Harga Beras di Jepang Naik 90%, Bagaimana di Indonesia? - Sindonews - Opsiin

Post Top Ad

demo-image

Harga Beras di Jepang Naik 90%, Bagaimana di Indonesia? - Sindonews

Share This
Responsive Ads Here

 Dunia Internasional 

Harga Beras di Jepang Naik 90%, Bagaimana di Indonesia?

Potensi krisis beras global memicu kekhawatiran, termasuk di Indonesia sebagai salah satu negara konsumen beras terbesar. FOTO/Ilustrasi

JAKARTA 

-

Harga beras 

di Jepang mengalami kenaikan hingga 90% dalam lima bulan terakhir, di mana harga beras di

Negeri Sakura 

itu saat ini mencapai 3.892 yen atau sekira Rp86.156/kilogram (kg). Lonjakan harga ini dipicu oleh pelemahan nilai tukar yen serta dampak cuaca ekstrem yang telah melanda dalam beberapa tahun terakhir.

Kenaikan harga yang fantastis ini menambah kekhawatiran akan potensi krisis beras global, termasuk di Indonesia. Menanggapi kekhawatiran tersebut, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Pertanian (Kementan) M Arief Cahyono menegaskan bahwa harga beras di Indonesia dipastikan dalam kondisi aman. Indonesia, kata dia, terus menjaga stabilitas pasokan dan harga beras.

Saat ini, jelas dia, cadangan beras pemerintah (CBP) tercatat mencapai 2 juta ton dan diperkirakan akan terus bertambah seiring panen raya yang berlangsung di berbagai daerah. Sebagai bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan, Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan swasembada pangan sebagai salah satu prioritas nasional.

"Pemerintah terus memastikan ketersediaan beras nasional tetap aman, terutama di tengah berbagai tantangan global seperti perubahan iklim. Kami terus mendorong peningkatan produksi dalam negeri guna menjaga ketahanan pangan nasional," ungkap Arief, dikutip Sabtu (1/3/2025).

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pun telah mewaspadai potensi krisis pangan global sejak lama. Berbagai strategi terus dijalankan untuk meningkatkan kapasitas produksi beras nasional, baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi pertanian.

"Sejumlah langkah konkret telah dilakukan, termasuk penyediaan pompa air saat El Nino melanda tahun lalu, penyederhanaan distribusi pupuk bersubsidi, serta bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) dan benih unggul untuk petani," paparnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional pada periode Januari-Maret 2025 diperkirakan mengalami peningkatan signifikan. Potensi produksi diperkirakan mencapai 8,67 juta ton, meningkat 52,32% dibandingkan periode yang sama pada 2024 yang tercatat sebesar 5,69 juta ton.

Di sisi harga, pemerintah juga terus menjaga keseimbangan antara petani dan konsumen. Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah ditetapkan sebesar Rp6.500/kg, sementara Harga Eceran Tertinggi (HET) beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebesar Rp12.500/kg.

"Melalui kebijakan ini, diharapkan petani tetap memperoleh keuntungan yang layak, sementara masyarakat bisa mendapatkan beras dengan harga yang stabil dan terjangkau," terangnya.

(fjo)

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages