 2025, Netanyahu menegaskan Israel tetap memiliki hak untuk melanjutkan operasi militer.
Trump mengeklaim telah berperan dalam perundingan yang menghasilkan pembebasan sandera, tetapi Netanyahu menyatakan gencatan senjata ini bersifat sementara.
Apakah dukungan AS akan memperkuat posisi Israel dalam konflik ini?
2. Normalisasi Hubungan dengan Arab Saudi
Salah satu isu utama yang akan dibahas adalah upaya untuk normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi.
Trump berharap dapat memperluas Perjanjian Abraham, yang sebelumnya membawa Israel menjalin hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Namun, Arab Saudi menegaskan mereka tidak akan melanjutkan pembicaraan normalisasi hingga status kenegaraan Palestina diselesaikan.
Apakah normalisasi ini bisa menjadi insentif untuk memperpanjang gencatan senjata?
3. Perketat Sanksi Terhadap Iran
Ancaman dari Iran juga menjadi agenda penting dalam pertemuan ini.
Baik Trump maupun Netanyahu menentang program nuklir Iran, dan Netanyahu diperkirakan akan mendorong AS untuk memperketat sanksi terhadap Iran.
Dengan meningkatnya ketegangan akibat serangan langsung Iran ke Israel, bagaimana langkah ini akan memengaruhi stabilitas kawasan?
4. Hadang Investigasi dari ICC
Kunjungan ini juga memberikan keuntungan diplomatik bagi Netanyahu yang sedang menghadapi tuntutan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan perang.
Netanyahu ingin memastikan dukungan dari AS untuk mencegah negara-negara sekutu memberikan legitimasi terhadap penyelidikan ICC ini.
Baca juga: Ternyata Donald Trump Berencana Bangun Hotel di Gaza Setelah Warganya Diusir
Situasi di Gaza
- Penggerebekan Tepi Barat yang diduduki
Militer Israel telah melakukan beberapa serangan di seluruh Tepi Barat yang diduduki Jumat (5/2/2025) malam.
Kantor berita Wafa dan sumber media Palestina melaporkan insiden berikut:
- Pejuang Palestina telah menyerang pasukan Israel yang menduduki bangunan perumahan dekat kamp pengungsi Tulkarem.
- Militer Israel telah menangkap dua pria dari kota Yabad, selatan Jenin.
- Pasukan Israel juga menyerbu kota al-Khader, sebelah selatan Betlehem, serta menyerbu kota Deir Jarir di Ramallah, tempat mereka menembakkan gas air mata ke sebuah kafe.
- Tentara Israel juga telah mengambil posisi di luar rumah seorang warga Palestina yang akan dibebaskan pada hari Sabtu di kota Silwad, utara Ramallah.
- Pemukim Israel, yang didukung oleh tentara Israel, telah menyerang sekelompok petani Palestina di desa Husan, sebelah barat Betlehem. Satu orang ditangkap.
- 183 Tawanan Palestina Akan Dibebaskan
Hamas menyebutkan nama tiga tawanan Israel – Eli Sharabi, Ohad Ben Ami, dan Or Levy – yang akan dibebaskan pada Sabtu (8/2/2025) sebagai imbalan atas 183 tawanan Palestina.
- 12.000 Mayat Terkubur Reruntuhan di Jalur Gaza
Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan lebih dari 12.000 mayat diperkirakan terperangkap di bawah reruntuhan di daerah kantong itu, tetapi Israel mencegah peralatan berat yang diperlukan untuk menyelamatkan mereka memasuki Jalur Gaza.
- Mesir dan Negara-negara Arab Tolak Relokasi Warga Gaza
Mesir mengatakan pihaknya telah melakukan kontak dengan mitra-mitra Arab – termasuk Yordania, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab – untuk menegaskan penolakan kawasan tersebut terhadap pemindahan warga Palestina setelah Presiden Trump mengatakan penduduk Gaza harus direlokasi.
- AS Jual Bom hingga Rudal Hellfire ke Israel
Departemen Luar Negeri AS telah menandatangani penjualan bom, peralatan pemandu, dan sekering senilai $6,75 miliar kepada Israel, selain rudal Hellfire senilai $660 juta, menurut Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan.
- Bocah 10 Tahun Meninggal di RS setelah Ditembak Tentara Israel
Saddam Rajab, seorang bocah Palestina berusia 10 tahun, meninggal di rumah sakit lebih dari seminggu setelah seorang tentara Israel menembaknya selama serangan di kota Tulkarem, Tepi Barat yang diduduki.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Komentar
Posting Komentar