Perang Rusia Vs NATO di Depan Mata, Pakar Militer Ungkap Buktinya - CNBC Indonesia

 Dunia Internasional, 

Perang Rusia Vs NATO di Depan Mata, Pakar Militer Ungkap Buktinya

Jakarta, CNBC Indonesia - Pakar militer Rusia, Igor Korotchenko, memperingatkan bahwa Moskow bisa berperang dengan aliansi pertahanan Barat, NATO, dalam dekade berikutnya. Hal ini terjadi saat hubungan kedua pihak itu masih dalam posisi yang panas karena serangan Rusia ke Ukraina.

Dalam sebuah pernyataan di kolom opini surat kabar Rusia Moskovsky Komsomolets, Senin (24/2/2025), Korotchenko meramalkan konflik masa depan antara Rusia dan Barat. Ia mengatakan bahwa hubungan antara kedua pihak ini tidak menentu.

"Tentara Rusia harus siap menghadapi setiap perkembangan situasi dalam jangka menengah, termasuk kemungkinan konflik militer dengan NATO di Eropa pada dekade berikutnya," tulisnya dalam kolom itu yang juga dikutip Newsweek.

"Bahkan jika Kremlin menjalin hubungan yang stabil dengan Presiden AS Donald Trump, dalam empat tahun, seorang pemimpin baru akan menjabat. Oleh karena itu, penilaian Rusia terhadap tujuan strategis musuh geopolitik dan militernya tidak boleh didasarkan pada niat terkini dari elit Barat tertentu, melainkan pada evaluasi kekuatan dan kemampuan militer kolektif Barat."

Kremlin menuduh NATO terlibat dalam 'konfrontasi langsung' dengan Rusia dengan memberikan bantuan militer kepada Ukraina selama perang. Pejabat dan propagandis Rusia sering mengancam akan menyerang negara-negara anggota aliansi militer tersebut karena mengirim peralatan dan senjata ke lawan mereka.

Saat AS dan Rusia terlibat dalam pembicaraan untuk kemungkinan menjadi penengah kesepakatan damai, Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer mengatakan dalam sebuah artikel untuk The Telegraph, yang diterbitkan pada 16 Februari, bahwa Eropa "menghadapi momen sekali dalam satu generasi untuk keamanan kolektif benua kita.

"Ini bukan hanya pertanyaan tentang masa depan Ukraina, ini eksistensial untuk Eropa secara keseluruhan," katanya, saat ia menyatakan bahwa ia akan "siap dan bersedia" untuk mengerahkan pasukan Inggris di Ukraina sebagai bagian dari potensi kesepakatan damai.

"Menjamin perdamaian abadi di Ukraina yang menjaga kedaulatannya dalam jangka panjang sangat penting jika kita ingin mencegah Putin melakukan agresi lebih lanjut di masa mendatang."

Sementara itu, Biro Perlindungan Konstitusional (SAB) Latvia memperingatkan bahwa jeda dalam pertempuran di Ukraina dapat memungkinkan Rusia untuk membangun kembali kemampuan militernya. Ini berpotensi menimbulkan ancaman bagi negara-negara anggota NATO dalam lima tahun ke depan.

"Badan intelijen dan keamanan Rusia saat ini tengah mengembangkan kemampuan mereka untuk mengatur sabotase di Eropa. Ini merupakan bagian dari persiapan Moskow untuk kemungkinan konfrontasi militer dengan NATO dalam jangka panjang," ujar lembaga itu.

"Jika perang menjadi 'beku' dan Rusia tidak lagi harus menderita kerugian yang signifikan selama permusuhan aktif di Ukraina, Moskow akan mampu meningkatkan kehadiran militernya di dekat sisi timur laut NATO, termasuk negara-negara Baltik dalam 5 tahun ke depan."


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: 'Kopdar' Via Telepon, Xi Jinping Puji Putin Sahabat Sejati

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita