Viral SMAN 1 Mempawah Lalai Input Data Siswa SNBP, Siswa Yatim Sedih: Cuma Cara Ini Saya Bisa Kuliah - Halaman all - Tribunsolo

 Pendidikan 

Viral SMAN 1 Mempawah Lalai Input Data Siswa SNBP, Siswa Yatim Sedih: Cuma Cara Ini Saya Bisa Kuliah - Halaman all - Tribunsolo

TRIBUNSOLO.COM, MEMPAWAH - Ratusan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar) merasa kecewa lantaran mereka tidak bisa ikut tes Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.

Hal itu disebabkan karena SMAN 1 Mempawah lalai mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PPDS).

Dikutip dari Kompas.com, pengisian data PPDS di Portal SNPMB oleh sekolah seharusnya dilakukan paling lambat pada 31 Januari 2025.

Baca juga: Soal Dugaan Bullying Dokter Aulia Risma saat PPDS Undip, Menkes Sebut Polisi Butuh Waktu 2 Minggu

Imbasnya, sebanyak 113 siswa eligible terancam tidak dapat mengikuti jalur tanpa tes SNBP 2025.

Padahal banyak yang sudah berusaha maksimal dari semester 1 hingga 5.

Siswa yang kecewa lalu menggelar aksi demonstrasi di sekolah yang terletak di Jalan Raden Kusno, Kecamatan Mempawah Hilir, pada Senin, 3 Februari 2025.

Mereka menuntut sekolah bertanggung jawab dianggap atas kelalaian dalam mengakomodasi para siswa untuk mendaftar SNBP 2025 yang berakibat fatal.

Klarifikasi Pihak Sekolah

Mengutip Tribun Pontianak, Kepala SMAN 1 Mempawah, Endang Superi Wahyudi, menjelaskan alasan keterlambatan pengisian data PPDS.

Endang menyebut, hal ini terjadi karena adanya masalah teknis dan kendala waktu yang menghambat proses finalisasi data para siswa.

"Kronologis pertamanya pada waktu penginputan finalisasi ada keterlambatan untuk beberapa siswa. Jadi ketika difinalisasi, karena waktu sudah habis, sehingga tidak bisa," ujarnya saat menerima audiensi orangtua siswa, Senin 3 Februari 2025.

Endang menyebut bahwa gagalnya input data karena waktu sudah habis, sementara data beberapa siswa belum lengkap terisi.

Baca juga: Biang Kerok Siswa SMK N 2 Surakarta Tak Bisa Daftar PTN Jalur Prestasi, Double Data Program Keahlian

“Kami sudah berusaha maksimal, namun pada saat finalisasi data, waktu sudah habis dan beberapa siswa belum lengkap datanya, sehingga tidak bisa diproses,” ujar Endang kepada para orang tua dan siswa.

Walau begitu, Endang juga mengungkap bahwa pihak sekolah sudah berusaha keras mencarikan solusi agar siswa tetap bisa masuk PTN jalur SNBP 2025.

"Pada waktu itu kita menghubungi dari pihak panitia pusat itu ada perubahan tunggu dua hari. Jadi pada waktu itu memang dipenuhi dia hari tetapi bukan dibuka atau diperpanjang, akan tetapi pusat hanya membantu memfinalisasi bagi yang sudah lengkap mengisi," katanya.

Sayangnya usaha tersebut tidak memberikan hasil yang maksimal karena data siswa yang diajukan oleh sekolah tidak bisa difinalisasi.

"Jadi pada waktu itu kami buat persyaratannya dengan surat kuasa, sudah dibuat dan tinggal menunggu hasilnya. Ternyata bahwa yang dianggap sudah lengkap untuk mengisi finalisasi tidak boleh tertera ada siswa yang belum lengkap, jadi ada lengkap dan belum lengkap sehingga kita dinilai belum bisa difinalisasi," lanjutnya menjelaskan.

Baca juga: 3 Kata yang Keluar dari Mulut Gadis SMK Nekat Lompat dari Jembatan Jurug Solo : Nggak Mau Putus

Selain itu, Endang mengungkap bahwa pihak sekolah juga telah berusaha semaksimal mungkin dengan mencoba menghubungi beberapa relasi untuk membantu, namun hasilnya nihil.

"Saya ada diberi nomor dari direktorat juga tidak bisa, kemudian saya menghubungi Dinas Provinsi Kabid SMA juga mau membantu menghubungi Admin Untan namun jawabannya juga belum bisa," ucapnya.

Atas kelalaian yang dibuat sekolah, Endang meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada para siswa dan orangtua serta wali murid.

"Kami akui ini merupakan human eror ataupun kelalaian dari kami," ujarnya memohon maaf.

Siswa Berdemo

Kasus ini menjadi viral di media sosial ketika siswa SMAN 1 Mempawah melakukan demo sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap sekolah.

Aksi demo yang dilakukan siswa kelas XII yang kompak berpakaian hitam ini pada Senin, 3 Februari 2025.

Tidak hanya siswa, orang tua yang menginginkan kejelasan akan nasib anak-anaknya juga turut dalam demo tersebut.

Muhammad Hafiz, seorang siswa yang ikut dalam demo tersebut mempertanyakan kinerja Waka Kurikulum.

"Kekecewaan kami itu karena pihak sekolah lalai terhadap tugasnya. Dari tahun ke tahun, tugas itu memang diemban Waka Kurikulum, tapi sekarang mengapa lalai?" katanya.

Baca juga: 3 Fakta Gadis SMK yang Nekat Loncat ke Sungai dari Jembatan Jurug Solo, Warga Gercep Lapor SAR

Hafiz juga mengungkap perjuangannya untuk bisa masuk deretan siswa eligible demi bisa melanjutkan kuliah di PTN impian.

"Dari semester 1 sampai lima (kami siapkan) untuk bisa lolos bersaing masuk ke Perguruan Tinggi Negeri, melalui jalur beasiswa atau prestasi, sehingga tak mengeluarkan biaya. Namun semua sirna gara gara oknum guru yang tak bertanggung jawab," kata Hafiz dalam keterangan videonya, Selasa (4/2/2025), seperti dikutip dari Kompas.com.

Apalagi saat ini Hafiz sudah tidak memiliki orangtua, sedangkan perekonomian keluarga menengah ke bawah.

Sehingga, bagi Hafiz harapan untuk menempuh perguruan tinggi hanya lewat jalur prestasi.

“Orangtua saya sudah meninggal dunia, hanya dengan cara inilah saya bisa kuliah,” ucap Hafiz.

Kekecewaan juga disampaikan satu di antara orangtua yang hadir, Juli Suryadi yang menyayangkan keteledoran pihak sekolah berdampak pada nasib 113 siswa termasuk anaknya.

"Saya mengatasnamakan wali murid sangat merasakan kekecewaan yang para pelajar rasakan. Dengan kejadian ini menutup harapan anak-anak kita khusunya anak-anak berprestasi untuk masuk kampus impiannya melalui jalur SNBP," ujar Juli.

Bagi Juli, hal ini juga sangat melukai perasaan orangtua dan wali murid, sera merusak ama SMAN 1 Mempawah yang berlabel Akreditasi A.

"Kami orangtua siswa sangat menyayangkan kelalaian ini bisa terjadi, sehingga dapat berdampak kepada psikis dan mental anak-anak kita di SMAN 1 Mempawah. Karena sudah memupuskan harapan mereka masuk ke kampus-kampus terbaik di Kalbar maupun luar Kalbar," tuturnya. 

Tanggapan Dinas Pendidikan

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat, Rita Hastarita mengaku telah memanggil dan melayangkan teguran tertulis kepada Kepala Sekolah, Waka Kurikulum dan Tim PDSS SMA Negeri 1 Mempawah pada Senin pagi.

Selain itu Rita juga mengungkap bahwa sebelum kejadian ini, pihaknya selalu mengingatkan untuk pengisian data siswa bahkan lewat grub sekolah.

“Dinas sudah selalu mengingatkan untuk pengisian data siswa, karena sekolah lain selesai dan tuntas . Tapi SMA N 1 Mempawah ini saja yang tidak tuntas, dan sudah kita ingatkan berkali-kali, karena waktunya itu lama dari 9 -31 Januari,” kata Rita.

Sebab, dijelaskan Rita untuk pengisian data siswa, yang disi melalui portal seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) itu, tidak terkoneksi ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar, melainkan terkoneksi langsung ke Kemendikbud RI.

Baca juga: 30 Ucapan Selamat HUT HMI pada 5 Februari 2025 : Milad Himpunan Mahasiswa Islam

Rita juga menyebut akan mendampingi langsung Kepala Sekolah dan Tim PDSS SMA Negeri 1 Mempawah untuk berkoordinasi dengan admin pusat di Kemendikdasmen RI.

Upaya ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab pihak sekolah, karena Tim PDSS SMA Negeri 1 Mempawah telah gagal menginput data siswa ke portal seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB).

Sekolah Siap Ganti Rugi

Rita mengaku telah mendengar dua opsi yang ditawarkan oleh pihak SMA Negeri 1 Mempawah atas kelalaian yang diperbuatnya.

“Saya sudah bertemu langsung tadi malam, dan mereka (Kepala sekolah dan tim PDSS) telah menyampaikan juga hasil mediasi dan opsi yang diberikan kepada siswa dan orang tua atas kelalaian dalam penginputan data ini,”jelas Rita.

Rita menyebut, ada dua opsi diberikan pihak sekolah, yang pertama melakukan koordinasi dengan admin pusat di Kemendikdasmen terkait data siswa yang belum selesai diinput.

Lalu solusi yang kedua, apabila opsi pertama gagal maka pihak sekolah akan mendatangkan layanan bimbingan belajar sebagai persiapan untuk masuk ke perguruan tinggi.

“Tapi kita tetap usahakan yang opsi pertama dulu untuk berkoordinasi dengan pihak admin pusat. Semoga mendapat hasil terbaik untuk anak-anak kita,” ujarnya.

(Kompas.com)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita