Miliarder Amerika Ramai-ramai Kecam Tarif Trump, Siapa Saja? | Sindonews - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image

Post Top Ad

demo-image

Miliarder Amerika Ramai-ramai Kecam Tarif Trump, Siapa Saja? | Sindonews

Share This
Responsive Ads Here

 Dunia Internasional, 

Miliarder Amerika Ramai-ramai Kecam Tarif Trump, Siapa Saja? | Halaman Lengkap

alt-logo

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

Rabu, 09 April 2025 - 16:41 WIB

Miliarder Amerika Ramai-ramai...

Sejumlah pemodal dan miliarder Amerika melayangkan kritik terhadap Presiden Donald Trump terkait tarif besar-besaran yang diumumkan pekan lalu. Foto/Dok

A A A

JAKARTA 

- Sejumlah pemodal dan

miliarder Amerika 

melayangkan kritik terhadap Presiden

Donald Trump 

terkait tarif besar-besaran yang diumumkan pekan lalu. Menurut kalangan investor, kebijakan Trump tidak disusun dengan baik dan memperingatkan

tarif impor 

baru bisa berdampak serius bagi ekonomi AS.

Pada 2 April, Trump memberlakukan tarif minimum 10% pada semua impor dan memperkenalkan bea "timbal balik" mulai dari 11% hingga 50% pada puluhan negara yang dia tuduh mempertahankan ketidakseimbangan perdagangan yang tidak adil.

Kebijakan tarif baru AS langsung dibalas oleh China dengan menerapkan tarif timbal balik sebesar 34% pada impor AS. Sedangkan sejumlah negara lain mengisyaratkan bersedia membuka pintu bernegosiasi dengan Washington, meski tidak sedikit yang bersiap melakukan aksi balasan jika pembicaraan gagal.

Donald Trump Ngamuk, AS Gebuk China dengan Tarif 104%

Pasar global telah bereaksi tajam, dengan indeks utama di AS, Eropa, dan Asia turun selama tiga hari berturut-turut. CEO JPMorgan, Chase Jamie Dimon mengecam tarif dalam surat tahunannya kepada pemegang saham, dimana Ia memperingatkan bahwa tarif tersebut "mungkin akan meningkatkan inflasi" dan risiko resesi, dengan efek negatif yang sulit disembuhkan.

Sedangkan Ken Langone, miliarder salah satu pendiri peritel Home Depot, mengkritik tarif Trump terlalu tinggi dan terburu-buru. Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times yang diterbitkan pada hari Senin, dia menggambarkan tarif tambahan 34% pada China dianggap "terlalu agresif, terlalu cepat," dan menyebut pungutan 46% pada Vietnam sebagai "omong kosong."

"Saya tidak mengerti rumusnya," kata Langone, yang juga mendesak pendekatan yang lebih terukur, seperti tarif 10% secara menyeluruh dengan keringanan yang dinegosiasikan berdasarkan kasus per kasus.

Dia menambahkan, berharap Trump pada akhirnya melanjutkan pembicaraan dengan mitra dagang AS karena "saat ini, apa yang ditakuti semua orang adalah perang tarif."

Selanjutnya ada investor Hedge fund, Stanley Druckenmiller, mentor dekat Menteri Keuangan Scott Bessent, memposting pernyataan singkat di X pada hari Minggu: "Saya tidak mendukung tarif melebihi 10%."

Miliarder Bill Ackman yang juga investor kawakan menyebut tarif itu sebagai "perang nuklir ekonomi" dalam sebuah postingan di X. Dia menyerukan, agar tarif tetap 10% masih boleh berlaku untuk "hak istimewa" akses ke pasar AS, tetapi menyarankan agar menghentikan bea timbal balik selama 90 hari untuk memungkinkan adanya negosiasi.

Perhitungan ekonomi yang menjadi landasan kebijakan tarif Trump dikecam Bill Ackman, menurutnya sebagai hasil dari penasihat ekonomi yang dia sebut tidak kompeten. "Ekonomi global sedang turun karena matematika yang buruk," tulisnya.

Bahkan orang terkaya sejagat, Elon Musk ikut melayangkan kritik meskipun berada dalam lingkaran pemerintah Trump saat ini sebagai kepala efisiensi. Dia memposting serangkaian komentar di media sosial yang menargetkan kritiknya terhadap penasihat perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro sebagai arsitek utama rencana tarif.

Selain itu ada juga saudara laki-laki Musk, anggota dewan Tesla Kimbal Musk, juga mengutuk tarif tersebut, menyebutnya sebagai "pajak struktural dan permanen pada konsumen Amerika."


Negosiasi

Sementara itu Menteri Keuangan, Bessent mengatakan, bahwa Washington terbuka untuk "negosiasi yang berarti" dengan mitra dagang dalam beberapa minggu mendatang. Akan tetapi dia memberikan catatan, hanya mereka yang telah menanggapi "positif" tarif Trump.

Baca Juga: Ambisi dan Mimpi Donald Trump

Dia mengkritik China atas respons balasan pungutan, dan menuduh Beijing "memilih untuk mengisolasi dirinya dengan membalas dan menggandakan perilaku negatif sebelumnya." China sebelumnya menggambarkan tarif impor baru AS sebagai "intimidasi ekonomi" dan memperingatkan bahwa mereka dapat mengacaukan seluruh sistem perdagangan global.

(akr)

wa-channel

Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

Follow

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

Klik Disini 

untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

Infografis

Hindari Tarif Trump,...

Hindari Tarif Trump, Apple Terbangkan 1,5 Juta iPhone dari India

Uni Eropa Bakal Pakai...

6 menit yang lalu

Rusia Masih Jadi Ancaman,...

34 menit yang lalu

Standard Chartered Uji...

9 jam yang lalu

Pengamat Energi: Blending...

10 jam yang lalu

Senator AS Minta Trump...

14 jam yang lalu

Penjualan Emas Melesat,...

15 jam yang lalu

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages