Dunia Internasional
Saudi Ingin Tengahi Konflik Nuklir AS dengan Iran? - Bagian All

WASHINGTON, iNews.id - Arab Saudi dilaporkan siap menjadi mediator pembicaraan antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran terkait program nuklir. Pemerintahan Presiden Donald Trump menerapkan kembali tekanan maksimum terhadap Iran untuk mau kembali ke meja perundingan guna membahas pembatasan program nuklirnya.
CNN melaporkan, ada kemungkinan kekhawatiran di Pemerintah Arab Saudi bahwa keinginan Iran untuk memiliki senjata nuklir saat ini lebih besar daripada sebelumnya. Alasannya, kekuatan proksi-proksinya di kawasan seperti Hizbullah di Lebanon dan lainnya, telah melemah terkait konflik melawan Israel.
Arab Saudi berharap bisa memanfaatkan hubungan dekatnya dengan Trump guna memberi Iran jembatan diplomatik ke pemerintahan Trump.
Tidak jelas apakah Arab Saudi telah mengajukan tawaran resmi, namun langkah tersebut menggarisbawahi keinginan Riyadh untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan Iran. Saudi dan Iran baru 2 tahun belakangan memulihkan hubungan diplomatik setelah putius sejak 7 tahun sebelumnya.
Meskipun Trump telah membuka diri, Iran tampaknya belum tertarik kembali ke meja perundingan. Penyebabnya, Iran kecewa berat dengan AS yang di bawah pemerintahan Trump periode sebelumnya, lebih dulu menarik diri dari kesepakatan nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) yang diteken pada 2015.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pembicaraan nuklir terbaru dengan AS merupakan langkah yang tidak cerdas.
Sejauh ini belum ada komentar dari Departemen Luar Negeri (Deplu) AS maupun Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Saudi.
Misi Iran untuk PBB di New York tidak bisa memberikan komentar soal laporan tersebut.
Saudi dan Iran menormalisasi hubungan pada Maret 2023 setelah dimediasi oleh China. Pejabat Saudi memandang kesepakatan itu sebagai keberhasilan besar sekaligus mengakhiri serangan kelompok proksinya di Yaman, Houthi.
Komentar
Posting Komentar