Masjid di Sydney Diancam Penembakan Massal, PM Australia: Rasisme dan Islamofobia Tidak akan Ditoleransi - Global Liputan6

 Dunia Internasional 

Masjid di Sydney Diancam Penembakan Massal, PM Australia: Rasisme dan Islamofobia Tidak akan Ditoleransi - Global Liputan6

Pimpinan masyarakat dan politik mengutuk ancaman keji penembakan massal di sebuah masjid di Sydney, Australia. Investigasi besar-besaran dilakukan polisi terkait ancaman tersebut

Diperbarui 04 Mar 2025, 19:11 WIB

Diterbitkan 04 Mar 2025, 19:11 WIB

Liputan6.com, Sydney - Australian Islamic House – Masjid Al-Bayt Al-Islami di Edmonson Park menerima ancaman serangan pada Senin (2/3). Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (4/3) malam bahwa mereka telah menerima ancaman di Instagram yang mengatakan: "Saya akan melakukan Christ Church (sic) 2.0  di tempat ini."

Ancaman tersebut merujuk pada serangan keji terhadap sebuah masjid di Christchurch, Selandia Baru pada 5 Maret 2019, di mana pria kelahiran Australia Brenton Tarrant menewaskan 51 orang s etelah menyerbu gedung dan melakukakn penembakan massal.

 PM Australia Anthony Albanese mengeluarkan pernyataan tak lama setelah ancaman tersebut dipublikasikan.

"Ini menjijikkan dan tidak ada tempat untuk ini di Australia. Pihak berwenang mendapat dukungan penuh saya saat mereka menyelidiki masalah ini," kata PM Anthony Albanese seperti dikutip dari News.com.au, Selasa (4/3/2025).

“Mereka yang bertanggung jawab harus menghadapi hukum yang berlaku. Rasisme dan Islamofobia tidak akan ditoleransi," tegas PM Albanese.

Australian Islamic House mengatakan telah melaporkan ancaman tersebut kepada pihak berwenang, yang sedang melakukan penyelidikan, dan akan melanjutkan tarawih Ramadan, dengan peningkatan kehadiran polisi.

“Kami menanggapi ancaman ini dengan serius. Komunitas kami berhak merasa aman, dan kami mendesak pihak berwenang untuk bertindak cepat,” kata Mazhar Hadid, presiden masjid tersebut. "Kami juga menyerukan kepada masyarakat untuk bersatu melawan Islamofobia dan kebencian.”

Para pendukung masjid berkomentar di media sosial bahwa Islamofobia di Australia mengkhawatirkan, dan yang lainnya menyerukan agar penjaga keamanan ditempatkan di masjid tersebut.

Sebelumnya pada Februari, polisi menggandakan sumber daya investigasi Strike Force Pearl untuk meningkatkan patroli di seluruh komunitas Sydney setelah meningkatnya serangan anti-Semit.

Ancaman Tuai Kecaman

Perdana Menteri New South Wales (NSW) Chris Minns mengatakan hal itu sangat menyedihkan, terutama karena umat Muslim berpartisipasi dalam salat tarawih selama bulan Ramadan, yang dimulai pada hari Jumat (28/2).

“Ancaman rasis dan Islamofobia tidak akan ditoleransi dan akan ditindak tegas,” ucap PM NSW Chris Minns.

Menteri Multikulturalisme Steve Kamper mengatakan ancaman ini sangat memprihatinkan. “Tindakan yang dirancang untuk mengintimidasi dan memecah belah tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita. Yang terpenting, tempat ibadah harus selalu menjadi tempat berlindung yang aman bagi komunitas kita,” katanya.

“Apa pun suku bangsa, agama, atau negara kelahiran Anda, kita semua terikat – pertama dan terutama – oleh komitmen bersama kita satu sama lain sebagai warga Australia. Kami akan terus mendukung komunitas kami untuk memastikan mereka terlindungi dan aman,” ucap Steve Kamper.

Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Wali Kota Liverpool di New South Wales, Australia, Ned Mannoun mengimbau agar tetap tenang dan waspada, dan meminta siapa pun yang memiliki informasi untuk menghubungi polisi. “Hanya beberapa hari yang lalu, komunitas lokal kami berkumpul untuk merayakan dengan gembira pembukaan Rumah Islam Australia, proyek pembangunan masjid yang memakan waktu 25 tahun,” kata Mannoun.

“Hari ini, kegembiraan itu telah digantikan oleh rasa takut dengan ancaman serangan pembunuhan massal yang meniru peristiwa mengerikan di Christchurch pada tahun 2019 ketika lebih dari 50 jamaah tak berdosa dibunuh saat beribadah. Serangan terhadap satu Agama adalah serangan terhadap semua Agama. Penting bagi kita semua untuk bersatu dan tidak membiarkan kebencian tumbuh," tutur Mannoun.

“Baik itu komentar daring atau serangan kekerasan yang telah kita lihat terjadi pada Muslim Australia baru-baru ini, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menyerukan tindakan ini,” imbuh Mannoun.

Sejauh ini polisi mengonfirmasi bahwa pasukan penyerang meningkatkan aktivitas mereka setelah ancaman daring yang dibuat terhadap masjid Edmondson Park pada hari Senin (2/3).

“Tidak ada ancaman yang sedang berlangsung terhadap masyarakat dan penyelidikan awal mengungkapkan sumber ancaman itu dari luar negara bagian,” kata seorang juru bicara polisi.

“Kepolisian NSW menanggapi kejahatan kebencian dengan serius dan mendorong siapa pun yang menjadi korban kejahatan kebencian atau menyaksikan kejahatan kebencian untuk melaporkan masalah tersebut kepada polisi melalui Crime Stoppers.”

Loading

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita