Pedagang Warung Kebingungan, Warga Kesulitan Gas Elpiji 3 Kg Susah Didapat - Tribun-timur

*Menteri ESDM Pastikan Stok Aman
TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Kelangkaan tabung Gas Elpiji 3 Kg mulai dirasakan masyarakat Kota Tangerang Selatan, Banten khususnya bagi pedagang warung dan usaha kecil. Pendistribusian tabung gas elpiji 3 kg ke pelanggan mulai terhambat akibat pengurangan pasokan dari agen.
"Distribusi gas disini mulai kurang ke pelanggan-pelanggan dan ke masyarakat, karena gasnya dikurangi dari agen," kata Pemilik Pangkalan Gas, Surdih di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (2/2).
Kata Surdih pengurangan sudah berlangsung sejak pertengahan Januari, atau sekitar dua minggu terakhir. Ia mengatakan bahwa pasokan yang semula mencapai 80 persen kini berkurang menjadi 60 persen.
Bahkan ada yang mengalami penurunan lebih besar, seperti dari 100 persen menjadi 80 persen, dan dari 70 persen menjadi 50 persen. "Dikurangin 20 persen. Misalnya dari 80 jadi 60, tadinya jadi 100 jadi 80, jadi 70 jadi 50," ujar Surdih.
Pengurangan pasokan ini terjadi setiap hari, dan pasokan gas semakin sedikit. Menurut Surdih, hal ini menyulitkan masyarakat, terutama para pedagang yang sangat bergantung pada ketersediaan gas untuk usaha mereka.
"Makanya ini bingung, katanya tanggal 1 kan nggak boleh warung-warung menjual gas, Makanya lagi bingung jualnya ini bagaimana," ujar Surdih.
Ia berharap agar perhatian lebih diberikan untuk ketersediaan gas ini, mengingat banyak pihak yang sangat bergantung pada pasokan tabung gas untuk kebutuhan sehari-hari. "Ya kalau bisa diperhatiin rakyat, jangan dikurang-kurangin. Orang pada nyari gas bingung. Lari sana, lari sini," pungkasnya.
Penjualan elpiji 3 kilogram (kg) melalui pengecer tidak akan diperbolehkan lagi mulai 1 Februari 2025. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan, pengecer yang ingin tetap menjual elpiji subsidi harus terdaftar sebagai pangkalan atau subpenyalur resmi Pertamina.
"Jadi, pengecer kita jadikan pangkalan. Mereka harus mendaftarkan nomor induk perusahaan terlebih dulu," ujar Yuliot.
Pengecer yang ingin menjadi pangkalan bisa mendaftar melalui sistem Online Single Submission (OSS) untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB). Sistem OSS sudah terintegrasi dengan data kependudukan Kementerian Dalam Negeri, sehingga proses pendaftaran bisa dilakukan lebih mudah. Setelah kebijakan ini berlaku, distribusi elpiji 3 kg akan langsung dari pangkalan ke konsumen tanpa melalui pengecer.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, membantah kabar elpiji 3 kilogram (Kg) mengalami kelangkaan. "Oh gini, kalau dibilang elpiji langka, enggak," kata Bahlil.
Menurut Bahlil, saat ini pemerintah sedang menata pengelolaannya agar tidak ada oknum yang menaikkan harga. "Elpiji itu tetap semua ada, tetapi sekarang lagi ditata kelolanya diatur, agar tidak boleh ada oknum yang menaikan harga elpiji 3 Kg," ujarnya.
Ketua Umum Partai Golkar ini memastikan stok elpiji aman untuk menyambut bulan Ramadan. Selain itu, Bahlil memastikan bahwa tidak ada pengurangan kuota subsidi elpiji.
"Enggak ada. Enggak ada pengurangan subsidi. Subsidi elpiji tetap Rp 87 triliun, enggak ada yang dikurangi sedikit pun ya," tegasnya.
Sementara itu, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari menyebut bahwa tidak ada kenaikan harga elpiji 3 kilogram di seluruh Pangkalan resmi Pertamina. Menurutnya, harga elpiji 3 kilogram yang dijual di pangkalan resmi sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan masing-masing Pemerintah Daerah.
"Saat ini tidak ada kenaikan harga LPG 3 Kg. Kami pastikan harga LPG 3 Kg di Pangkalan resmi mengikuti HET yang ditetapkan setiap Pemda. Jika ada harga LPG 3 kg yang mahal, kemungkinan karena masyarakat membelinya di luar pangkalan resmi atau di pengecer," kata Heppy. (Tribun Network/fer/ikh/wly)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar