Bukan Bebaskan Pajak Kendaraan Warga Jawa Timur, Gubernur Khofifah Pilih Gelontorkan Dana Rp31,3 M Buat ini - PR Surabaya
PR SURABAYA- Mengulik sisi kepemimpinan Khofifah Indar Paransa memang selau menarik. Apalagi, Gubernur Jawa Timur 2025-2030 ini tak kunjung mewujudkan keinginan warga melakukan pembebasan pajak kendaraan bermotor (PKB).
Namun tidak demikian dengan program beasiswa. Gubernur Khofifah memastikan bakal menggelontorkan dana untuk kalangan santri hingga Rp31,3 miliar melalui Program Beasiswa Santri Unggul 2025.
Beasiswa ini menjadi salah satu janji politik pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak pada Pilgub Jatim 2024 lalu.
Beasiswa Santri Unggul di Jawa Timur
Gubernur Khofifah menyebut beasiswa yang dikelola Lembaga Pengembangan Pendidikan Diniyah (LPPD) Provinsi Jatim itu akan diberikan kepada 1.193 santri penerima manfaat.
"Santri bukan hanya penjaga nilai moral dan spiritual, tetapi juga aset intelektual bangsa," cetus Khofifah mengungkap alasan pemberian beasiswa yang dikutip dari Antara, Kamis, 22 Mei 2025.
"Ketika mereka diberi akses pendidikan tinggi, mereka akan tumbuh menjadi pemimpin masa depan yang visioner, berakhlak, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat," sambung dia.
Lebih dari Sekedar Beasisw
Menurut Khofifah, program beasiswa ini bukan semata bantuan biaya pendidikan, namun merupakan langkah strategis dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif dan berakar kuat pada nilai-nilai karakter.

"Kita tengah menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan berintegritas. Pesantren adalah kawah candradimuka terbaik untuk pembentukan karakter tersebut," papar Khofifah yang juga masih dipercaya sebagai Ketua Umum Muslimat NU ini.
Rincian Dana Beasiswa Santri Unggul 2025
Total alokasi anggaran beasiswa tahun 2025 ini mencapai Rp31,3 miliar yang dibagi dalam lima skema:
- Beasiswa jenjang S1 untuk 518 santri sebesar Rp6,3 miliar
- Beasiswa S2 untuk 225 santri senilai Rp4,27 miliar
- Beasiswa S3 untuk 40 santri sebesar Rp3 miliar.
- Beasiswa Ma’had Aly untuk 380 santri dengan anggaran Rp6 miliar
- Beasiswa S2 di Universitas Al-Azhar Kairo bagi 30 santri dengan total anggaran Rp11,28 miliar.
Sejak pertama kali digagas pada 2019, program ini telah menjangkau 6.876 santri dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Menurut Khofifah, keberadaan pesantren dan santri di Jatim adalah potensi strategis dalam mendukung pembangunan nasional, baik dari sisi moralitas maupun inovasi.
"Santri harus dilihat sebagai agen transformasi sosial. Mereka bisa menjadi akademisi, teknokrat, diplomat, bahkan entrepreneur. Kita hanya perlu membuka akses, membimbing, dan mempercayakan mereka dengan tanggung jawab," jelas mantan Menteri Sosial (Mensos) ini.
Siapkan Generasi Emas yang Islami
Khofifah menambahkan program ini juga mendukung misi besar Pemprov Jatim dalam menyiapkan Generasi Emas 2045—yakni generasi muda yang kompeten, adaptif, dan mampu bersaing secara global tanpa meninggalkan akar keislaman dan kebangsaan.
Lebih lanjut, Khofifah menyebut bahwa Pemprov Jatim memberikan perhatian khusus kepada pesantren yang memiliki perguruan tinggi, terutama dalam peningkatan kapasitas dosen tetap melalui beasiswa S2 dan S3.
“Saat ini sudah ada 14 dosen pesantren yang lulus S3. Ke depan, kita juga mulai mengirim mahasiswa program S2 ke Universitas Al-Azhar Mesir, menggantikan pengiriman beasiswa jenjang S1 yang sebelumnya telah berjalan,” ungkap Khofifah bangga.


Ia berharap santri yang belajar ke Al-Azhar tidak hanya menjadi sarjana, tetapi juga pulang sebagai ulama, sesuai pesan KH Maimun Zubair.
Gubernur Jatim dua periode lalu mengajak seluruh elemen bangsa menjadikan peringatan Hari Kebangkitan Nasional sebagai momentum kebangkitan kolektif dalam menyiapkan generasi masa depan Indonesia.
“Insya Allah, dari para santri hari ini akan lahir pemimpin-pemimpin besar esok hari yang membawa ilmu, akhlak, dan semangat kebangsaan,” pungkas Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. ***

Tidak ada komentar:
Posting Komentar