TNI AU Diam-diam Amati Pesawat AEW&C di Pangakalan Udara Konya Turki Padahal Indonesia Sudah Dikabarkan Batal Beli - Zona Jakarta - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

TNI AU Diam-diam Amati Pesawat AEW&C di Pangakalan Udara Konya Turki Padahal Indonesia Sudah Dikabarkan Batal Beli - Zona Jakarta

Share This
Responsive Ads Here

 

TNI AU Diam-diam Amati Pesawat AEW&C di Pangakalan Udara Konya Turki Padahal Indonesia Sudah Dikabarkan Batal Beli - Zona Jakarta

ZONAJAKARTA.COM- TNI AU Indonesia sudah lama butuh setidaknya empat pesawat AEW&C.

Saat ini TNI AU Indonesia tidak dilengkapi dengan pesawat peringatan dini dan pengendalian udara (AEW&C) apapun.

Tidak adanya pesawat AEW&C disebut Defense Today membuat TNI AU memesan pesawat patroli maritim (MPA) CASA CN 235 (sekarang Airbus C235) yang dilengkapi sistem telepon dan sistem Star Safire HDI FLIR pada tahun 2012.

TNI Angkatan Udara sudah lama memiliki kebutuhan untuk setidaknya empat pesawat AEW&C dan menjadi perhatian utama pada Airbus C295.

Ini adalah pesawat angkut taktis berukuran sedang yang dirancang dan diproduksi oleh perusahaan kedirgantaraan Spanyol CASA.

Pengembangan C-295 dimulai pada tahun 1990an sebagai turunan dari pesawat angkut CASA/IPTN CN-235 yang sukses.

Baca Juga:

C-295 juga dirancang dan diproduksi untuk memfasilitasi berbagai peran.

C-295 mampu melakukan misi intelijen sinyal elektronik (ELINT), evakuasi medis (MEDEVAC), dan patroli maritim (MPA).

Airbus Defense and Space dan IAI/ELTA, pemimpin dalam sistem peringatan dini lintas udara yang canggih, mempersembahkan C295 AEW&C baru.

C-295 AEW&C adalah versi peringatan dini udara yang dilengkapi dengan radome 360 ​​​​derajat EL/W-2090.

Sementara itu, sistem Erieye AEW&C milik Saab, yang mengintegrasikan sistem Erieye ke dalam Saab 2000 yang sudah ada, sedang dipertimbangkan sebagai salah satu kandidat.

Pada awal tahun 2023 lalu, media asing Janes menyebut Kementerian Keuangan Indonesia (Kemenkeu) disebut telah menyetujui rencana negara untuk membeli dua pesawat peringatan dini dan pengendalian udara (AEW&C) baru, dengan pinjaman yang bersumber dari pemberi pinjaman asing.

Baca Juga:

TNI AU Diam-diam Amati Pesawat AEW&C di Pangakalan Udara Konya Turki Padahal Indonesia Sudah Dikabarkan Batal Beli

Dikutip Zonajakarta.com dari Janes edisi 9 Maret 2023, persetujuan tersebut berarti Kementerian Pertahanan Indonesia (Kementerian Pertahanan) kini dapat secara resmi memulai proses evaluasi jenis pesawat dan sumber yang sesuai bagi pemberi pinjaman asing untuk mendanai program tersebut.

"Dokumen yang diberikan kepada Janes menunjukkan bahwa plafon yang disetujui untuk program pinjaman adalah USD800 juta, dan harus mencakup pengiriman dua badan pesawat, bersama dengan komponen terkait, peralatan layanan, dan paket pelatihan.

Pengadaan pesawat AEW&C merupakan tambahan dari daftar 16 program pada tahun ini, yang izin untuk mengambil pinjaman luar negeri telah diberikan oleh Kementerian Keuangan, dengan syarat kontrak formal ditandatangani dengan Kementerian Pertahanan paling lambat tanggal 31 Desember 2023.

Namun, untuk program AEW&C, Kementerian Pertahanan memiliki jangka waktu dan kontrak yang lebih panjang, sehingga harus ditandatangani paling lambat tanggal 31 Desember 2024.

Jika kontrak tidak terwujud pada saat itu, persetujuan untuk mengambil pinjaman luar negeri akan hilang," jelas Janes.

Dikutip Zonajakarta.com dari Janes edisi 26 Februari 2024, Kementerian Pertahanan Indonesia disebut telah mengajukan proposal kepada Kementerian Keuangan, meminta untuk membatalkan persetujuan pinjaman luar negeri yang dialokasikan untuk pesawat peringatan dini dan pengendalian udara (AEW&C) dan 15 program pengadaan kecil lainnya.

Sebaliknya, Kementerian Pertahanan ingin alokasi ini dialihkan ke upaya yang telah lama tertunda untuk melengkapi TNI Angkatan Laut dengan fregat Frégate Européenne Multi-Mission (FREMM), menurut surat tertanggal 9 Desember 2023 antara kedua kementerian.

Salinan surat ini diberikan kepada Janes di Singapore Airshow 2024 oleh sumber pemerintah.

Meski kabar pembatalan pembelian pesawat peringatan dini dan pengendalian udara oleh Indonesia sudah beredar di media internasional, namun TNI AU rupanya belum menyerah mempelajari AEW&C.

Bahkan, dikutip Zonajakarta.com dari unggahan akun Instagram resmi TNI AU pada 21 April 2025, Angkatan Udara Indonesia sampai mengamati penggunaan AEW&C ke pangkalan udara Turki.

SnapInstato_491468752_2391785921180546_6642379128950291556_n-475037999

"TNI Angkatan Udara (TNI AU) terus memperluas jalur diplomasi dan inovasi untuk memperkuat sistem pertahanan yang adaptif dan terintegrasi.

Baca Juga:

TNI AU Diam-diam Amati Pesawat AEW&C di Pangakalan Udara Konya Turki Padahal Indonesia Sudah Dikabarkan Batal Beli

Salah satu langkah konkret dalam kerangka tersebut diwujudkan melalui kunjungan Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) Marsekal Madya TNI Andyawan Martono Putra, S.I.P., M.Tr.(Han)., yang didampingi Irjenau Marsda TNI Jemi Trisonjaya, M.Tr.Han., Asrena Kasau Marsda TNI Ian Fuadi dan Aslog Kasau Marsda TNI T.B.H. Age Wiraksono, S.I.P., M.A, ke kantor pusat Havelsan di Ankara serta Airborne Early Warning and Control (AEW&C) and Command Center di Konya Air Force Base, Turki.

Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen TNI AU untuk menyerap best practices di tingkat global dan mengeksplorasi teknologi mutakhir yang relevan dengan kebutuhan operasional TNI AU di masa depan.

Dalam kunjungannya ke Havelsan, Wakasau menerima paparan yang sangat komprehensif mengenai sistem Command, Control, Communication, Computers, and Intelligence (C4I), simulasi berbasis AI, dan sistem interoperabilitas yang telah mendukung efektivitas operasional Turkish Air Force (TAF).

Peninjauan ini menjadi titik tolak penting dalam mengekplorasi potensi kolaborasi yang saling menguntungkan, baik dalam konteks pengembangan teknologi maupun peningkatan kapabilitas sumber daya manusia.

Sementara itu, kunjungan ke Pangkalan Udara Konya menghadirkan pengalaman langsung dalam memahami aspek operasional AEW&C dan sistem kendali udara strategis.

Interaksi dengan para personel Turki memberi perspektif yang berharga mengenai integrasi pesawat peringatan dini ke dalam sistem pertahanan nasional yang responsif dan terhubung secara real-time.

Baca Juga:

Kunjungan ini mencerminkan semangat saling percaya dan keinginan untuk mempererat hubungan antara Angkatan Udara kedua negara, sekaligus menjadi bagian dari upaya TNI AU dalam mengembangkan postur pertahanan udara yang adaptif, modern, dan berorientasi pada keunggulan teknologi sebagai fondasi pertahanan Indonesia di masa depan," jelas akun Instagram @militer.udara dalam unggahannya.

***

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages