AS Sudah Kasih Cuma-cuma BAK-12, Tentara Amerika Gembleng Calon Operator Kabel Penahan Laju Jet Tempur TNI AU Biar Dapat Sertifikat - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.COM- Indonesia selama ini telah menjadi operator F-16 buatan Lockheed Martin Amerika Serikat (AS) sejak lama.
Bahkan, Indonesia sampai diberi hal istimewa oleh AS untuk bisa meningkatkan kemampuan F-16 miliknya, dengan Lockheed Martin untuk membangun fasilitas Enhanced Mid-Life Update (eMLU).
Lewat program Falcon STAR e-EMLU, jet tempur F-16 TNI AU Indonesia berhasil dirombak kemampuannya tanpa harus dibawa jauh-jauh ke pabrikannya Lockheed Martin AS.
Prestasi ini cukup membanggakan pasalnya Indonesia adalah salah satu pelanggan F-16 yang dikasih langsung oleh program Amerika Serikat (AS) Falcon STAR-eMLU (Mid Life Upgrade).
Melalui Falcon STAR-eMLU dari AS, maka umur pakai jet tempur F-16 milik TNI AU Indonesia menjadi meningkat (dari 8000 jam menjadi 12 ribu jam).
Dengan adanya fasilitas eMLU ini, Indonesia bisa melakukan perawatan tingkat berat sekaligus upgrade bagi armada F-16 miliknya.
Baca Juga:
Falcon STAR bertujuan untuk memperpanjang umur pesawat F-16 Indonesia.
“Semua F-16 C/D 52ID TNI AU juga menjalani modifikasi struktur rangka pesawat dengan program Falcon STAR (Structural Augmentation Roadmap) sehingga umur rangka pesawat menjadi lebih dari 10.000 jam,” tulis tni-au.mil.id.
Tak cuma memberikan Indonesia izin memiliki fasilitas perombakan pesawat F-16, AS rupanya juga menjaga hubungan baik dengan NKRI dengan memberikan perangkat pendukungnya secara cuma-cuma melalui hibah.
Dikutip Zonajakarta.com dari rilis resmi TNI AU pada 19 Mei 2025, Indonesia diketahui menerima hibah sistem Arresting Cable BAK-12, Highline Dock, dan Emergency Airfield Lighting System dari AS.
Bahkan, TNI AU bersama US Air Force menggelar pelatihan sistem Arresting Cable BAK-12, Highline Dock, dan Emergency Airfield Lighting System di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (16/5/2025).
BAK-12 atau Barrier Arresting Kit-12 merupakan perangkat kabel penahan laju pesawat tempur seperti F-16 Fighting Falcon, yang dipasang di ujung landasan pacu untuk menghentikan pesawat secara cepat dan aman, khususnya di lanud yang memiliki panjang runway terbatas.

Baca Juga:
Perangkat berukuran besar dengan berat mencapai 24 ton ini merupakan bagian dari sistem keselamatan penerbangan dalam situasi darurat.

"Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia melalui TNI AU dan Pemerintah Amerika Serikat, yang tidak hanya memperkuat hubungan bilateral, tetapi juga mendukung peningkatan profesionalisme teknis personel TNI AU.
TNI AU diwakili oleh Letkol Sus Edi Putra, sedangkan dari pihak US Air Force diwakili oleh Major Jee Chung.
Selain perangkat BAK-12 yang diberikan pada 2025, TNI AU juga telah menerima Highline Dock pada 2022 dan Emergency Airfield Lighting System pada 2025 sebagai hibah dari Pemerintah Amerika Serikat.
Dalam sambutannya, Letkol Sus Edi Putra menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Amerika Serikat atas dukungan pelatihan yang komprehensif, mencakup pengenalan, pemasangan, pengoperasian, dan perawatan peralatan.
Pelatihan ini bertujuan agar para personel TNI AU mampu mengoperasikan perangkat secara profesional dan siap mendukung kelancaran operasional penerbangan militer dengan standar keselamatan tinggi.
Baca Juga:
Pelatihan ini diikuti oleh 40 personel TNI AU, yang terdiri atas 16 peserta untuk pelatihan BAK-12, 8 peserta untuk Highline Dock, dan 16 peserta lainnya untuk sistem pencahayaan darurat landasan.
Usai pelatihan, seluruh peserta akan memperoleh sertifikat dan Kartu Tanda Operator resmi sebagai pengakuan atas kompetensinya dalam mengoperasikan sistem tersebut.
Kegiatan ini menjadi bagian dari implementasi nilai-nilai TNI AU AMPUH (Adaptif, Modern, Profesional, Unggul dan Humanis) yang terus digaungkan oleh Kasau Marsekal TNI M. Tonny Harjono, S.E., M.M., sebagai upaya membangun TNI AU yang tangguh dan siap menghadapi berbagai tantangan operasional, baik di masa damai maupun dalam situasi kontinjensi," jelas TNI AU dalam rilis resminya.

Sementara itu, dikutip Zonajakarta.com dari rilis resmi Pangkalan Udara Ramstein Amerika Serikat pada 15 Juli 2024, BAK-12 adalah penghalang mekanis yang membantu memperlambat pesawat saat mendarat.



Uji sertifikasi dilakukan dengan berhasilnya F-16 melewati sistem tersebut, yang membuat pesawat berhenti total.
Begitu F-16 berhenti, sistem BAK-12 dan pesawat diperiksa secara menyeluruh.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar