Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Amerika Serikat Dunia Internasional Featured Greenland Logam Tanah Jarang

    AS dan Greenland Menyimpan Harta Karun Logam Tanah Jarang Terbesar, Segini Depositnya - Sindo

    8 min read

     Dunia Internasional, 

    AS dan Greenland Menyimpan Harta Karun Logam Tanah Jarang Terbesar, Segini Depositnya

    logo-apps-sindo

    Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

    Selasa, 22 April 2025 - 17:35 WIB

    AS dan Greenland Menyimpan...

    Amerika Serikat (AS) dan Greenland termasuk delapan negara yang memiliki cadangan terbesar mineral langka tanah jarang di dunia. Foto/Dok

    A A A

    JAKARTA 

    -

    Amerika Serikat (AS) 

    dan

     Greenland 

    termasuk delapan negara yang memiliki cadangan terbesar

     mineral langka tanah jarang 

    di dunia. Setidaknya berdasarkan data terbaru Survei Geologi AS tentang unsur tanah jarang, cadangan yang dimiliki AS dan Greenland lebih dari 1 juta metrik ton.


    BI Tegaskan Peran Penting Pekerja Migran Indonesia untuk Dorong Perekonomian

    Seperti diketahui Presiden terpilih AS, Donald Trump secara terang-terangan ini mencaplok Greenland dari Denmark dengan alasan keamanan nasional. Ia berencana menguasai pulau yang menjadi wilayah otonom Denmark tersebut.

    5 Negara Penguasa Harta Karun Logam Tanah Jarang di Dunia

    Dengan luas 2,2 juta kilometer persegi, Greenland kaya akan endapan emas , perak, tembaga dan uranium, dan diyakini memiliki cadangan minyak yang besar di perairan teritorialnya. Namun sekitar 80% permukaannya ditutupi dengan es.

    Namun sumber daya mineral melimpah yang tersimpan di Greenland, bisa menjadi alasan kenapa Presiden Donald Trump bersikeras bahwa AS bisa mencaplok pulau besar yang terletak di bagian utara Samudra Atlantik itu.


    Ini cadangan tanah jarang AS dan Greenland:

    - Amerika Serikat

    Cadangan tanah jarang: 1,9 juta metrik ton

    Sementara itu AS menempati posisi kedua untuk produksi tanah jarang pada tahun 2024 dengan 45.000 metrik ton. Namun untuk cadangan mineral langka ini, Amerika Serikat hanya menempati posisi ketujuh secara global yang mencapai sebesar 1,9 juta metrik ton.

    Penambangan tanah jarang di AS saat ini hanya ada pada tambang Mountain Pass California, yang dimiliki oleh MP Materials (NYSE:MP). MDO melaporkan bahwa MP Materials "sedang membangun kemampuan hilir (Tahap III) di Fasilitas Fort Worth untuk mengubah sebagian dari REO yang diproduksi di Mountain Pass menjadi magnet tanah jarang dan produk prekursornya."

    Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah AS terus memperkuat industri tanah jarang di negara itu. Pada April 2024, di bawah Pemerintahan Biden, Departemen Energi AS mengalokasikan USD17,5 juta untuk pengembangan empat tanah jarang dan mineral kritis serta teknologi pemrosesan bahan yang akan menghasilkan tanah jarang dari batubara sekunder dan produk sampingan batubara sebagai bahan baku.


    - Greenland

    Cadangan tanah jarang: 1,5 juta metrik ton

    Cadangan tanah jarang Greenland berjumlah 1,5 juta metrik ton, tetapi negara kepulauan itu saat ini tidak memproduksi logam. Namun memiliki dua proyek tanah jarang yang signifikan dengan cadangan besar, yakni proyek Tanbreez dan Kvanefjeld.

    Pada Juli 2024, Critical Metals (NASDAQ:CRML) menyelesaikan Tahap 1 akuisisi saham pengendali dalam proyek Tanbreez dari perusahaan swasta Tanbreez Mining. Perusahaan memulai pengeboran pada proyek tersebut pada bulan September untuk lebih memahami model sumber daya dan masa pakai tambang yang diproyeksikan dari deposit yang terkandung di dalamnya.

    wa-channel

    Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

    Follow

    Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

    Klik Disini 

    untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

    Infografis

    Houthi Klaim Mampu Gagalkan...

    Houthi Klaim Mampu Gagalkan Serangan Udara AS dan Inggris

    LG Batal Tanam Investasi...

    50 menit yang lalu

    Cara Daftar Koperasi...

    1 jam yang lalu

    Resmi di Bawah OJK,...

    1 jam yang lalu

    Dukung Swasembada Pangan,...

    2 jam yang lalu

    Indonesia Bukan Lagi...

    2 jam yang lalu

    Emas Terus Cetak Rekor,...

    2 jam yang lalu

    Komentar
    Additional JS